Sang pemimpin pelayan bagi umat (2)

Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main saja?, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?. Maka Maha tinggi Allah Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Dia. Tuhan yang mempunyai Arsy yang mulia”

Q.S. Al Mukminun 115-116


Hingar bingar suasana para calon pemimpin bangsa mendominasi aspek kehidupan kita, Kalau hari-hari kemarin pada waktu suasana kampanye dan umbar janji para juru kampanye berbaur menjadi satu mewarnai lingkungan kita dengan berbagai visi dan misi yang di paparkanya dan tak luput pula adanya janji-janji untuk kebaikan bagi masyarakatnya, sekarang kita tinggal menunggu realisasi para calon pemimpin yang kita percayakan kepada mereka untuk bisa menyalurkan aspirasi rakyat. Bagi mereka yang terpilih barangkali ada suatu kebahagiyaan tersendiri, dan bagi mereka yang belum terpilih mudah-mudahan tidak menjadikan mereka berbuat tidak baik, barang kali yang dikehendaki Allah SWT itulah yang terbaik bagi mereka. Mudah-mudahan para calon pemimpin yang telah kita percayakan urusan rakyat kepada mereka bisa menjalankan tugasnya dengan baik.


.Kemenangan sesungguhnya


Kita tentunya menyadari bahwa kemenangan adalah harapan semua orang yang mengikuti sebuah kompetisi yang teruji dengan berbagai macam persoalan dan persaingan. Demikian juga manusia yang hidup didunai ini berada dalam suasana penuh persaingan dengan segala ujian. Karena sesungguhnya kita dicipta untuk berkompetensi untuk menjadi yang terbaik dihadapan sang pencipta. Allah SWT befirman “Dialah (Allah) yang menciptakan kematian dan hidup untuk menguji siapakah diantara kaliam yamg baik amalanya…”.Q.S. Al Mulkayat 2


Namun sebenarnaya kemenangan macam apakah yang semestinya memberikan manfaat bagi kita dan seluruh alam ini sehingga kita benar-benar menjadi “The rel winner” pemenang yang sesungguhnya?

Islam selalu menyeru umatnya untuk memenangkan diri dari keterperdayaan oleh dunia ini karena gemerlap dunia tiada lain banyak membawa dan menyeret manusia untuk jauh dari keridloaNya, barang siapa yang larut atas indahnya dunia dan jauh dari rahmatnya sesungguhnya kerugian besar yang didapatinya, berpandailah seseorang untuk bisa menjadi pemenang dengan kemenangan yang sesungguhnya yaitu kemenangan dunia dan aherat, tidak kemenangan yang sifatnya semu.

Kemenangan (Al falah) adalah perolehan kebahagiaan (As Sa’adah) dari sesuatu yang dikehendaki artinya seseorang akan merasa menang jika ia bahagia akan tujuan yang tercapai, dimana dasar utama kemenangan yang sesungguhnya adalah As Saadah, bisa jadi seseorang mencapai suatu tujuan akan tetapi dia belum mendapatkan suatu kebahagiyaan maka sesungguhnya ia belumlah mendapatkan arti dari suatu kemenangan.


Dimanakah pertolongan Allah?


Inilah barangkali pertanyaan yang sering terlontar pada diri kita tetkala menghadapi banyak masalah, banyak orang yang menyarankan tetkala kita dirundung susah dan masalah maka hendaklah memperbanyak doa kepada Allah SWT untuk memohon pertolonganya atas segala problem yang kita hadapi, karena hanya kepada-Nyalah kita memohon pertolongan, barang kali nasehat ini yang sering kita dengar terutama dalam mimbar-mimbar hutbah.


Namun dapatkah kita memegang kuat konsep ini manakala kita sendiri sedang menghadapi persoalan yang pelik dan sangat menekan pikiran kita?. Awalnya kita mungkin yakin tetkala kita mendapat suatu permasalahan lalu kita mencari solusinya lalu kita juga rajin berdoa memohon pertolongan kepada Allah SWT. Energi dan konsentrasi terus kita kerahkan untuk mencari solusi, sementara disisi lain doa dan beribadah terus kita lakukan dengan husyu’ dan penuh harap kita akan mendapatkan solusi sebagaimana yang kita harapkan jadi dalam pikiran kita ada blue print solusi yang kita inginkan, jika ternyata solusi yang telah tercetak dalam otak kita terbukti menjadi kenyataan maka kita akan mengatakan bahwa Allah SWT telah mengabulkan permohonan doa kita dan Allah telah menolong kita, lalu bagaiman jika solusi yang kita harapkan belum terwujud menjadi kenyataan?, akankah kita mengatakan bahwa doa kita tidak terkabul?, atau kita berkata Allah tidak mendengarkan doa kita?, atau sebenarnya Allah SWT senantiasa mendengar dan mengabulkan serta menolong kita hanya saja kita sendiri yang tidak menyadari akan pertolongan Allah tersebut


Bentuk pertolongan Allah SWT


Berbicara akan pertolongan Allah SWT sesuatu hal yang tidak mudah dipahami karena tidak semua pertolongan Allah itu selalu datang dalam bentuk yang sesuai dengan keinginan kita, sangatlah mungkin Allah SWT memberikan pertolongan dalam bentuk yang barang kali bertentangan dengan akal kita


Karakteristik pertolongan Allah selalau datang tepat pada waktu yang telah ditatapkan oleh-Nya dan dalam bentuk yang dikehendaki-Nya, untuk tujuan yang telah digariskan-Nya, dengan proses yang ada dalam sekenario-Nya oleh karena itu bentuk pertolongan Allah bukanlah hal yang mudah untuk bisa dipahami kecuali bagi orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dengan sesungguh-sungguhnya, manusia yang hatinya terikat kepada-Nya karena hakekat hati mnusia sangat lemah. Dalam menghadapi perjuangan hidup yang panjang penuh dengan pengorbanan cobaan yang datang bertubi-tubi, penderitaan yang melelahkan jiwa, sementara penyelesaian dan cita-cita tak kunjung menjadi kenyataan maka hati mudah dihantui keragu-raguan, menyerah, putus asa, bahkan tidak percaya kepada janji kebesaran pertolongan Allah SWT.


Tetapi bagi orang-orang yang beriman sungguh mereka yakin akan janji Allah SWT karena Allah tidak akan pernah ingkar janji, sebetulnya yang perlu kita pikirkan bukanlah bentuk pertolongan Allah, akan tetapi bagaimana jalan yang harus kita tempuh agar Allah SWT memberikan pertolongaNya.


Akankah datang pertolongan?


Sebagai seorang muslim rasa optimis haruslah ditanamkan dalam sanubarinya bahwa Allah SWT amat mendengar dan mengabulkan apa yang menjadi permintaan para kekasihnya semakin mendekat seorang kepadaNya maka semakin dekat pula Allah SWT kepada hambaNya sehingga apa yang menjadi jeritan hatinya senantiasa didengar olehNya, adapun upaya-upaya yang harus dibangun agar dicintai serta mendapat pertolongan Allah diantaranya


Pertama memantapkan keimanan dan keyakinan. Seorang hamba yang imanya kuat, tidak tergoyahkan oleh apapun, bila diperdengarkan Asma Allah hatinya akan bergetar dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya imanya akan bertambah mereka sungguh-sungguh jujur dalam menjalankan perintahNya, maka amatlah dekat Allah untuk menolongnya sebagaimana firmanya “… dan kami selalu berkuwajiban menolong orang-orang yang beriman”.Q.S. Ar Rum ayat 47


Kedua Pertolongan Allah bersifat Aksioma, sebagai konsekwensi dari ketaatan para hamba, karena itu syarat datangnya pertolongan Allah tiada lain kita semakin banyak menolong agama Allah maka pertolongan Allah akan lebih dekat datang kepada diri kita sebagaimana firmanya “hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong agama Allah niscaya Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu “Q.S. 47 ayat 7


Ketiga Bersungguh-sungguh dengan mengerahkan segenap pengorbanan, tenaga dan waktu dijalan Allah SWT sebagaiman firmaNya “Dan orang-orang yang berjihad(untuk mencari keridloan) kami, benar-benar akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami”Q.S. 29 ayat 69


Keempat bersabar atas segala ujian yang dihadapinya karena bersabar atas penderitaan dan kesenangan menjadikan kita selalu dekat kepada Allah sebagaiman telah dijanjikan “Hai orang-orang yang beriman bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung” Q.S. Ali Imron ayat 200

Wallahu ‘Alam.




0 komentar: