Zina, Sumber Malapetaka

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya yang perbuatan itu amat keji dan dibenci oleh Allah dan seburuk-buruk jalan yang ditempuh”. Q.S. An Nisa’22

Kalau disebut kata “ZINA” barang kali masih banyak yang merasa jijik mendengarnya. Termusak kata-kata “PELACUR” barang kali kita akan merasa muak mendengarnya. Tetapi jika kata-kata itu diganti denagn bahasa dan kemasan yang lebih modern dan lebih “manusiawi” maka kesanya akan lain bahkan seakan-akan maknanya menjadi berubah. Perbuatan yang jelas-jelas hukumnya haram berubah seakan-akan haram akan tetapi “Dimaklumi” Dan tidak mustahil suatu saat masyarakat tidak bisa membedakan lagi mana yang halal dan mana yang haram..

Dengan publikasi yang intensif dan canggih disertai pendapat “tokoh-tokoh” yang “idola public” maka “Pendidikan” masyarakat semacam ini akan berlangsung amat cepat. Kita bisa melihat tayangan-tanyangan televisi yang telah difatwakan haram oleh salah satu organisasi islam besar dinegeri ini justru mempunyai rating yang sangat tinggi, artinya disukai oleh sebagian masyarakat . Oleh karena itu kemasan-kemasan yang menarik atas sesuatu yang haram harus menjadi perhatian umat islam termasuk juga dengan masalah zina…..

Apapun kemasanya bahwasanya zina adalah perbuatan yang diharamkan oleh agama Artinya apa yang diharamkan pasti membawa madlorot , kebinasaan, bagi manusia, percayalah….amat bahgialah mereka yang mempercayai penjelasan Al Qur’an

Bahaya dan dosa zina

Sebagian dari bahaya zina adalah :merusak kejelasan nasab keturunan, menghancurkan kesucian dan kehormatan diri, menimbulkan permusuhan, serta perasaaan benci diantara manusia, pengrusakan terhadap kehormatan, dan meluluhkan tatanan kehidupan.

Al Imam Ahmad berkata “Aku tidak mengetahui sebuah dosa, setelah dosa membunuh jiwa yang lebih besar dari pada perbuatan dosa zina”.

Dan Allah SWT menegaskan dalam pengharamanya dalam firmanya :”Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah SWT (membunuhnya kecuali) dengan alasan yang benar dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu nisacaya dia mendapat pembalasan dosanya yakni akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu dalam keadaan terhina kecuali orang-orang yang mau bertaubat …”. Al Furqon 68-70

Dalam ayat tersebut Allah SWT menggandengkan dosa zina dengan syirik dan membunuh jiwa, dan vonis hukumanya adalah kekal dalam adzab yang berat yang berlipat ganda . Hanya Allah SWT yang berhak memberikan pengampunan, dan tida lain kecuali untuk berbuat baik bagi pelakunya, dengan mengharap kasih sayang-Nya . Allah SWT berfirman :…..Sesunguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji (fahisah) dan suatu jalan yang buruk”.Q.S Al Isro’ 32.

Disisi lain Allah SWT menjelaskan tentang kejinya praktek zina dangan kata fahisah. Maknanya adalah perbuatanya keji atau kotor yang sudah mencapai tingakat yang tinggi dan dapat diakui kekejianya oleh setiap orang berakal bahkan oleh sebagian banyak binatang, sebagaimana disebutkan oleh Al Bukhori dalam sohihnya dari Amr bin Maimun Al Audi, dia berkata :”Aku pernah melihat pada masa jahiliyah seekor kera jantan yang berzina dengan kura-kura betina lalu datanglah kawanan kera mengerumuni mereka berdua dan melempari keduanya sampai mati”.

Kemudian Allah SWT juga memberi tahukan bahwa praktek zina adalah seburuk-buruk jalan. Karena merupakan jalan kebinasaan, kehancuran .dan kehinaan di dunia, siksaan dan adzab diaherat nanti. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji yang dibenci Allah SWT dan seburuk-buruk jalan yang ditempuh”. Q.S An Nisa 22

Allah SWT juga menggantungkan keberuntungan seorang hamba pada kemampuanya dalam menjaga kehormatan. Tak ada jalan menuju keberuntungan tanpa menjaga kehormatan. Allah SWT berfirman “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat dan orang-orang yang menjaga kemaluanya kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang dibalik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas”. Q.S Al Mukmin 1-7.

Dalam ayat-ayat ini ada tiga hal yang diungkapkan yaitu,

Pertama, Bahwa orang yang tidak menjaga kemaluanya, tidak akan termasuk orang yang beruntung, Kedua, Dia akan termasuk orang yang tercela dan yang ketiga dia termasuk orang yang melampaui batas, jadi dia tidak akan mendapatkan keberuntungan serta berhak mendapat predikat “melampaui batas” dan jatuh pada tindakan yang membuatnya tercela , padahal beratnya beban dalam menahan syahwat itu lebih ringan ketimbang menanggung sebagian akibat yang disebutkan tadi. “Dan orang-orang yang memelihara kemaluanya kecuali terhadap istri-istrinya mereka atau budak-budak yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela, Barang siapa mencari yang dibalik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Q.S. Al Ma’arij 31.

Mencegah zina

Allah SWT memerintahkan rosulallah SAW untuk memerintahkan orang-orang mukmin agar menjaga pandangan dan kemaluan mereka, juga diberitahukan kepada mereka bahwa Allah SWT selalu menyaksikan amal perbautan mereka oleh karena itu untuk menghindarkan manusia terperosok ke lembah zina maka kita dilarang mendekati lembah tersebut. Allah SWT berfirman “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya perbuatan itu amatlah keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan yang ditempuh’. Q.S. An Nisa’ 22

Hal-hal yang perlu dilakukan oleh setiap pribadi, masyarakat, dan pemerintah, agar tidak terjerumus kedalam lembah zina antara lain:

Pertama Islam telah mewajibkan pria dan wanita untuk menundukan pandangan terhadap lawan jenis masing-masing karena itu islam juga mengharamkan pria dan wanita melihat aurat masing-masing lawan jenisnya. Dengan tegas Allah SWT berfirman “Kataknlah kepada orang laki-laki yang beriman Hendaklah mereka menahan pandanganya dan memelihara kemaluanya”. Q.S. An Nur 30.

Katakanlah kepada wanita yang beriman “Hendaklah mereka menahan pandanganya dan memelihara kemaluanya dan janganlah mereka menampakan perhiasanya kecuali yang biasa nampak dari padanya, dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya dan janganlah menampakan perhiasanya ‘. Q.S An Nur 31.

Kedua :Islam juga mewajibkan laki-laki dan wanita dewasa untuk menutup aurot. Rosulullah SAW bersabda “Sesungguhnya (Aurot) laki-laki dari bawah pusar sampai kedua lututnya merupakan aurotnya “.H.R. Ahmad

Allah SWT berfirman “Janganlah mereka para wanita menampakan perhiasanya kecuali yang biasa tampak pada dirinya (muka dan telapak tangan)”. Q.S. An Nur. 31

Karena itu, wanita diwajibkan mengenakan jilbab dan kerudung (Khimar) dalam kehidupan umum untuk bagian atas (Kepala,leher, hingga dada) islam mewajibkan wanita mengenakan khimar (Krudung) lihat Q.S An Nur 31

Sedangkan untuk bagian bawa, diwajibkan mengenakan jilbab yaitu pakian longgar yang menutupi pakian yang biasa dikenakan wanita dalam kehidupan sehari-hari dirumah. Lihat Q.S Al Adzhad 59.

Dengan tertutupnya auraot pria dan wanita bagi masing-masing lawan jenisnya, seseorang tidak akan terangsang, yang pada ahirya menjadi pemicu dorongan seksual . Jika ketentuan ini berlaku, maka pornografi dan pornoaksi tidak akan ada ditengah masyarakat.

Ketiga :Islam juga mengharamkan barang dan jasa yang haram, seperti pornografi dan pornoaksi dengan diharamkanya barang dan jasa yang haram, maka salah satu pintu yang mendorong praktek perzinaan juga berhasil ditutup

Keempat “Islam juga mewajibkan dipisahnya kehidupan pria dan wanita. Pada saat yang sama, islam mengharamkan pria dan wanita asing berhalwat (Berduaan/pacaran) Rosulallah SAW menyatakan “ingat, tidaklah seorang priya berduaan dengan seorang wanita , kecuali pihak ketiganya adalah syaitan . [HR al-baihaki ]

Kelima; Islam mengharamkan perzinaan dan segala hal yang terkait dengannya. Allah SWT berfirman “janganlah kalian mendekati zina karena sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji dan seburuk – buruknya jalan.”. Q.S Al-isra’.32.

Jika zina telah diharamkan, dan semua pintu yang mengarah ke sana telah ditutup, maka potensi perzinaan sangat kecil sekali. Namun, jika praktik itu masih terjadi, islam memberi solusi berikutnya ;

Keenam ; islam mewajibkan amar ma’ruf nahi mungkar. Selain tugas indifidu , amar ma’ruf nahi mungkar tugas masyarakat. Seluruh kaum muslim wajib menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar . mereka tidak boleh membiarkan kemaksiatan berlangsung di tengah-tengah masyarakat. Allah SWT menimpahkan bencana yang menimpa masyarakat akibat perbuatan maksiyat tidak hanya menimpa pelakunya “Takutlah kalian terhadap fitnah [azab] yang tidak hanya menimpa orang-orang zalim di antara kalian saja. [ QS al-anfal[8]; 25].

Ketujuh ; bagi pelaku zina, islam memberikan sanksi yang tegas. Ini adalah tugas Negara.

Wallohuallam .

Poligami, Obat Mujarab Untuk Mendapatkan Cinta Allah

“Jika wali anak wanita tersebut khawatir atau tidak bisa berbuat adil terhadap anak yatim maka wali tersebut tidak boleh mengawini anak yatim yang berada dalam perwalianya itu, Tetapi ia wajib kawin dengan wanita lain yang ia senangi seorang istri bahkan boleh sampai empat dengan syarat ia mampu”. Q.S. An Nisa’ 3

Itulah salah satu problematika umat islam yang ada di Indonesia saat ini, dimana pada hari sabtu malam tepatnya tanggal 17 oktober 2009 M, bertempat di Hotel Grand Aquila Bandung, sebanyak 150 orang undangan dari seluruh Indonesia memeriahkan launching club Poligami Indonesia (CPI). Para tamu undangan yang datang di antaranya dari Papua, Jakarta, Tasikmalaya, dan Garut. Dalam peresmian tersebut, hadir juga Ketua Klub Poligami Malaysia Global Ikhwan Chodijah Binti Am (sebagai prakarsa atas berdirinya klub tersebut).Di samping peresmian Klub Poligami, dalam kegiatan yang bertema “Poligami Obat Mujarab untuk Mendapatkan Cinta Allah”, digelar juga konser musik, operet, dan penjelasan mengenai poligami. Dan cukup lumayan banyak pula para vans club poligami ini. Dimalaysia aja anggota yang terjaring saat ini sekitar 300 anggota yang berasal dari Australia, Singapur, dan Negara tetangga lainya.

Lebih jauh ketua Poligami Malaysia Global Ikhwan Chodijah Binti Am menjelaskan bahwa pendirian ini dilatar belakangi banyaknya orang yang susah termasuk problem rumah tangga, dan ternyata kesusahan datang pada seseorang, justru semangat untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada TuhanNya lebih tinggi, dari pada mereka yang mendapatkan kesenangan, keumuman mereka yang dimadu akan merasa sakit hatinya, wadah inilah yang berusaha menghimpun keinginan yang belum terkabulkan.

Ketua CPI Muhammad Umar menjelaskan bahwa CPI juga membuka konsultasi bagi para pria yang masih monogami. Saat ini, sudah banyak orang yang bertanya ke CPI termasuk dari kalangan artis, selain merangkul artis, CPI juga menerima kalangan mahasiswa yang masih bujangan yang ingin tahu lebih jauh tentang poligami. "Bahkan sebagian besar anggota club di Bandung berasal dari mahasiswa. Banyak yang asalnya bujangan sekarang menikah dan poligami," kata Umar. CPI terbuka untuk wanita penjaja seks (WPS) yang ingin bertaubat. CPI dapat membina WPS tersebut hingga benar-benar sadar dan mantap. Mantan WPS itu bisa saja dinikahi. Menurutnya cara seperti ini justru menjadi solusi menghancurkan pelacuran, perselingkuhan, dan tindak pidana buang bayi.
Prespektif hukum

Pengertian poligami ialah mengawini lawan jenisnya dalam waktu yang sama. Berpoligami atau menjalankan melakukan poligami sama dengan poligini yaitu mengawini beberapa wanita dalam waktu yangsama.

Drs Sidi Ghazalba mengatakan bahwa poligami dalam sebuah perkawinan antara seorang laki-laki dengan lebih dari satu wanita . lawanya adalah poliandri yaitu perkawinan antar seorang wanita dengan banyak laki-laki.

Sebenarnya istilah poligami itu mengandung pengertian poligini dan poliandri, tetapi karena poligami lebih banyak dikenal terutama di Indonesia dan Negara-Negara yang memakai hukum islam maka tanggapan tentang poligini ialah poligami.

Makar Yahudi

Para orientalis mengklaim bahwa poligami itu merupakan produk ajaran islam. Dengan tujuan menteror produk dan menghina ajaran islam serta merusak ajaran islam yang suci dan mulia, mereka banyak mengemukakan segi-segi negative berpoligami.

Klau kita mengkaji sejarah, maka terbukalah cakrawala bahwa masalah poligami itu sudah sejak lama sebelum islam datang, bahkan poligami itu merupakan warisan dari orang-orang Yahudi dan Nashroni, sampai pada masa Marthin Luther seorang penganjur besar protestan menjelaskan akan tidak nampak adanya larangan berpoligami, tujuan tersebut dapat dijawab dengan beberapa bukti sejarah, bahwa poligami sudah berjalan lama sebelum islam datang sebagai berikut:

1.

2. Surat tersebut dikeluarkan karena kurangnya kaum laki-laki akibat perang 30 tahun terus menerus.

3.

4. Australia, Amerika, Cina, jerman dan seselia terkenel sebagai bangsa yang melakukan poligami sebelum datangnya agama masehi, Poligami yang mereka lakukan tanpa adanya batas dan tanpa adanya syarat-syarat keadilan terhadap beberapa istrinya.

5. “Ilmu Masyarakat” mejelaskan bahwa sebelum islam datang wanita diperjual belikan atau digadaikan bahkan dipinjamkan hal tersebut dilakukan sesuai dengan peraturan khusus yang dikeluarkan oleh gereja dan berjalan sampai pertengahan abad 11M

Dari sekian banyak data ini nampaklah bahwa poligami sudah menjadi kebudayaan pada masa sebelum islam datang.

Melihat kenyataan yang jelas-jelas merendahkan martabat kaum wanita itu, maka kedatangan agama Islam melalui Nabi Muhammad SAW sebagai rosulnya, membenahi dan mengadakan penataaan terhadap adat istiadat yang benar-benar tidak mendatangkan kemaslahatan dan meneruskan adat istiadat/ kebiasaan yang menunjunjung tinggi martabat manusia, dalam hal ini termasuk masalah poligami yang tidak terbatas,

Islam membolehkan poligami dengan syarat adil. Hal ini demi menjaga hak dan martabat wanita.

Hukum Poligami dalam Islam

Menurut Mahmud Syalthut mantan Syekh Al Azhar, hukum poligami adalah mubah, poligami dibolehkan selama tidak dikhawatirkan terjadinya penganiayaan terhadap para istri jika terdapat kekhawatiran terjadinya penganiayaan terhadap para istri, dari kemungkinan dosa yang dikhawatirkan itu, dianjurkan bagi kaum laki-laki untuk mencukupkan beristeri satu orang saja, dengan demikian menjadi jelas bahwa kebolehan poligami adalah terkait dengan terjaminya keadilan dan tiada terjadinya penganiayaan yaitu pengeniyaan terhadap para istri.

Imam Az-Zamahsarih dalam kitabnya tafsir Al Kassyaf mengatakan bahwa poligami menurut syariat islam adalah suatu rukhsoh (kelonggaran) ketika darurat sama halnya rukhsoh bagi orang musafir dan orang sakit yang dibolehkan buka puasa ramadlan ketika dalam perjalanan. Darurat yang dimaksud adalah berkaitan dengan tabiat laki-laki dari segi kecendrungan yang ada pada diri seorang laki-laki itulah seandainya syariat islam untuk memberikan kelonggaran berpoligami niscaya akan membawa kepada perzinaan oleh sebab itu poligami diperbolehkan dalam islam

Dasar hukum poligami disebutkan dalam surat An Nisa’ ayat 3 yang artinya “Dan jika kamu takut tidak akan bisa berbuat adil terhadap hak-hak perempuan yatim bilamana kamu mengawininya maka kawinilah wanita-wanita lain yang kamu senangi dua, tiga, atau empat . kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berbuat adil maka kawinilah seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki yang demikian itu adalah lebih dekat tidak berbuat aniaya”Q.S.An Nisa’ 3

Dalam ayat ini disebutkan bahwa para wali yatim boleh mengawini anak yatim yang telah menjadi asuhanya dengan syarat harus adil yaitu harus memberi maskawin kepadanya sebagaimana ia mengawini wanita lain. Hal ini adalah berdasarkan keterangan Aisyah RA ketika ditanya oleh Uswah Bin Al Zubair RA mengenai maksud ayat 3 dari surat An Nisa’ tersebut yaitu : “Jika wali anak wanita tersebut khawatir atau tidak bisa berbuat adil terhadap anak yatim maka wali tersebut tidak boleh mengawini anak yatim yang berada dalam perwalianya itu, Tetapi ia wajib kawin dengan wanita lain yang ia senangi seorang istri bahkan boleh sampai empat dengan syarat ia mampu

Bahtera Ampunan

“Bagaimanakah nanti apabila mereka kami kumpulkan dihari kiamat yang tidak ada keraguan tentang adanya dan disempurnakan kepada tiap-tiap diri balasan apa yang diusahakanya sedang mereka tidak di aniaya/dirugikan” Q.S. Ali Imron 25

Teringat akan kisah yang menakjubkan yang diriwayatkan oleh Abu said Sa’ad bin Malik bin Sinan Al Khudlori RA bahwasanya nabi Muhammad SAW bersabda “Dahulu pada masa sebelum kalian ada seseorang yang telah membunuh 99 jiwa, lalu ia bertanya tentang orang yang paling alim dimuka bumi ini, maka ditunjukanlah ia kepada seorang ahli ibadah (Rahib), bergegaslah ia mendatangi Rahib tersebut dan berkata “Wahai rahib…Jika ada orang yang telah membunuh 99 jiwa apa taubatnya bisa diterima?, sang Rahib pun menjawabnya “Tidak”. Hingga pada ahirnya orang tersebut dengan teganya membunuh sang rahib tersebut. Maka genaplah sudah ia telah membunuh 100 jiwa. Kemudian ia kembali bertanya tentang orang yang paling alim dimuka bumi ini lagi, lalu ia ditunjukan kepada seseorang yang alim dan ia berkata “jika ditemukan seseorang telah membunuh 100 jiwa apakah masih ada pintu taubat baginya? Orang alim itu menjawabnya “Ya… siapakah yang menghalanginya untuk bertaubat?, Pergilah kedaerah ini karena disana terdapat sekelompok orang yang menyembah Allah, maka sembahlah Allah bersama mereka dan janganlah kembali kedaerahmu yang dulu karena daearah tersebut adalah daerah yang jelek. Laki-laki ini lantas bergegas pergi menuju tempat yang ditunjukan oleh orang alim tersebut. Ketika sampai ditengah perjalanan maut menjemputnya. Maka terjadilah perselisihan antara malaikat rahmat dan malaikat adzab, Malaikat rahmat berkata “Orang ini pergi untuk bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada Allah SWT” . Sedangkan Malaikat Adzab berkata “Sesungguhnya orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikitpun “. Lalu datanglah malaikat lain yang menjelma dalam bentuk manusia dan merekapun sepakat untuk menjadikan malaikat ini sebagai juru damai. Malaikat ini berkata “Ukurlah jarak antara kedua jarak tersebut (jarak antara tempat ia menjalankan kejelekan dengan jarak yang ia mau menuju kebaikan) dan ternyata jarak yang ia tuju untuk kebaikan itu lebih dekat hingga pada ahirnya ruhnya dibawa oleh Malikat rahmat” H.R. Bukhori

Masih terbuka pintu Taubat

Wahai saudaraku…… barangkali tidak kita sadari mungkin kita telah banyak berbuat kerusakan dimuka bumi ini, pembunuhan, dan pengrusakan, serta kemaksiatan, dalam edisi yang lalu telah disampaiakna diantara sekian musibah yang diturunkan oleh Allah SWT kepada manusia dimuka bumi ini bisa jadi karena adanya kemaksiatan dan pengrusakan alam, bencana yang turun akibat ulah tangan-tangan manusia, kita bisa merasakan musibah yang terus menerus, barang kali belum hilang dari bayangan kita sudah turun musibah yang lainya musibah yang susul menyusul,dan jika musibah itu datang maka tidak pandang bulu, ia bisa menimpa orang yang buruk sekaligus menimpa pada orang yang sholeh. Allah SWT memperingatkan “Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak husus menimpa orang-orang yang dzalim saja diantara kamu dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksanya”.Q.S. Al Anfal 25. hal ini seakan-akan Allah SWT menunjukan kepada kita bahwa selama ini Allah telah tumpahkan kasih sayang Nya kepada kita, tetapi disisi lain kita telah bangga melakukan dosa-dosa baik yang pejabat berdosa dengan kekuasaannya dengan bersikap tidak adil, pedagang melakukan kemaksiatan dengan perdaganganya (bersikap curang dan mengurangi timbangan), dan bahkan rakyatpun melakukan kemaksiatan dengan tidak menghargai atau memperhatikan serta mentaati aturan yang ditetapkan hingga mengganggu dan menindas yang lain yang dianggap lemah.. Kapan kita akan memasuki pintu taubat ?. cerita diatas memberikan pelajaran akan seorang laki-laki yang telah membunuh 100 nyawa ternyata jika ia serius memohon ampun pada ahirnya diampuni Allah SWT. Kalau demikian kenapa kita harus berputus asah dari pintu rahmat Allah dan ampunanya yang begitu luas? Masalahnya adalah apakah gaung Taubat itu masih terbetik dalam hati sanubari kita? atau justru kita semakin bangga dengan melakukan dosa-dosa lain yang lebih besar?

Hikam

Pertama : semua manusia punya keinginan untuk berbuat baik sebagaimana yang telah ditetapkan Allah SWT akan kecendrungan manusia selalu ingin berbuat baik, keinginan itulah yang kadang sering dikalahkan oleh hawa nafsu kita hingga hati kita terlupakan dan terjerumus menjalankan kesesatan, kesadaran yang dinantikan kadangkala tidak kunjung jua, yang ada adalah berbuat dosa, selagi manusia mau berbuat taubat maka pintu rahmat dan taubat Allah SWT terbuka lebar bagi siapa saja yang mau bertaubat “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik Namun Dia akan mengampuni dosa-dosa dibawa syirik bagi siapa yang dikehendaki”.Q.S. An Nisa 48

Allah mengampuni dosa-dosa dibawah syirik apabila Dia menghendaki artinya bahwasanya pendapat mayoritas para ulama dan ayat ini menunjukan akan keutamaan ikhlas yang merupakan sebab diampuninya dosa

Kedua : orang yang berbuat maksiat kadang lebih mudah tergugah hatinya untuk bertaubat kepada Allah daripada ahli bid’ah karena ia merasa berbuat salah, berbeda dengan ahli bid’ah yang menyakini dan menganggap tidak berbuat salah hingga hatinya tidak tergugah untuk intropeksi diri apalagi bertaubat

Ketiga orang yang berilmu dan beramal lebih utama dari pada orang yang ahli ibadah karena orang yang ahli ibadah tetapi bodoh apalagi tidak mengerti akan ilmu-ilmu maka sangat rawan sekali itu terkelabuhi oleh makar-makar syetan yang terkutuk dan kadang dengan kejahilanya ia berbuat keliru karena hanya menuruti prasangka semata. Karenanya orang yang akan berfatwa untuk umat harus memiliki ilmu agar tidak membuat kerusakan yang lebih besar dan menyesatkan

Keempat : Orang yang ingin menghendaki kemuliyaan hendaknya ia hijrah dari lingkunganya yang jelek menuju tempat yang bisa mengkondisikan dia untuk bisa beribadah, hijrah dari teman yang tidak baik, hijrah dari omongan yang tidak baik, bahkan hijrah dari tempat tinggal yang tidak baik dengan bergaul pada orang-orang baik (sholeh) akan menyebabkan iman menjadi kuat dan tipu daya syetan makin lemah

Maha Luas Ampunan-Nya

Allah SWT berfirman dalam hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Anas RA telah berkata “saya telah mendengar rosulullah SAW bersabda “sesungguhnya Allah SWT berfirman “Hai anak Adam….. Sungguh seandainya kamu datang menghadap-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi dan kau datang tanpa menyekutukan-Ku dengan sesuatupun Sungguh Aku akan mendatangimu dengan pengampunan sepenuh bumi pula”. H.R. Tirmidzi dan dikatakan oleh Imam Al bani sebagi hadits Hasan dalam Sohihul Jami’

“Dan ingatlah kisah Dzun Nun (Yunus AS) ketika ia pergi dalam keadaan marah lalu ia menyangka bahwa kami tidak akan mempersempitnya / menyulitkanya, maka ia menyeruh dalam keadaan yang sangat gelap “Bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzolim”. Q.S. Al Anbiya’87

Dosa-dosa yang tak terampuni

Hadits diatas menjelaskan kalau seandainya ada seorang hamba berjumpa dengan Allah Ta’ala dengan dosa sepenuh bumipun niscaya pintu taubat senantiasa terbuka kecuali dosa syirik.

Imam Ibnu katsir memberikan penjelasan dalam kitabnya akan surat An Nisa ayat 48 diatas “Bahwasanya Allah SWT menghabarkan tidak akan mengampuni dosa syirik yang artinya Dia tidak akan akan mengampunimu dengan-Nya dalam keadaan mendua

Imam Ibnul qoyyim berkata “Dengan ayat ini maka jelaslah bahwasanya syirik adalah dosa yang paling besar karena Allah tidak mengampuni dosa syirik adapun dosa–dosa yang lain yang tingkatanya ada dibawahnya maka itu tergantung kehendaknya jika dia menghendaki maka orang yang bertemu denganya dengan membawa dosa tersebut akan diampuni. Tetapi jika Allah menghendaki orang tersebut disiksa akibat dosa-dosanya dan hal ini tentu saja membuahkan rasa takut yang amat dalam bagi seorang hamba . Karena itu syirik adalah keburukan yang paling buruk , kedzaliman yang paling dzalim, dan merupakan pelecehan terhadap Tuhan Robbul Alamin dan memalingkan hak yang seharusnya hanya dipersembahkan kepadaNya ditujukan kepada selaiNya dan mensejajarkan selaiNya dengaNya (fathul Majid karya Syeh Abdurrahman bin Hassan.

----------------------------------------------------------------

Cerita diatas memberikan pelajaran akan seorang laki-laki yang telah membunuh 100 nyawa ternyata jika ia serius memohon ampun pada ahirnya diampuni Allah SWT. Kalau demikian kenapa kita harus berputus asah dari pintu rahmat Allah dan ampunanya yang begitu luas?

HASBI ROBBI

“Sesekali tidak akan menimpa kepada kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal” Q.S. At Taubah 51

Alhamdulillah, pada kesempatan ini bulletin jumat Al itishom kembali hadir ditengah-tengah kita, setelah lama libur menjelang idul fitri, tidak lupa pada kesempatan yang masih kita memasuki bulan syawal ini, segenap redaksi bulletin al itishom mengucapkan minal aidin wal faizin mohon maaf lahir dan bathin, taqobbalallahu minna waminkum, mudah-mudahan Allah SWT senantiasa menirima amal ibadah kita dibulan suci romadlon dan kita digolongkan menjadi orang-orang yang muttaqien. Amin

Dikala kita semua umat islam merayakan hari kemenangan, ternyata masih menyisahkan kepedihan diantara kita, saudara kita nan jauh disana dipadang dan sekitarnya mendapatkan musibah dari Allah SWT, gempa bumi yang mengguncang kota tersebut seakan-akan mengingatkan pada tiga tahun silam akan ketidak berdayaan manusia dimuka bumi, sama sekali apa yang kita miliki terasa tidaklah berguna jika tidak ada pertolongan dariNya. Yang kita rencanakan sama sekali tidak akan berjalan klo skiranya tidak ada taufiqNya. Maha Suci Dzat yang segala kerajaaNya ada di bumi dan di langitNya. Yaa Allah Anugerahkan kepada kami umat islam semua kedamaian, kebahagiaan serta mampu menjalankan apa yang menjadi ridloMu.

Musibah diambil dari kata “ashoba” yang berarti turun, mengena, dan cocok (kebetulan, bertepatan) . Musibah adalah peristiwa atau kejadian yang datang kepada manusia dan menjadikanya buruk, susah, ruwet, sedih dan sebagainya, Musibah bisa berbentuk adzab, uqubah (sanksi) bala’, maupun fitnah.

Mengharap husnul khotimah

Bagi saudara-saudara kita yang telah meninggal dunia barang kali tidak ada masalah bagi mereka, terlebih kejadian tersebut datang setelah Allah SWT memberikan pengampunan dan pintu rahmatnya yang amat luas, jika amal ibadahnya selama romadlon diterima Allah SWT, barang kali baginya sudah tidak ada pemisah antara dirinya dengan Tuhanya, hanya tinggal hak sesama manusia yang harus ditunaikanya, maka tiada aniayah sedikitpun atas mereka karena segala musibah yang menimpa sesuai dengan kehendak Allah SWT. Mereka telah mendapatkan ahir yang baik, mereka syahid ahirat, justru yang perlu menjadi perenungan kita semua adalah, bagaimana kita menemui ajal kita nanti? Akankah dalam isyarah dan tanda-tanda mendapatkan kemuliyaan atau sebaliknya?. Kematian adalah hal yang mistri, tidak ada seorang yang bisa menebak akan datangnya kematian, jika kematian datang maka tidak akan bisa diundurkan ataupun dimajukan, Seseorang yang sadar akan kematian maka ia akan semangat dan terus memohon agar menemui ajalnya dalam keadaan baik, pengharapan terus dikumandangkan akan sedikit amal ibadah yang dilakukan semasa hidupnya diterima disisiNya. Yaa Allah berikan kami mati dalam keadaan husnul khotimah dan jauhkan kami dari kematian yang su’ul khotimah. Amin

Benarkah kita selamat?

Pada ayat diatas terdapat pendidikan dan pengajaran bagi orang-orang islam agar menetapi akhlak yang luhur manakala musibah menimpa mereka, Akhlak luhur itu hendaknya tidak susah dan bersedih hati terus menerus, tetapi tetap optimis dan tegar sehingga tidak menjadi lemah dan tidak berdaya (wahan) dan hilang kekuatan, hendaknya mereka ridlo, tidak putus asa atas takdir yang menimpa mereka hendakanya mereka berharap ridlo Tuhan mereka, mereka semestinya percaya penuh bahwa Allah SWT tidak akan menimpahkan musibah melainkan didalam musibah itu ada hikmah dan kebaikan bagi mereka, sekarang atau kelak, dari rahmatNya yang memenuhi segala sesuatu dan yang ditetapkanNya atas dzatNya .

Kadang kita sering beranggapan bahwa kita yang jauh dari bencana itu merasa kita orang yang selamat, harta kita tidak hilang, tubuh kita tidak terluka, saudara kita lengkap dan sehat, bahkan kita bersiap menghabiskan harta yang banyak dalam pesta ahir tahun Benarkah demikian, atau justru mereka yang meninggal dibawa reruntuhan rumah dan timbunan Lumpur itu lebih selamat dibanding kita saat ini?

Kiranya kita tidak hanya cukup bersedih dan memberi bantuan ala kadarnya atas musibah, tetapi ada pelajaran besar yang perlu kita taruk kesimpulan dari peristiwa ini, Sebagai umat islam yang masih diberikan oleh Allah kesempatan untuk menjalankan sesuatu alangkah ruginya jika kita sia-siakan berlalu tanpa makna dihadapan allah SWT.

Makna dari bencana

Sesungguhnya Allah SWT tidak menimpahkan musibah kepada mereka kecuali karena sesuatu makna yang terkandung didalamnya, diantara makna itu adalah

Pertama : Musibah yang turun adalah dampak dari apa yang dilakukan manusia yang melalaikan akan kuwajiban serta larangan dari Tuhanya, baik karena dosa-dosa mereka terkait dengan kekkufuran mereka, kedzaliman mereka, maupun kefasikan mereka, mereka enggan terikat dengan hukum-hukum al Quran,

ujian tersebut datang agar mereka sadar sesadar sadarnya akan perbuatan yang telah dilakukan, dan kembali kepada hokum-hukum Allah, sebagaimana firman Allah SWT “Katakanlah, Maka mengapa Allah menyiksa kamu? Melainkan karena dosa-dosamu”. Q.S. Al Maidah 18.

Firman yang lain “Masing-masing mereka itu kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur dan diantara mereka ada yang kami benamkan kedalam bumi dan diantara mereka ada yang kami tenggelamkan dan Allah sesekali tidak hendak menganiaya mereka akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri” Q.S.29:40

Kedua Merupakan musibah ujian keimanan, Melalui musibah yang diturunkan Allah ingin melihat siapa diantara hamba-hambanya yang beriman dan yang akan meminta tolong kepadanya dan siapa diantara mereka yang kufur dan meminta pertolongan selain Allah. Sebagaiman firmanya “Dan sungguh akan kami beri cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikan berita gembira kepada mereka yang bersabar”. Q.S Al Baqoroh 155

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum dating kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebeum kamu?, mereka ditimpa oleh mala petaka dan kesengsaraan,. Mereka digoncang dengan berbagai macam cobaan sehingga berkata rosul dan orang-orang yang beriman bersamanya “bilahkah dating pertolongan Allah?, Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat”. Q.S. Al baqoroh 214

Ketiga karena tindakan mereka merusak tatanan kelestarian alam yang telah diatur sedemikian rupa oleh Allah SWT untuk kemaslahatan bersama dan individu.Allah SWT berfirman “Telah nampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari yang lain akibat perbuatan mereka agar mereka kembali kejalan yang benar”. Q.S. Ar Ruum 41

Atas dasar ini Allah SWT mencicipkan adzab dengan segala jenis dan macamnya kepada manusia agar mereka memahami, mengerti, merenung, mawas diri, intropeksi atas kesalahan-kesalahan dan mau mengacu kepada hakikat kebenaran, Allah SWT berfirman “Katakanlah , Dialah yang berkuasa untuk mengirim adzab kepadamu dari atas kamu dari bawah kakimu dan Dia mencampurkan kamu kepada golongan-golongan yang saling bertentangan dan mencicipkan kepada sebahagian yang lain, perhatikanlah, betapa kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran kami silih berganti agar mereka memahami.”.Q.S Al An’am 65.

Sebagai umat islam yang rindu akan kehidupan aherat yang telah dijanjikan ada yang perlu kita catat bahwa kita harus sabar karena semuanya berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah kapan saja, dimana saja, dan dengan cara apa saja, kita akan dikatagorikan sabar sebagaimana firmanya “yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan Inna Lillahi Wainna Ilaihi Rojiun Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadanyalah kami kembali

Alangkah untungnya jika kita menerima musibah yang menimpa itu sebagai peringatan agar kit amawas diri dan memperbaiki diri dan sebagai ujian bagi meningkatkan kesabaran, tawakal dan kedekatan kita kepada Allah SWT.

Wallahu A’lam

Segenap Kru dari islamicalawiyah mengucapkan

Taqobbalalloh minna waminkum, wa Ja'alana minal Aaidiin Alfaaizin ...Almaqbulin.. Mohon Maaf lahir batin..


SELAMAT HARI RAYA IEDUL FITRI 1430 H

Menyambut Tamu Agung

“ Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam” Q.S. Ali Imron 102

Kira-kira apa perasaan anda, ketika di beritahukan bahwa anda akan segera kedatangan tamu yang akan menginap di rumah anda untuk beberapa saat? Senang ataukah sebaliknya, merasa terganggu atas kedatangan tamu atau biasa-biasa saja?.
Jawabanya sih tergantung siapa tamunya. Jika tamunya biasa-biasa saja, barang kali kita juga biasa-biasa saja dalam penyambutanya. Padahal kita diperintahkan untuk memuliakan tamu. Tapi coba bayangkan, jika yang akan mendatangi kita adalah orang-orang yang kita cintai dan kita hormati, semisal bapak dan ibu, mertua, guru, atau teman dekat kita atau orang yang pernah berjasa dalam hidup kita. Apa yang harus kita lakukan?. Sudah barang tentu kita akan dengan senang hati menyambutnya. Tak perlu ditanyakan berapa lama mereka dirumah kita. Kita pun akan segera menyiapkan sebuah kamar terbagus untuk mereka, Merapikan dan menghiasnya, Kemudian menyiapkan jamuan istimewa untuk mereka. Serta siap memenuhi segala kebutuhan mereka, siap mengantar mereka kemenapun hendak pergi. Dan bila saat perpisahan itu datang, rasanya hati ini khawatir apakah service kita mengecewakan tamu tercinta kita apa sebaliknya membahagiakan tamu tercinta. Dan,… Pokoknya sedih deh!

Bulan keberkahan

Demikian Halnya kita saat ini. Kita sedang berada di gerbang seribu bulan. Bulan yang dimuliakan Allah SWT. Bulan yang ibadah wajibnya dilipatkan hingga 70 kali lipat dan ibadah sunah nya disamakan dengan ibadah wajib di bulan lain. Bulan penuh berkah, rahmat pengampunan serta pembebasan dari nafsu dan belenggu Syetan. Bulan yang terdapat didalamnya sebuah malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.
Bulan Suci Ramadhan akan segera tiba. Kadang banyak diantara kita yang merasa heran, kok waktu cepat sekali ya...?memang demikianlah karakter waktu, kalau kita tidak mencermatinya, maka ia akan melesat bak anak panah lepas dari busurnya. Dan…tanpa disadari… habislah waktu ramadlon.

Pertanyaanya sederhana saja: Apakah kita gembira, bahagia dan senang dengan kedatangan bulan ramadlon?
Apakah pertanyaan diatas bukan Bid’ah yang di ada-adakan. Apakah ada hubunyanya kecintaan dan kebahagiaan kita menyambut Ramadhan dengan amalan kita didalamnya?. Kita tak hendak mendiskusikan ini. Karna ada nilai pesan normatife yang lebih penting dari itu semua. Bila kita menjawab ya, senang dan gembira. Maka ilustrasi diatas akan membuka cakrawala bagaimana kita menyambut tamu yang kita hormati sekaligus kita cintai.

Pertanyaan berikutnya:Apa yang telah kita siapkan untuk menyambutnya. Apa yang kita punyai untuk menyambutnya. Seberapa jauh kita siap dan mempersiapkan keluarga kita untuk menyambutnya?
Bulan ramadlon yang pada hari harinya kita diwajibkan berpuasa adalah bulan yang diberkati. Bulan kebaikan, puasa bukanlah kesia-siaan. Puasa merupkan penolong yang akan menyelamatkan kita dari pedihnya siksa dihari kiamat, kelak. Untuk itu, selayaknya kita menyiapkan fisik dan mental untuk bisa menjalankan ritual penyucian jiwa ini. Rosulullah SAW bersabda “ Telah datang kepada kalian bula romadlon, bulan yang penuh berkah, Allah telah mewajibkan puasa atas kalian, didalamnya dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka jahim, diborgol dedengkot-dedengkot setan, dan didalamnya ada semalam yang lebih baik daripada seribu bulan, barang siapa terhalang kebaikan dibulan ini, maka ia terhalang dari rahmat Allah”. H.R. An Nasai

Pertanyaan berikutnya adalah: salah satu tujuan puasa Ramadhan adalah tercapainya ketaqwaan. Kita-kita Umat islam yang telah berpuasa selam 10-20 tahunan atau lebih kurang , semenjak kapan kita bisa merasa bahwa yang kita kerjakan betul-betul mencapai target taqwa tersebut?.
Barangkali kita kesulitan untuk merasa, Kapan kita mencapai target taqwa.
Pertanyaan sederhana berikutnya: Bagaimana dengan Ramadhan tahun kemarin? Bila jawabanya bahwasaya kita belum juga mencapai ketaqwaan, maka… kita mempunyai kesempatan untuk merealisasikanya tahun ini. Ya… Insya ALLOH kita mampu, asal ada kekuatan azam dan niat yang kuat. Kesempatan untuk mengukir prestasi.
Dan apabila jawabanya sudah maka alangkah sedihnya jika pada tahun ini prestasi kita menurun. Sungguh merugi dan sangat rugi.

Mereka yang merespon romadlon

Ada empat golongan dan type manusia serta sikap mereka dalam menyambut bulan Ramadhan:
Pertama adalah Mukmin yang sungguh-sungguh. Mereka adalah orang-orang yang menangkap bulan ini adalah peluang untuk melejitkan prestasi dahadapan Allah SWT. Maka kita menjumpai orang-orang seperti ini senantiasa merasakan detik-detik Ramadhan sangat berharga. Mereka selalu berada dalam ketaatan, kalau tidak sedang shalat, baca Al-Qur’an, Dzikir, saling menolong dan menasehati, memenuhi kebutuhan saudara dsb. Tak ada waktu terlewat kecuali untuk sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat.

Kedua adalah: Segolongan orang yang niatnya baik, akan tapi himmah dan azamnya lemah. Orang ini berniat menargetkan berbuat sesuatu dibulan Ramadhan. Mereka punya tekad berbuat baik. Tetapi karena azamnya lemah maka hanya bertahan pada awal-awal bulan saja. Kemudian mereka tidak merasakan kehadiran tamu ini. Baik hanya diawalnya saja setelah itu ketahuan aslinya.

Ketiga adalah: Orang yang biasa-biasa saja. Artinya kedatangan Ramadhan tidak memeberi bekas sama sekali dalam kehidupanya, tiada yangberkesan dalam benaknya apalagi inginn merubah dirinya menjadi lebih baik dari hari sebelumnya. Kalau ibarat tamu, ia di cuekin. Sedih!

Ke empat adalah: Orang-orang yang tidak menyukai kedatangan Ramadlan. Karena Ramadlan dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk memuaskan hawa nafsu dan segala keinginan. Mereka dengan terpaksa menerima kedatangan tamu ini tapi susungguhnya hatinya amat membenci. Lebih parah dari pada ini Orang yang tidak menghormati sama sekali adanya bulan Ramadlan. Dengan sengaja menginjak-injak kesucian dan kehormatanya. Kadang makan serta minum disiang bolong ditempat keramain tanpa malu sedikitpun dengan orang yang ada disekitarnya.

Kembali kita Tanya diri kita sendiri. Kita berada di bagian mana dari keempat type diatas. Jangan sampai kita berada dalam keadaan sebagaimana yang telah di sabdakan Roslullah SAW “Rugi dan meranalah orang yang menjumpai Ramadhan tapi dosanya belum di ampuni”.
Sedang para sahabat Rasullah SAW. Setengah tahun setelah berpisah dengan Ramadhan mereka senantiasa berdoa. : ‘Ya Alloh terimalah amalan dan puasa kami di bulan Ramadhan”.Setengah tahun kemudian mereka berdoa:”Ya Alloh sampaikan umur kami hingga kami menjumpai Ramadhan”. Ya, karena mereka tahu penting dan berharganya Ramadhan karenanya berharap sepanjang tahun adalah bulan Ramadhan. Karena mereka sangat mencintai Ramadhan. Gembira ketika tamu Agung itu datang.

Bagaimanakah kita? Mudah-mudahan ditahun ini kita menjadi orang-orang yang senang serta bahagia akan datangnya bula suci romadlon dan bisa mempersiapkan diri dengan kesiapan yang matang sacara fisik dan mental. Karena kita masih punya waktu itu semua. Teriring doa Marhaban Yaa Romadlon, Marhaban Yaa Romadlon Jud lana bil Ghufron, Selamt datang bulan Ramadlon, selamat datang bulan Romadlon, Mudahkan kami untuk menggapai pengampuan-Mu

Wallahu A’lam

Tausiyah KH M. Ihya Ulumiddin - Muhasabah

Alhamdulillah, kemarin pada hari Sabtu, 13 Juni 2009, Telah diadakan acara Tausiyah 2 bulanan di PPMIC Alawiyah, yang langsung di sampaikan oleh KH. M Ihya Ulumiddin
(Pengasuh PP Nurul Haromain, Pujon Malang). Untuk audio, bisa di coba di halaman media, smoga dapat bermanfaat bagi kita smua. Amin.
-------------------------------------






Taushiah Vol XII Edisi 122


محاسبة النفس على التفريط فى جنب الله تعالى



Muhasabah, Koreksi diri adalah pohon yang membuahkan taubat yang merupakan salah satu pintu dari berbagai pintu rahmat yang telah disipakan oleh Allah bagi setiap orang yang memiliki keinginan meniti jalan lurus dalam Suluk menuju ridho Allah dan tidak berbuat teledor di sisiNya demi kelanggengan hubungan dengan Tuhannya.Inilah dasar beramal dan sumber segala kesholehan amal perbuatan. Karena itulah Allah ta’ala berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“QS al Hasyr:18.

Seorang mukmin yang terbina sangat bertanggung jawab kepada dirinya yang kelak akan dihisab oleh Allah. Ini karena ia memahami sebab-sebab yang memperbaiki hatinya untuk mengingat Allah. Di antara sebab-sebab itu ialah:

1). Pemahamannya bahwa kemuliaan seluruhnya hanyalah milik Allah sebagaimana pujian tidak seyogya kecuali bagiNya. Allah ta’ala berfirman: “ Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya” QS Fathir:10.

Jadi kemuliaan bukan dengan harta benda, pangkat kedudukan ataupun keturunan, tetapi kemuliaan bisa diraih hanya dengan al Kalim at Thayyib; yaitu kalimat tauhid dan seluruh ibadah-ibadah lisan yang disertai amal shaleh yang bekerja (berfungsi) untuk meninggikan dan menjayakannya (baik dalam wilayah individu, keluarga, masyarakat dan negara).

2). Pemahamannya bahwa seluruh makhluk adalah keluarga Allah dan yang paling dicintai olehNya dari mereka adalah mereka yang paling memberi manfaat kepada keluargaNya sebagaimana diriwayatkan dalam hadits-hadits. Karena itulah Fudhel bin Iyadh mengatakan: “Di kalangan kami orang yang mendapatkan (derajat kewalian) tidak mendapatkannya dengan banyak puasa atau shalat. Tetapi ia mendapatkan dengan jiwa yang dermawan (Sakha’ an nafs), hati yang selamat (Salamatusshadri) dan berkehendak baik untuk umat (an nush lil ummah). Ini karena ibadah orang yang beribadah hanya menjadi miliknya sendiri sementara kedermawanan orang yang dermawan menjadi milik banyak orang. Sungguh telah dikatakan: Sesuatu yang menular lebih utama daripada yang tidak menular”. Musa bin Isa Ad Dinawari berkata: “Berderma dengan apa yang ada merupakan puncak kedermawanan. Sedang kikir dengan apa yang ada adalah bentuk buruk sangka kepada Dzat yang disembah”

3). Pemahamannya akan kewajiban merespon anugerah dan rahmat Allah dengan kegembiraan yang diikuti dengan pujian atasNya serta pengakuan akan pemberianNya. Bukan malah berbangga diri menyambut anugerah dan rahmat tersebut. Ini berdasarkan firman Allah, “Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembir kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan"QS Yunus:58. Inilah Nabi Sulaiman alaihissalam, Beliau berkata: “Ini adalah dari anugerah Tuhanku apakah aku bersyukur atau kufur…”QS an Nahl: 4, berbeda dengan Qarun yang berkata: “diberikan kepadaku (semua ini) adalah hanya karena ilmu yang ada padaku “QS al Qashash: 78.
Beginilah, bangga diri (Ujub) memang serupa dengan bergembira (Farah). Karenanya barang siapa yang bergembira dengan kataatan karena ketaatan itu muncul dari dirinya maka sungguh ia telah kedatangan Ujub. Berdasarkan firman Allah: “ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus…“QS al Bayyinah:5.

Kesempurnaan Maqam Ikhlash didapatkan dengan kesaksian seorang hamba bahwa peranannya di dalam sebuah amal shaleh darinya tidak lebih hanyalah nisbat taklif serta tidak pula datang kepadanya bencana amal (aafaatul amal) yang ada tiga; Ujub, Riya’ dan Sombong. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang bergembira karena kebaikannya dan susah karena keburukannya maka dia-lah orang yang (benar-benar) beriman”(HR Thabarani- al Jami’ as Shaghir 2/173) maksudnya bergembira sebab ketaatan dan sedih akibat kehilangan ketaatan adalah di antara tanda-tanda keimanan. Tetapi, kegembiraan sebab ketaatan itu harus berasal dari sisi di mana ketaatan itu adalah anugerah Allah dan taufiq dariNya sebagaimana kesedihan atas hilangnya ketaatan juga harus dibarengi dengan usaha menjalankannya atau sedih karena kendor dan teledor menetapinya.
Adapun seorang yang tidak merasa sedih atas hilangnya ketaatan dan tidak menyesal karena telah bermaksiat maka itu menjadi pertanda kematian hatinya.

4). Pemahamannya bahwa Shidiq bersama Allah adalah dasar keberuntungan sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Ia pasti beruntung jika ia jujur”Muttafaq alaih. Sungguh Alqur’an telah mendorong kepada pertemanan dengan ahli shidiq karena pertemanan ini memiliki nilai kemuliaan, “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan tempatkanlah dirimu bersama orang-orang yang jujur”QS at Taubah: 119 sebagaimana pula diisyaratkan dalam do’a Nabi Yusuf alaihissalam: “…wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh “QS Yusuf:101.

Atas dasar ini maka memilih teman, sahabat dan kawan akrab yang shaleh adalah bagian dari urgensi kehidupan di masa seperti sekarang ini yang tepat dikatakan, “Masa seperti halnya pelakunya sementara pelakunya seperti yang kamu lihat”- semata demi keselamatan agama dan berlari dari ujian-ujiannya. Dikatakan: ”Halal itu sebelum harta, tetangga sebelum rumah dan teman sebelum perjalanan” Lantas, siapakah teman dan sahabat anda? Dialah orang jujur kepada anda dan bukan orang yang selalu membenarkan anda.
Seseorang dikenal dengan temannya sebagaimana dikatakan:
Jangan bertanya tentang seseorang, tanyakanlah tentang temannya, karena setiap teman selalu mengikuti orang yang bersamanya.


-والله يتولى الجميع برعايته-





Hati yang terpaut

Dan ingatlah akan nikmat Allah SWT kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan maka Allah mempersatukan hati kamu lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah menjadi orang-orang yang bersaudara padahal kamu telah berada ditepi jurang neraka lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya”.
Q.S. Al Imron 103


Adakah yang lebih indah selain raca cinta dalam hidup ini?, sebuah rasa yang mampu menimbulkan getaran, mampu memacu semangat, dan mampu mengalahkan rasa segala-galanya. Rasa yang akan semakin membara pada hati yang saling berpaut, pernahkah kita merasakanya?, Sungguh rugi dalam hidup yang sekejap ini, jika kita tidak pernah merasakanya, betapa hampanya hidup ini jika tidak dihiasai rasa cinta

Siapapun kita, dimanapun kita berada, bagaimanapun kondisi kita akan selalu membutuhkan dan merindukan rasa cinta ini, rasa yang membuat hidup ini menjadi berwarna-warni dan berbunga-bunga tetapi perlu di ingat cinta ini bukanlah cinta ala Romeo dan Yuliet. Ini adalah rasa cinta yang sejati dan suci, cinta yang berasal dari terpautnya dua hati (Ta’liful qulub) diantara dua insan, yaitu cinta yang hanya semata-mata dilandasi karena mengharap ridlo Allah SWT,

Manusia makhluk sosial

Sebagai mahluk sosial manusia tidak akan bisa menghindarkan diri dari butuh terhadap orang lain, serta berinteraksi terhadap orang lain, tidak ada manusia yang mampu hidup sendiri selamanya . Nabi Adam pun gelisah ketika harus hidup sendirian di surga padahal segala kemewahan tersedia disana tetapi apalah artinya kemewahan jika tidak ada teman bercanda disana dan berbagi suka?. Begitulah sifat manusia, ketika Alllah SWT menciptakan ibunda hawa untuk menemani Nabi Adam AS, hilanglah sudah kegelisahan dan kesunyian itu , Bahkan ketika mereka akhirnya terusir kedunia karena tipuan syetan mereka masih mampu mengarungi kerasnya kehidupan, tiada lain karena ikatan hati yang mengukuhkan ikatan rasa cinta dan telah menjadikan kekuatan untuk terus berusaha mempertahankan hidup.

Sebagai hamba Allah sesungguhnya kita diciptakan hanya untuk beribadah, beragama sebagai manifestasi dari ibadah, hampir bisa dipastikan kita tidak bisa lepas dari hidup berjamaah (berinteraksi dengan orang lain), apapun bentuknya, apakah jamaah sholat, dakwah taklim, yasinan, dan sebagainya, jamaah ibarat bangunan rumah didalamnya kita bisa bernaung dari derasnya hujan, teriknya matahari, serta bercanda bersama keluarga, maka agar ada kehangatan dalam keluarga tersebut, dibutuhkan adanya ruh. Denga ruh maka hiduplah suasana keluarga, diantara ruh tersebut adalah

Pertama. Berpegang pada tali agama Allah SWT.

Dengan ruh ini kita sandarkan semua permasalahan hanya kepada Allah SWT yang telah membuat segala permasalahan yang ada didunia ini dan apapun yang kita lakukan hanyalah semata-mata untuk mencari keridloan Allah SWT, dan dengan ruh ini kita akan mencintai saudara kita dan akan keluar dari mulut kita ucapan Ana Uhibbukum Fillah (Aku mencintai kamu hanya semata-mata karena Allah SWT) tentunya ucapan ini tidak hanya berhenti dimulut saja akan tetapi terus kita upayakan sampai pada relung hati yang paling dalam

Kedua. Pertautan hati (Ta’liful Qulub) dan persaudaraan (ukhuwah)

ketika kita mampu mencintai karena Allah SWT maka akan muncul dalam pribadi kita pertalian hati yang tidak memandang nasab keturunan, setatus social, dan hal lain yang sifatnya materi, ketika ta’liful qulub terwujub maka rasa ghil (dendam) diminimalisir walau sulit dihilangkan sepenuhnya, dengan sendirinya tercipta persaudaraan yang semata-mata Karena mengharap ridlo Allah persaudaraan yang mampu membawa kita kepada ketaqwaan. Setiap kali kita memandang saudara kita mengingatkan kita kepada Allah SWT yang telah menciptakanya, dan sebaliknya disaat kita berlomba-lomba dalam kebaikan maka akan mudah terwujud, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran akan senantiasa menghiasi hari-hari kita, alangkah indahnya hidup ini jika kehidupan semacam itu terwujud dalam kehidupan kita saat ini, tidakkah kita berkeinginan untuk mengusahakanya?,

Kadang kita masih menyimpan ghil dengan saudara kita mingkin hanya karena dia lebih cantik dari kita, lebih popular, lebih pintar, dan banyak tanggung jawab serta prestasi atau karena dia beda jamaah/kelompok dan beda guru ngaji dengan kita. Akankah kita menyeruh tanpa berkeinginan memperbaiki diri kita sendiri? Paling tidak ada enam hal yang bisa dikerjakan dalam hidup kita sebagai dampak dari pertalian ruh dalam diri kita.

  1. Barang siapa saja yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat maka dia adalah sudara kita, janganlah kita memusuhinya apalagi mengkafirkanya dikarenakan tidak sepaham dengan diri kita
  2. Berbaik sangka dengan sesama saudara, karena pada dasarnya manusia hanya mampu melihat yang dhohir saja (sebatas penglihatanya) maka sepantasnya kita berusaha untuk berbaik sangka dengan menghindarkan segala bentuk suu’dlon (perasaan jelak.) Sesungguhnya berburuk sangka hanyalah akan menyiksa batin cukuplah Allah SWT yang mengetahui rahasia masing-masing hambanya hanya kepada Allah kita akan mempertanggng jawabkan diri kita masing-masing.
  3. Saling memberikan pertolongan dan perlindungan terhadap apa yang telah disepakati, siapa diantara kita yang mampu hidup sendiri? tentunya kita saling membutuhkan satu dengan yang lainya . Niatan karena Allah serta keterikatan hati, dan persaudaraan yang membuahkan rasa cinta akan selalu membimbing kita untuk peduli kepada saudara dan kita akan selalu siap berkata dengan saudara dengan ucapan “Hajah Hidmah/ adakah yang bisa saya bantu wahai saudaraku?”
  4. Memberikan udzur terhadap perkara yang tidak disenangi karena tidak ada manusia yang sempurna (no boody perfect) hanya keEgoisan yang menuntut seseorang akan kesempurnaan dari orang lain, dari kesadaran akan hal tersebut menjadikan kita akan menemukan sesuatu yang tidak kita senangi dari saudara kita apakah sikapnya, sifatnya, atau kinerjanya, butuh kelapangan dada untuk bisa menerima perkara yang tidak di senangi dari saudara kita selama perkara tersebut tidak bertentagan dengan syariat maka kita harus berupaya untuk selalu memberika udzur
  5. Tidak mempermasalahkan hal yang tidak prinsip dalam agama (furuiyah) karena kebenaran dan kebathilan amatlah jelas kalaupun ada perkara yang masih membutuhkan ijtihad maka kebebasan kita untuk mengikuti ijtihad tersebut mana yang kita sukai dengan konsekwensi bersungguh-sungguh karena ilmu Allah SWT amatlah luas laksan lautan yang jika dijadikan tinta untuk menulis ilmu Allah maka tidaklah akan habis ilmu Allah walau air laut tersebut sudah habis
  6. Selalu mendahulukan persatuan ketika menyadari sesama muslim adalah saudara saat itu kita akan selalu menuju kearah persatuan bukan justru memperbesar perbedaan yang ahirnya menimbulkan perpecahan

Ketiga Musyawarah

Sesungguhnya berpegang dengan tali Allah SWT serta pertalian hati dan persaudaraan akan menjadikan kita menyikapi segala permasalahan dengan bijaksana . Musyawarah akan selalu melandaskan aktivitas kita dalam menyelesaikan sebuah permasalahn sesungguhnya musyawarah tidak akan membawa kita kepada kesesatan hanya karena Egois (ananiyyah) yang membuat seseorang tidak mau bermusyawarah.

Wallahu A’lam



Figur Pemimpin teladan

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah SWT, sehingga Allah SWT menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik”.
Q.S. Al Hasyr 19


Kampanye pilpres telah dibuka, laksana genderang telah ditabuh pertanda perlombaan akan segera dimulai. Para jurkan masing-masing pilpres telah berorasi dan menawarkan sekian banyak program untuk bangsa, ada yang menjanjikan untuk mengangkat perekonomian rakyat kecil, ada lagi janji-janji yang di sampaikan untuk mewujudkan pendidikan yang gratis, janji kesejahtraan para pegawai dan masih banyak lagi program-program yang ditawarkanya, rakyatlah yang bisa memilih dan menentukan siapa diantara mereka–mereka (para capres) yang memang layak mendapatkan kepercayaan memegang amanah rakyat, disisi lain masih banyak kita jumpai pula trik-trik yang keji dengan mony politic misalnya atau dengan cara-cara busuk lainya, dan ada pula rakyat kecil yang belum bisa serta mengenal lebih dekat akan figure masing-masing capres tersebut,

Ketidak tahuan akan figure sang pemimpin, akan mengantarkan mereka salah pilih dalam pemimpinanya, maka idak heran jika aspirasai rakyat bawah tidak sampai pada atasanya. Ada sedikit cerit kecil tentang kesuksesan sang-pemimpin dari generasi masa lalu yang bersinar bak mutiara ditengah lautan atau laksana oase ditengah gersang padang sahara. Barangkali cerita singkat ini sedikit membantu kita dalam memilih dan menentukan pimpinan kita, dia adalah :.

Umar bin Abdul Aziz

Umat islam umumnya mengenal tokoh sejarah yang luhur ini, ia adalah Umar bin Abdul Aziz bin Abdullah bin Umar bin Khottob. ia popular dengan sebutan Umar II Umar I adalah sahabat Umar bin Khotob mbah buyutnya sendiri sahabat nabi sekaligus kholifah dizaman khulafaaur rosyidin dikenal sebagai panglima yang sholeh, jujur, tegas, pemberani dan bersahaja, jika beliau mau menumpuk harta dan menyimpan ribuan dinar tentulah amat mudah bagi beliau akan tetapi sebagai pemimpin yang bijak beliau tidak melakukakan itu semua yang dilakukan hanyalah semata-mata demi rakyatnya, Begitupun dengan Umar II yaitu Umar bin Abdul Aziz, Umar yunior ini adalah seorang kholifah (pemimpin tertinggi Negara) dinasti Umayyah pada ahir abad ke-7M dikenal dalam literature islam klasik sebagai pemimpin yang adil, bersahaja, jujur dan tak kenal kompromi.

Benih baik akan melahirkan orang yang baik pula

Tiada beriman(tidak sempurna imanya) seseorang yang tidak memegang amanah dan tidak ada agama (menjalankan agama dengan baik) bagi orang yang tidak memegang atas janji “H.R. Addailami. Menjelang dini hari pada suatu malam kholifah Umar bin Khotob RA disertai pengawalnya melakukan sidak kepinggiran kota, beliau mendengar pembicaraan dua orang wanita digubuk kecil. Sang ibu berkata “campur saja susunya dengan air”, anak gadisnya menjawab “tidakah Amirul mukminin Umar bin khotob telah mengeluarkan undang-undang dilarangnya mencampur susu dengan air wahai ibu?, sang ibu menimpali omongan “toh kholifah umar tidak akan tahu. Kalau kholifah umar tidak mengetahuinya akan tetapi Allah SWT yang Maha Agung pasti melihat nya? jawab sang anak gadis setengah membantah perintah ibunya
Dialog kedua insan ini teramat terkesan dihati sahabat Umar, esok harinya beliau menyuruh stafnya untuk menyelidiki kedua wanita tersebut setelah melalui penyelidikan yang yang intens ternyata diketahui bahwa perempuan tersebut telah ditinggal mati oleh suaminya dalam medan pertempuran dijalan Allah SWT ahirnya hidup mereka serba kekurangan karena tidak ada yang menanggung biaya hidupnya, singkat cerita ahirnya sahabat Umar berkeinginan meminang gadis tersebut untuk cucunya yang bernama Ashim pernikahan itulah yang ahirnya melahirkan seorang perempuan yang kelak akan dinikahi oleh abdul aziz bin marwan kholifah kelima yang amat tersohor kemudian melahirkan umar bin abdul aziz kholifah yang tersohor dan adil serta zuhud. Allah SWT berfirman “Dan ayahnya adalah seorang yang sholeh maka Tuhanmu menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan keduanya mengeluaran simpananya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu” Q.S. Al Kahfi 82
Ayat ini yang meng-inspirasikan bahwa dengan kesolehan orang tua adalah salah satu sebab Allah mengangkat derajat seseorang, maka berbahagilah seseorang yang terlahir dari keluarga baik-baik karena hal itu sebagai satu langkah mereka mendapatkan kemudahan dalam meraih kemuliyaan dari Allah SWT

Berkah memegang amanah

Ketika umar bin Abdul Azizi mendapat promosi dari gubernur Madinah menjadi kholifah ia menangis tersedu-sedu hingga tak sadarkan diri ia mengatakan bahwa beban kewajiban seberat ribuan gunung telah diletakan kepundaknya padahal untuk mengurus diri sendiri ia merasa belum mampu apalagi diberi amanah mengurus umat yang amat komplek. Setelah Umar bin Abdul Azizi dilantik menjadi kholifah beliau pergi kemusholla dan menangis ketika ditanyakan penyebab tangisnya beliau menjawab aku memikul amanat umat ini dan aku tangisi orang-orang yang menjadi amanat atasku yaitu kaum fkir miskin yang lemah dan lapar ibnu sabil yang kehilangan tujuan dan terlantar, orang-orang yang didzolimi dan dipaksa menerimanya orang-orang yang banyak anaknya dan berat beban hidupnya karena itu aku menangisi diriku sendiri karena beratnya amanat atasku, ungkap Umar bin abdul aziz.
konon semasa ia menjabat sebagai kholifah hampir tak satupun makhluk dinegerinya yang kelaparan, dan hampir tak ada serigala yang mencuri ternak penduduk kota kemakmuran menyelimuti negeri itu hingga tidak ditemukan orang yang meminta-minta zakat karena mereka semua mampu untuk mengeluarkan zakat dan yang lebih mengagumkan lagi penjara terasa sepi hampir tak ada penghuninya semasa menjadi kholifah beliau berjanji dalam hatinya tidak akan mengecewakan amanah yang diembanya. Suatu hari seorang gubernur menulis surat yang intinya meminta dana untuk pembangunan benteng disepanjang kota, kholifah membalas suratnya apa manfaatnya membangun benteng? Bentengilah ibu kota dengan keadilan dan bersihkan jalan-jalanya dari kedzaliman dengan benteng keimanan itulah yang akan mampu mengantarkan kedamaian dan ketentraman, pepatah mengatakan seorang alim harus mengajar dirinya sebelum ia mengajar ilmu kepada orang lain, dan hendaknya mengajar prilakunya sebelum ia mengajar dengan ucapan-ucapanya,

Selektif dalam makan

Suatu hari kholifah umar bin Abdul Azizi mendapat hidangan makanan septong roti yang masih hangat harum dan membangkitkan selerah dari istrinya dari mana roti ini tanyanya buatan sendiri jawab sang istri berapa kamu habiskan untuk membeli terigu dan bumbu untuk membuat roti ini? Hanya tiga setengah dirham saja jawab istrinya aku ingin tahu asal usul benda yang akan masuk keperutku agar aku dapat mempertanggung jawabkan disisi Allah SWT. Nah uang setengah dirham itu dari mana? Setiap hari aku harus menyisihkan setengah dirham dari belanja yang telah engkau berikan wahai amirul mukminin sehingga dalam seminggu terkumpullah uang tiga setenga dirham cukup untuk membeli bahan-bahan roti yang halalan thoyiban kata istri kholifah sambil menjelaskan baiklah kalau begitu saya percaya asal usul roti ini halal dan bersih namun saya berpendapat lain ternyata biaya hidup kita setiap harinya perlu dikurangi setengah dirham agar kita tidak punya kelebihan yang membuat kita mampu membuat roti atas tanggungan umat tegas kholifah dan sejak hari itu Umar membuat intruksi kepada bendaharawanya baitul maal untuk mengurangi jatah harian keluarga Umar sebesar setengah dirham. saya juga akan berusaha mengganti roti itu agar perut saya kenyang dari gangguan perasaan karena telah memakan harta umat demi kepentingan pribadi sambung kholifah .



UNDANGAN Seminar - Managemen Masjid

Seminar management masjid, oleh Drs. Imam Mawardi (pustakamawar.com )

Hari : Sabtu, 16 Mei 2009
Jam : 13.00
tempat : Masjid Al Muttaqien, PPMIC Alawiyah ( Jl. Solo km 9 Maguwoharjo Yogyakarta )


GRATIS !!!
Tempat terbatas, Hub : ( Abu Achmad ) 0856 4522 5598


Kiat menuju hidup bahagia

“ Barang siapa yang pagi-paginya beriman kepada Allah SWT, diberikan kecukupan rezekinya, diberikan kesahatan badanya, maka laksana ia hidup dengan kebahagiaan dunia ada pada genggaman tanganya”.
Al Hadits

Sebut saja “Kang Ahmad” (bukan nama sebenarnya), tampak raut mukanya begitu kusam, kelihatan tidak ada sinar sedikitpun yang terpancar pada mukanya, hari-hari ia tersibukan dengan pekerjaan, mulai bangun pagi, sholat subuh hingga pada pagi harinya ia bersiap-siap kekantor untuk bekerja dan pulang sore. selepas kerja ia masih disibukan dengan pekerjaan rumah, kesibukan yang padat amat menyita waktunya demi mencukupi kebutuhan keluarga, gajinya cukuplah lumayan setiap bulanya berkisar Rp 25 juta, akan tetapi dia begitu setress dengan itu semua, ia belum bisa menemukan arti kebahagiaan hidup yang dijalaninya.

Memang tidak semua orang bisa menemukan kebahagiaan dan kepuasan hatinya, uang yang banyak kadang kala tidak bisa mengantarkan kebahagiaan seseorang, justru kebahagian itu bisa diperoleh tetkala seseorang mengembalikan semuanya kepada sang pemberi kebahagiaan hakiki serta berusaha bersyukur akan nikmat yang diterimanya. Selain berdzikir dan beribadah, berikut ini kami paparkan kiat-kiat menggapai kebahagiaan, mudah-mudahan kita menjadi orang yang senantiasa mendapat kebahagiaan dunia dan aherat. Amin.

1. Mensykuri&menikmati yang ada
Orang bijak mengatakan bahwa hidup ini haruslah dinikmati dan waktu menikmati itu ada pada saat ini, sedangkan kemarin adalah kemenangan dan esok hari adalah adalah tempat suatu harapan. Nikmatilah segala aktifitas dan kehidupan yang kita jalani hari ini, manfaatkan waktu yang telah diberikan oleh Allah SWT dengan sebaik-baiknya kelengahan terhadap memanfaatka waktu berarti telah menyia-nyiakan hidup kita sendiri, penuhilah segala aktifitas dengan hal-hal yang positif baik dunia maupun aherat.Allah telah memperingatkan manusia tentang waktu sebagaimana difirmankan..”Demi waktu sesungguhnya manusia itu dalam kerugian kecuali ia yang beriman serta beramal baik serta saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran“ Q.S Al Ashr 1-4

2.Buatlah hidup kita ringan
Mulailah hidup ini dengan bangun pagi yang baik yaitu dengan ucapan syukur bahwa Allah SWT telah memberikan kehidupan yang baru pada diri kita, hari kemarin berbeda dengan hari ini dan hari ini berbeda dengan hari esok kemudian berjanjilah kepada diri sendiri dengan memohon pertolongan Allah SWT akan menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya dan berbuat yang meridlokan Allah, janganlah membebani diri sendiri diluar batas kemampuan hilangkanlah beban-beban pikiran berat yang ada, semakin kita membebani pikiran dengan hal-hal yang tidak penting maka hidup kita akan semakin jauh dari rasa bahagia, lakukan aktivitas mulai dari hal yang ringan-ringan, karena hidup ini akan terasa ringan jika kita sendiri yang membuat suasana menjadi ringan akan tetapi hidup ini serasa berat tetkala kita yang membuat suasana menjadi berat sendiri, semua berpangkal pada diri kita sendiri.

3. memelihara kesehatan
Kesehatan adalah mahkota yang sangat berharga seseorang akan sulit meraih kebahagiaan manakala badan sakit-sakitan betapa susahnya tetkala seseorang sedang sakit gigi misalnya, maka menjaga kesehatan dengan baik, senantiasa jalan-jalan dan berolahraga yang rutin, istirahat yang cukup serta makan dengan makanan yang bergizi sekalipun sedikit adalah hal yang terpenting dalam hidup ini.

4.Belajar mensyukuri nikmat
Jika kita mau jujur terhadap diri sendiri kiranya banyak karunia Allah yang telah di berikan kepada kita baik berupa nikmat fisik, psikis, dan semakin kita merenung akan nikmat Allah maka akan semakin terdorong hati kita untuk senantiasa bersyukur akan apa yang ada hari ini yang telah diberikan nikmatNya, begitulah gambaran semakin dekatnya manusia akan al Kholik . jauhkan fikiran dari lamunan yang tidak berarti yang justru akan menjauhkan manusia dari hidup realistis serta jauhkan dari sifat tamak dan rakus terhadap sesuatu yang belum ada ditangan sendiri, kita harus sadar bahwa ketidak puasan terhadap apa yang tidak kita miliki saat ini adalah sumber ketidak bahagiaan.

5. Sayangi diri sendiri
Sadarilih bahwa tidak ada manusia yang sempurna didunia ini, justru kesempurnaan manusia terletak pada pengakuan kekuranganya, janganlah kita terlalu menuntut terhadap diri kita sendiri untuk selalu tampil sempurna maka kita akan terbebani dengan tuntutan kita sendiri, jadikan kekurangan yang ada pada diri kita sebagai sarana untuk untuk semakin merendahkan diri dihadapan Allah SWT dan mengagungkanya dan jadikanlah kekurangan sebagi cambuk untuk selalu harus belajar terhadap orang lain dan janganlah kekurang yang kita meiliki menjadikan kita harus minder, dengan demikian kita akan menjadi orang yang tawadzu’ (rendah hati)

6. Berjiwa besar
Sadarilah bahwa orang lainpun mempunyai kekurangan dan kelebihan janglah kekukarangan orang lain menjadi bahan ejekan kita atau merendahkannya akan tetapi jadikanlah kekurangan orang lain sebagai saranan kita untuk melengkapinya dengan membimbing dan mengarahkan kepada sarana belajar untuk lebih meningkatkan kesempurnaan diri kita, ada baiknya kita tidak memendam amarah, dendam, kebencian, dan iri hati, kepada orang lain, jauhkan diri kita dari perasaan negatife.

7. Bersahabatlah dengan yang baik
Setiap orang membutuhkan teman yang dapat dipercaya sebagai teman curhat dan mengadukan persoalanya, carilah teman yang dapat menasehati kita dikala kita mengalami kesedihan, taman yang baik adalah teman yang bisa memberikan pertolongan, solusi serta meberikan jalan penyelesaian yang bijak dikala kita menemui masalah, teman yang baik adalah teman yang mampu menjaga rahasia dan cela kita, dan sebaik-baik teman adalah yang dapat dipercaya, menolong dikala kita butuh, menghibur dikala kita sedih, memberikan jalan keluar yang baik disaat ada masalah dan menutupi cela kita, jadikan teman dikala suka dan duka serahkan persoalan kita hanya kepadaNya maka dialah (allah) yang akan menyelesaikan.

8. Buatlah orang lain bahagia
Janganlah kita termasuk orang yang bakhil yang tidak mau mengulurkan tangan kepada orang lain untuk menolong dan membahagiakanya, jadilah kita laksana kran air yang senantiasa menyalurkan nikmat Allah kepada orang lain, dan jadikanlah diri kita sebagai pendengar yang baik tetkala orang lain berbicara serta hiburlah orang-orang yang susah tolonglah orang yang membutuhkan bagilah kenikmatan kepada orang lain maka kitapun akan merasakan kebahagiaan sebab kebahagiaan akan datang dikala kita tidak mengejarnya untuk diri sendiri melainkan saat kita membagi-bagikanya untuk orang lain.

9.bersikap optimis
Optimis terhadapa apa yang kita kerjakan serta yakin akan kemampuan kita bahwa persoalan akan selesai dengan memohon pertolongan Allah. Sikap pesimis hanya akan membawa hidup menjadi sulit dan jauh dari kebahagiaan jadikan kesulitan, persoalan sebagai tantangan atau peluang menuju kesuksesan dan yakinlah bahwa tiada kesuksesan tanpa ada rintangan dan ujian. Karena kesuksesan bukan terletak pada tangan orang laian akan tetapi datangna kesuksesan ada datangan kita. kesuksesan akan menentukan percaya diri akan kemampuan bahwa kita akan mampu menyelesaikan masalah. Sikap optimis adalah modal besar dalam menyelesaikan masalah.

10serahkan hidup hanya kepadaNya
Yakin akan sumber kebahagiaan, ketenangan, ketentraman,terletak sejauh mana kita memasrahkan hidup ini kepadaNya penyerahan diri secara totalitas terhadap hokum dan ketentuanya adalah puncak dari segala kebahagiaan hidup, Allah menjanjikan bahwa mereka-mereka yang memasrahkan segala urusan kepadaNya maka Allah SWT akan senantiasa mencukupi apa yang menjadi kebutuhanya

Wallahu A’lam



Indra ke-6 atau bisikan syetan? ( 2 )



"Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai karunia yang besar yang diberikan-Nya kepada manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukurinya, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengetahui apa yang disembunyikan hati mereka dan apa yang mereka nyatakan”.

Q.S An Naml 73-74

Dikala manusia dalam pergulatanya mengais rizki Allah SWT di muka bumi ini, tidak sedikit dari mereka yang merasakan kesusahan dan seakan-akan menemui jalan buntu dalam mencari jalan rizkinya, hingga keluh kesah tersebut mengantarkan dirinya harus pergi ke seseorang yang dianggap dan diyakini bisa membantu, menyelesaikan urusanya, Para Astrologer (peramal) inilah yang diyakini sebagai penentu nasib baik dan buruknya. Mereka sangat percaya dengan ramalan-ramalan paranormal yang sangat menjerumuskan dan mengantarkan kesyirikan, tidak heran jika masyarakat kita sebelum menjalankan hajatnya seperti ketika akan memulai usaha, mantu, ataupun mendirikan rumah, terlebih dahulu mereka harus minta restu para dukun-dukun atau minta diramalkan akan nasib dirinya. Mereka amat percaya bahwa para dukun dan paranormallah yang sidik peningalnya atau indra ke-6nya amat tajam berbeda dengan manusia lainya yang tidak memiliki ketajaman hati dan tidak bisa meramal akan nasib seseorang yang bakal terjadi. Sebenarnya adakah indra ke-6 itu? Atau apakah itu hanya tipu muslihat syetan yang sudah menjadi salah satu strategi untuk menjerumuskan manusia?.Dan kalau itu memang betul-betul ada serta nyata akan terjadinya ramalan, lalu bagaimana dengan kodrat dan kekuasaan Allah SWT yang Maha perkasa dan Mengatur segala-galanya akan apa yang bakal terjadi dan telah terjadi didunia ini?

Presepsi indra ke-6

Persepsi terjadinya indra ke-6 terjadi lewat jalan pengaruh factor-faktor indrawi pada panca indra kita . Namun terkadang ada sebagian manusia yang mengerti dan dapat mengetahui sesuatu yang berada diluar jangkauan pengaruh langsung indra mereka, misalnya benda itu berada ditempat yang jauh sekali yang tidak mungkin terkena pengaruh langsung indra mereka, Fenomena ini oleh Stanford dari Wrightsman, pengarang Kology A Scientific study Of Man dinamakan persepsi Ekstra sensorik.

Telah terjadi perdebatan diantara pakar psikologi kontemporer terhadap fenomena ini. Ada sebagian yang meragukan dan mengingkari kemungkinan terjadinya sesuatu, Beberapa pakar psikologi kontemporer berusaha melakukan penelitian empiris guna mengecek kebenaran fenomena tersebut, hanya saja hasil yang mereka peroleh tidak valid karena keritikan terhadap rapuhnya kerangka methodology yang digunakan dalam penelitian tersebut selain itu hasil penelitian juga tidak berhasil mencapai penjelasan yang meyakinkan dan tidak dapat diterima mayoritas pakar psikolog. Fenomeni ini masih perlu pembahasan lebih lanjut agar sampai pada penafsiran yang meyakinkan dan dapat diterima oleh semua pihak.

Ekstra sensorik dalam Al Qur’an

Dalam al Qur’an terdapat dalil yang menunjukan adanya indra ke-6 sebagia landasan dan pijakan dalam berfikir, seperti halnya kisah nabi Ya’kub AS yang telah mencium bau anaknya Yusuf AS dari jarak nan jauh sejauh perjalanan onta selama beberapa hari yakni ketika kafilah yang membawa pakaian nabi Yusuf bergerak dari Mesir menuju tempat Ya’kub AS bermukim sebagaimana difirmankan “Tetkala kafilah itu telah keluar dari negeri Mesir, berkatalah ayah mereka (Ya’qub) sesungguhnya aku mencium bau Yusuf sekiraya kamu tidak menuduhku lemah akal tentu kamu akan membenarkan aku”.Q.S.Yusuf ayat 94

Dalam kesempatan yang lain Rosulullah SAW pernah melihat para sahabat dari balik punggung yang tidak berada dalam jangkauan pandanganya. Sahabat Anas telah meriwayatkan “Suatu rosulallah SAW sholat bersama kami tetkala selesai sholat, beliau menghadapkan wajahnya kepada kami lalu bersabda “Hai sekalian manusia sesungguhnya aku ini imam kalian maka janganlah kamu mendahului aku dalam ruku’, sujud, berdiri, dan mengucap salam, Sesungguhnya aku melihat kalian dari arah depan dan belakangku”. H.R. Syaikhoni

Beberapa hadits lain mengisyaratkan bahwa rosulallah SAW mampu meihat hal-hal ghaib. Atau sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang. Sahabat Uqbah bin Amir, meriwayatkan Pada suatu hari rosullallah SAW keluar dari rumahnya lalu melakukan sholat mayyit terhadap syuhada Uhud. Kemudian beliau menuju mimbar dan bersabda “Sesungguhnya aku mendahului kalian. Aku juga menjadi saksi bagi amal kalian diaherat. Dan sesungguhnya aku, demi Allah sedang melihat telagaku, (Al kautsar) sekarang, sungguh aku telah dianugrahi kunci-kunci bumi harta ranpasan yang diperolah dari Romawi dan Persia dan sungguh aku demi Allah tidak menghawatirkan jika kalian musyrik akan tetapi aku khawatir jika kalian berlomba-lomba memperebutkan kunci-kunci bumi itu “. H.R. Syaikhon

Dalam kisah isro’ mi’roj kita juga menemukan contoh lain dari indra ke-6 yaitu ketika kaum Quraisy mendustakan rosulullah SAW dalam hal isro’ mi’roj sehingga Allah SWT menyingkapkan baitul maqdis kepada beliau sehingga beliau dapat melihat di depanya dan digambarkan secara detail. Rosulullah SAW bersabda “Tetkala orang-orang Quraisy mendustakan aku dalam masalah isro’ mi’roj aku berdiri di Hijir ismail lalu Allah menampakan Baitul Maqdis padaku, segera aku mulai menampakan pada diri mereka tentang ayat-ayat kebesaran Allah sambil aku memandangnya”. H.R. Muslim

Ketajaman indra ke-6 rosulullah SAW berpengaruh kuat pada kondisi psikologi para sahabat jika mereka bersama-sama beliau sebagai gambaran paparan sahabat Handzolah Al Asdy salah satu sekertaris pribadi rosulullah SAW meriwayatkan “Yaa rosulallah jika kami bersamamu kami selalu ingat surga dan neraka yang engkau sampaikan sekan-akan aku melihat dengan mata kepala sendiri, namun jika aku keluar dari majlis Engkau yang mulia dan aku telah berurusan dengan istri dan anak-anakku serta pekerjaan maka aku banyak lupa hal itu semua, rosulallah SAW lalu bersabda Demi Dzat yang diriku ada pada genggamaNya jika kalian selalu menstabilkan kondismui sama dengan kondisi tetkala bersamaku dan selalu berdzikir maka malaikat akan selalu menemanimu baik di tempat tidurmu dan didalam perjalananmu”.H.R. Tirmidzi

Dengan demikian kemampuan indra ke-6 sebenarnya berhubungan dengan kemampuan rosulallah dan sahabat untuk senantiasa menjaga kondisi kebersihan hati dan kebeningan jiwa dan selalu berdzikir kepada Allah yang mereka capai disaat bersama-sama dengan rosulallah Saw Para ahli sufi menyebutnya hal ini dengan maqom Kasyf dimana pada kondisi yang ruh telah terbebas dari belenggu badan maka seseorang akan dengan mudah melihat dan mendengar dari jauh atau dari balik pembatas-pembatas materi. Beberapa hal yang manusia tidak dapat melihat atau mendengar, sehubungan dengan hal ini rosulallah SAW bersabda “seandainya syetan tidak menutupi hati anak adam sungguh mereka akan dapat melihat kerajaan langit.” H.R. Ahmad

Dengan kejernihan hati dan ketulusan jiwa yang telah dikaruniakan Allah rosulallah mempunyai kemampuan indra ke-6 yang luar biasa . Lebih dari itu rosulallah pernah menikmati kemampuan luar biasa dalam merasakan apa yang dirasakan hewan dan mengetahui perasaan sakit, sedih dan takut atau perasaan lain yang dialaminya . sahabat Abdullah bin ja’far memberikan kesaksian bahwa rosulullah masuk kerumah salah seorang sahabat Anshor tiba-tiba ada seekor onta sambil merintah dan meneteskan air mata tetkala onta tersebut melihat rosulallah lalu rosul mendatangi onta tersebut dan mengusap air matanya kemudian diamlah onta tersebut , beliau bersabda “Siapa pemilik onta ini? Saya Yaa rosul jawab seorang Anshor yang segera mendatangi rosulallah. Apa kamu tidak bertaqwa kepada Allah pada hewan ternak yang dianugrahkan oleh Allah kepadamu ini? onta ini mengadu kepadaku bahwa kamu telah membuatnya lapar dan letih”. H.R. Abu Dawud

Dalam riwayat lain sahabat Abdurrahman bin Abduh memberikan kesaksian bahwa rosulallah SAW singgah kerumah seseorang yang telah pergi ke hutan dan mengambil telur burung merah lalu induk burung merah mengelilingi rosulallah dan para sahabat. Rosulullah lalu bersabda “Siapa diantara kalian yang menyakiti burung ini? Salah seorang menjawab “Aku yang mengambil telurnya “ lalu rosulullah memerintahkan untuk mengembalikan telur yang telah diambilnya tersebut”. H.R. Ahmad

Disisi lain syetan dalam misi menjerumuskan manusia dengan kemampuanya yang bisa mendengarkan dan mencuri secuil dari wahyu kadangkala menjanjikan kepada manusia untuk bisa meneropong keadaan seseorang (seperti para peramal) yang tak ubahnya mereka yang telah mendapatkan karunia Allah karena pancaran kebeningan hatinya, kemudian pada ahirnya dijerumuskan kejurang neraka. Tetkala seorang laki-laki dari bani tsaqif mau menceraikan semua istrinya dan membagi semua harta kekayaanya, Sayyidina Umar bin Khottob berkata “aku mengira jangan-jangan syetan telah membisikan ketelingamu bahwa kamu akan mati besuk sehingga kamu gusar akan tanggung jawab hingga kamu menceraikan istri-istrimu dan membagi semua hartamu, sekarang kembalilah kepada istri-istrimu dan kamu ambil kembali hartamu atau kamu lebih memilih dialam kubur nanti akan disiksa seperti halnya Abi Righol?”H.R. Abi Dawud