Sang pemimpin pelayan bagi umat ( 3 )

Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main saja?, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?. Maka Maha tinggi Allah Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Dia. Tuhan yang mempunyai Arsy yang mulia”
Q.S. Al Mukminun 115-116


Pesta demokrasi bangsa Indonesia telah berlalu pada 9 April 2009 kemarin, suasana perebutan kursi kekuasaan baik yang berada didaerah, propinsi ataupun tingkat pusat masih bergulir terus menerus, perhitungan perolehan suara menjadi monitor utama bagi mereka-meraka yang terlibat pencalonan dan mereka-mereka yang punya kepentingan, disisi lain terpuruknya partai-partai islam dalam pemilu tahun ini amatlah membuka cakrawala bangsa Indonesia yang beragama islam, bagaimana tidak?, penduduk Indonesia yang bermayoritaskan pemeluk agama islam malah partai-partai yang berasaskan islam tidak begitu mendapatkan tempat dimata pemeluk agama islam sendiri, mereka malah lebih senang dan puas memilih partai-partai yang berasaskan non islam, selain dari itu perpecahan umat islam dengan banyaknya partai semakin terlihat nyata ketidak solidan umat islam sekarang, saling mendendam, menjatuhkan, dan mencampakan sesama umat semakin tidak tertutupi lagi dan dengan terang-terangan mereka berani melakukan apa saja kepada teman seiman dan seagama demi pristise yang diinginkan masing-masing, inilah realita, kekuasaan kadang membawa seseorang larut didalamnya sehingga meniadadakan esensi yang sebenarnya dalam kepercayaan dan keyakinan dalam agamanya yang semestinya dipertahankan,


Ukhuwah

Persatuan adalah bagian yang terpenting dalam ajaran agama islam karena persatuan islam (ukhuwah islamiyah) bukanya sekedar membangun hubungan manusia dan makhluk-makhluk yang lain tetapi juga dilandasi rasa berpegang teguh dengan Allah SWT sebagimana difirmankan “Telah ditimpa kehinaan ke atas mereka dimanapun mereka berada kecuali mereka berpegang teguh dengan agama Allah dan menjalin hubungan baik dengan sesama manusia” Q.S. Al Imron 112

Untuk menjalin persatuan dengan sesama umat islam Allah SWT menggambarkan bahwa setiap orang islam itu bersaudara antara satu dan lainya dimana asas persaudaraan yang mengikat erat hubungan keluarga atau satu bangsa dengan yang lainya yang telah disatukan dengan hubungan akidah dalam islam seperti firman-Nya “Seseungguhnya orang mukmin itu adalah bersaudara’Q.S. Al Hujurot 10

Ayat diatas menggambarkan kepada kita bahwa umat islam telah mendapat ketentuan dari Allah SWT sebagai saudara seagama, dimana didalamnya banyak hak yang perlu dipelihara bersama-sama. Amatlah banyak ayat-ayat yang mengajarkan kita sebagai orang muslim untuk senantiasa menghormati saudara muslim bukan sekedar memelihara pergaulan dan pembicaraan semata bahkan termasuk dalam segala aspek ekonomi dan keharmonisan kehidupan sosial.


Sama tapi berbeda

Dalam syariat islam, setiap umat bukan sekedar diperintah untuk melakukan ibadah sholat, puasa, haji, dan sebagainya sebagai pengabdian kepada Allah SWT semata-mata akan tetapi diperintah juga untuk senantiasa berjamaah dan bersatu padu menguatkan barisan dengan tujuan yang sama yaitu mencari keridloan Allah SWT, kita bisa melihat dengan leluasa bagaimana pembinaan rosulullah SAW yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjalin hubungan sesama pemeluk islam tanpa melihat latar belakang keturunan dan kedudukan sosial mereka, sejarah telah membuktikan kepada kita bahwa belum pernah terjadi sebelumnya persatuan umat dalam jumlah yang besar melainkan ada pada kejayaan rosulullah SAW dalam membina keharmonisan umat dalam tempo yang pendek dan mampu menggabungkan berbagai faham agama yang pernah dianut umat terdahulu kepada pemahaman yang satu yaitu Mabda’ Islam.

Bahkan belum pernah terjadi dalam sejarah dan peradaban kehidupan manusia ketika itu dimana seseorang dari golongan bangsawan telah di persaudarakan dengan golongan budak sahaya sehingga mereka siap berkorban baik harta dan nyawanya disebabkan kasih sayang dalam persaudaraan yang teramat kuat dalam sanubari mereka sebagaimana yang tercermin pada prilaku sahabat Abu Bakar As Siddiq yang telah di persaudaarakan rosulullah SAW dengan sahabat Bilal bin Robah RA, dan hampir para sahabat dapat merasakan kenikmatan persatuan dan persaudaraan berdasarkan agama Allah SWT yaitu agama islam, hanya ketaqwaan yang ada pada dada merekalah yang membedakan satu dengan yang lainya dihadapan Allah SWT, mereka saling berlomba untuk meraih derajat taqwa, tanpa pandang pamrih dalam menjalankan segala aktifitas keagamaan hanya megharap ridlo-Nya . Rosulullah SAW bersabda “Tidak ada kebaikan orang Arab atas orang A’jam (orang selain Arab) melainkan karena ketaqwaanya

Allah SWT juga berfirman “…dan ingatlah kamu akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara dan tetkala kamu berada ditepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikian lah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu agar kamu mendapatkan petunjuk”. Q.S. Ali Imron ayat 103


Tubuh yang terpisah

Meskipun persaudaraan adalah satu jaminan keamanan dunia agar manusia dapat memakmurkan dunia ini dengan konsep tauhid dan ilmu pengetahuan, namun terdapat pula faktor internal dan eksternal yang dapat menggagalkan visi mulia ini diantara faktor internal tersebut adalah buruk sangka (su’udz dzon) yang kearah berprasangka buruk pada saudaranya, dan cemburu atas kesuksesan saudaranya, selain itu sikap hasad dan dengki mendorong manusia untuk memusnahkan kesuksesan saudaranya , sifat inilah yang menjadi trend penyakit umat sekarng ini, bahkan rusaknya umat terdahulu juga disebabkan karena penyakit tersebut dan bisa melemahkan kekuatan dan menggagalkan persaingan dengan bangsa lainya maka tidak heran jika terdapat banyak ayat Al Qur’an dan hadits yang melarang kita dari sifat yang demikian sebagaimana pernah disabdakan “Jauhilah akan sifat dengki karena sifat dengki akan memakan kebaikan kamu sebagai mana api memakan daun kering”.H.R. Buhori dan Muslim

Adapun faktor eksternal yang bisa meracuni persatuan islam antara lain hasud dan kabar burung yang sengaja diada-adakan agar umat islam senantiasa berselisih dan bermusuhan satu dengan yang lainya yang pada ahirnya umat islam yang semestinya sebagai umat yang menjadi suri tauladan yang sempurna ini tidak lagi dapat menunjukan teladan persatuan yang telah diikat oleh tali aqidah. Ibarat satuh tubuh akan tetapi ada bagian lain yang masih terpisah sehingga kesengsaraan saudara muslim baik yang berada di satu wilayah atau lain daerah tidak akan dirasakan lagi kesengsaraanya bagi yang lain


Mengharap ridlo-Nya

Semangat persaudaraan diantara sesama muslim hendaknya didasari karena Allah semata, karena ia akan menjadi barometer yang baik untuk mengukur baik dan buruknya suatu hubungan sebagaimana disabdakan “Pada hari kiamat Allah SWT berfirman Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku ? pada hari yang tiada naungan selanin naungan-Ku? Yang Aku akan menaungi mereka dengan naunganKu”.H.R. Muslim

Dalam hadits lain disabdakan “Barang siapa yang bersaudara dengan seseorang karena Allah, niscaya Allah akan mengangkatnya ke satu derajat di surga yang tidak bisa diperolehnya dengan sesuatu dari amalnya’. H.R. Muslim

Dan dalam keterangan yang lain nabi SAW menjelaskan bahwa “Di sekeliling Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya yang ditempati oleh suatu kaum yang berpakaian dan berwajah cemerlang pula, mureka bukanlah para nabi ataupun syuhada’ tetapi bisa berbaur dengan mereka, para sahabat berkata “Wahai rosulullah beritahukan kepada kami tentang mereka? Beliau menjawab mereka adalah orang-orang yang saling mencintai, bersahabat, dan saling mengunjungi karena Allah”.H.R Nasai



0 komentar: