Perjuangan Kartini

Perjuangan Kartini


"Barang siapa yang mengajarkan amal-amal sholeh baik ia laki-laki maupun perempuan sedang ia adalah orang yang beriman maka mereka itu masuk kedalam syurga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun".
Q.S. An Nisa' 124

Beberapa hari yang lalu tepatnya pada tanggal 21 april, serentak sorak ramai di setiap sekolahan dan lembaga-lembaga pendidikan memperingati hari Kartini, RA Kartini sebagai sosok wanita yang berhasil mendobrak batas-batas diskriminasi dan beliau telah berhasil membawa suara wanita dalam kesamaan hak-hak kewanitaanya, peringatan yang diadakan hampir disemua lembaga pendidikan-pendidikan itu tiada lain adalah bertujuan agar anak didik mereka terlebih-lebih kaum hawa agar ter-inspirasi dan ter-motivasi sosok RA. Kartini yang begitu gigih berani menyuarakan hak-hak asasi wanita, dan kesamaan dalam meraih kemuliaan disisi Sang Pencipta.

Emansipasi Versi Kartini

Diantara dasar-dasar yang diletakan RA Kartini untuk mengangkat harkat dan martabat wanita adalah mengubah pemahaman yang telah ter tenam kuat, pada waktu itu terjadi adanya perlakuan penghormatan yang berbeda-beda dan berlebihan disebabkan adanya pemahaman sekte-sekte yang berbeda, karena semakin tinggi keningratan seseorang maka semakin tinggi pula rasa penghormatan manusia kepadanya, disisi lain keberadaan setatus sosial masih menjadi benteng yang sulit dihapuskan ditengah-tengah masyarakat dalam memperlakukan orang lain. Gagasan yang dilontarksn oleh RA Kartini tersebut amatlah mulia, dengan gigihnya mereka membela hak-hak kaum lemah terlebih kaum wanita yang mana pada dasarnya Allah SWT dalam menciptakan semua manusia baik seorang laki-laki ataupun perempuan tidak ada perbedaan dalam menggapai kemulyaan disisi-Nya "Barang siapa yang mengajarkan amal-amal sholeh baik ia laki-laki maupun perempuan sedang ia adalah orang yang beriman maka mereka itu masuk kedalam syurga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun".Q.S. An Nisa' 124
Meskipun dari sisi fisik dan karakter Allah SWT telah mendesain sedemikian rupa antara laki-laki dan perempuan, laki-laki mempunyai fisik yang lebih kuat daripada wanita, dan satu dengan yang lainya punya kelebihan yang tidak dimiliki yang lainya. Hal tersebut bisa kita pahami dalam kumpulan surat-surat RA. Kartini "Door Duisternis Tot Licht" yang telah diartikan oleh Armin Pane dengan judul "Habis gelap terbitlah terang" menyatakan bahwa setiap manusia memiliki derajat yang sama dan berhak mendapat perlakuan yang sama. RA Kartini mengenal perinsip tersebut melalui semboyan Revolusi perancis Liberty, Egalite, dan Fraternite (Kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan) yang pada dasarnya itu adalah perinsip islam dan harus menjadi pedoman hidup bagi pemeluknya.

Dalam suratnya RA Kartini yang tertulis pada tanggal 18 Agustus 1899 kepada Setella mengatakan bahwa "Bagi saya hanya ada dua macam keningratan yaitu keningratan pikiran (fikroh) dan keningratan budi (akhlak). Tidak ada yang lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya dari pada melihat orang yang membanggakan asal keturunanya. Apakah berarti sudah orang yang beramal sholeh, orang yang bergelar Graaf atau Baron…..?
Menyimak dari surat RA Kartni tersebut diatas amatlah jelas bahwasanya paparan yang disampaikanya adalah menggugah pemikiran para ningrat yang masih terbelenggu akan keningratanya, dengan keningratan tersebut mereka beranggapan menjadi orang yang mulya tampa harus beramal sholeh. Pemikiran yang semacam inilah yang diberantas habis oleh RA Kartini, karena untuk menjadi orang mulya dan berjaya, justru harus dengan akhlak dan pemikiran yang selamat dari kesesatan., apalah arti suatu keningratan dan keturun yang baik jika tidak dibarengi dengan prilaku yang baik pula serta meniru dan mengikuti apa yang telah menjadi amaliyah orang-orang terdahulunya. Sebagaimana rosulullah SAW bersabda "Bahwasanya sebaik-baik diantara kamu adalah sebaik orang jahiliyah kamu tetkala ia paham akan apa yang telah dilakukan para pendahulunya dan ia masuk islam"

Artinya gagasan pemikiran RA Kartini tidaklah seperti yang telah dilontarkan oleh para Feminis dengan mengatasnamakan RA Kartini dan mengatakan adanya Emansipasi wanita, kesamaan jender serta menuntut perlakuan kesamaan antara laki-laki dan wanita dalam segala hal dan bahkan kalau perlu dalam urusan warisan juga harus sama, karena sekarang kenyataanya banyak wanita yang telah menjadi kepala rumah tangga dan telah menghidupi seluruh komponen keluarga, dan lain sebagainya, justru RA Kartini meletakan dasar pokok akan perlakuan demi kemulyaan.

Renungan kita

Beberapa hal yang patut menjadi perenungan kita dalam mengenang jasa perjuangan RA Kartini diantaranya adalah:
Pertama RA Kartini secara tidak langsung telah meletakan dasar-dasar agama dalam petikan surat tersebut, artinya agama hendaknya menjadi perhatian utama dalam kehidupan wanita hususya dan manusia pada umumnya apabila ingin menjadi muliya. Faktor fikroh dan akhlak yang pada dasarnya bermuara pada agama harus menjadi penentu utama dalam kehidupan manusia terkhusus bagi wanita dengan pegangan agama yang kuat maka wanita akan mampu bertahan dalam menghadapi berbagai pergolakan hidup godaan dan fitnah.

Kedua Maju dan tidaknya sebuah peradaban tidak hanya ditentukan oleh banyaknya aplikasi waesternisasi atau budaya barat tetapi subtansi maju yang sesungguhnya adalah dari sisi ideologi atau pemikiran . Hal tersebut telah diperkuat dengan surat RA Kartini yang ditujukan kepada Ny.Abendanon pada tanggal 27 Oktober 1902 yang berbunyi "… Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa benar-benar satu-satunya yang paling baik. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna?. Dapatkah ibu menyangkal bahwa diballik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?". Artinya bahwa budaya barat bukanlah menjadi parameter keberhasilan dalam membentuk sebuah peradaban baru yang bermutu.

Ketiga Wanita dalam hidupnya dituntut untuk lebih jeli dan peka dalam menentukan sebuah pilihan, moral dan religi hendaknya menjadi tumpuhanya. Janganlah menjadi wanita yang tidak berpendirian (dalam basa jawanya norok bontek). Kemana orang bilang maka ia mengikutinya tanpa harus mengetahui apa tujuan dan kemaslahatanya. Karena itu kesempatan untuk menuntut ilmu agar menjadi orang yang mengerti denagan dasar dan alasan amatlah diutamakan

Keempat Wanita harus mampu memainkan peran dan tugas utamanya sebagai wanita yang sesungguhnya dan hendaknya wanita beroreantasi serta berpikir jauh ke masa depan sehingga generasi-generasi yang terlahir dari rahimnya menjadi manusia unggulan yang mampu membentuk sebuah peradaban baru yang berkualitas.

Kelima. Untuk memiliki pemikiran yang berperadaban tinggi dibutuhkan waktu serta proses yang sangat panjang sebagaimana proses yang telah dialami oleh wanita pejuang kita RA kartini. Kita ingat kembali pesan moral yang disampaikan dalam surat kartini tentang perjuangan "Hidup ini patut kita hayati! Bagaiman kita mau menang kalau kita tidak mau berjuang lebih dahulu? Perjuangan tidak akan pernah berhenti untuk mewujudkan suatu impian , cita-cita dan kepentingan yang sejati dan hakiki. Penderitaan akan senantiasa mengiringi sebuah perjuangan kepada wanita SELAMAT, MARI KITA TETAP BERJUANG!".

Keenam. Wanita memiliki bargaining position yang tinggi dalam membentuk sebuah peradaban baru, untuk membentuk manusia beradab harus dimulai dari seorang ibu yang beradab pula selaku pendidik manusia pertama.dan sekaligus sebagai madrasah akan anak-anaknya. Madrasah yang baik akan bisa meluluskan generasi yang baik pula.

Ketujuh. Kartini yang merupakan salah satu representasi dari wanita memiliki keberanian untuk mendobrak adaptasi yang ada pada dasarnya bertentangan dengan HAM dan islam adalah sebuah pemikiran maju yang diungkapkan oleh wanita produk jaman dahulu. Luar biasa! Lalu bagaimana dengan wanita zaman sekarang dalam memaknai arti emansipasi dan hari Kartini? Adakah sesuai dengan ide dan pemikiran yang telah dituangkan Kartini? Dengan kecanggihan tehnologi dan tantangan yang lebih besar semestinya kita harus bisa berjuang seperti kartini.

Wallahu 'Alam


Sang pemimpin pelayan bagi umat ( 3 )

Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main saja?, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?. Maka Maha tinggi Allah Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Dia. Tuhan yang mempunyai Arsy yang mulia”
Q.S. Al Mukminun 115-116


Pesta demokrasi bangsa Indonesia telah berlalu pada 9 April 2009 kemarin, suasana perebutan kursi kekuasaan baik yang berada didaerah, propinsi ataupun tingkat pusat masih bergulir terus menerus, perhitungan perolehan suara menjadi monitor utama bagi mereka-meraka yang terlibat pencalonan dan mereka-mereka yang punya kepentingan, disisi lain terpuruknya partai-partai islam dalam pemilu tahun ini amatlah membuka cakrawala bangsa Indonesia yang beragama islam, bagaimana tidak?, penduduk Indonesia yang bermayoritaskan pemeluk agama islam malah partai-partai yang berasaskan islam tidak begitu mendapatkan tempat dimata pemeluk agama islam sendiri, mereka malah lebih senang dan puas memilih partai-partai yang berasaskan non islam, selain dari itu perpecahan umat islam dengan banyaknya partai semakin terlihat nyata ketidak solidan umat islam sekarang, saling mendendam, menjatuhkan, dan mencampakan sesama umat semakin tidak tertutupi lagi dan dengan terang-terangan mereka berani melakukan apa saja kepada teman seiman dan seagama demi pristise yang diinginkan masing-masing, inilah realita, kekuasaan kadang membawa seseorang larut didalamnya sehingga meniadadakan esensi yang sebenarnya dalam kepercayaan dan keyakinan dalam agamanya yang semestinya dipertahankan,


Ukhuwah

Persatuan adalah bagian yang terpenting dalam ajaran agama islam karena persatuan islam (ukhuwah islamiyah) bukanya sekedar membangun hubungan manusia dan makhluk-makhluk yang lain tetapi juga dilandasi rasa berpegang teguh dengan Allah SWT sebagimana difirmankan “Telah ditimpa kehinaan ke atas mereka dimanapun mereka berada kecuali mereka berpegang teguh dengan agama Allah dan menjalin hubungan baik dengan sesama manusia” Q.S. Al Imron 112

Untuk menjalin persatuan dengan sesama umat islam Allah SWT menggambarkan bahwa setiap orang islam itu bersaudara antara satu dan lainya dimana asas persaudaraan yang mengikat erat hubungan keluarga atau satu bangsa dengan yang lainya yang telah disatukan dengan hubungan akidah dalam islam seperti firman-Nya “Seseungguhnya orang mukmin itu adalah bersaudara’Q.S. Al Hujurot 10

Ayat diatas menggambarkan kepada kita bahwa umat islam telah mendapat ketentuan dari Allah SWT sebagai saudara seagama, dimana didalamnya banyak hak yang perlu dipelihara bersama-sama. Amatlah banyak ayat-ayat yang mengajarkan kita sebagai orang muslim untuk senantiasa menghormati saudara muslim bukan sekedar memelihara pergaulan dan pembicaraan semata bahkan termasuk dalam segala aspek ekonomi dan keharmonisan kehidupan sosial.


Sama tapi berbeda

Dalam syariat islam, setiap umat bukan sekedar diperintah untuk melakukan ibadah sholat, puasa, haji, dan sebagainya sebagai pengabdian kepada Allah SWT semata-mata akan tetapi diperintah juga untuk senantiasa berjamaah dan bersatu padu menguatkan barisan dengan tujuan yang sama yaitu mencari keridloan Allah SWT, kita bisa melihat dengan leluasa bagaimana pembinaan rosulullah SAW yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjalin hubungan sesama pemeluk islam tanpa melihat latar belakang keturunan dan kedudukan sosial mereka, sejarah telah membuktikan kepada kita bahwa belum pernah terjadi sebelumnya persatuan umat dalam jumlah yang besar melainkan ada pada kejayaan rosulullah SAW dalam membina keharmonisan umat dalam tempo yang pendek dan mampu menggabungkan berbagai faham agama yang pernah dianut umat terdahulu kepada pemahaman yang satu yaitu Mabda’ Islam.

Bahkan belum pernah terjadi dalam sejarah dan peradaban kehidupan manusia ketika itu dimana seseorang dari golongan bangsawan telah di persaudarakan dengan golongan budak sahaya sehingga mereka siap berkorban baik harta dan nyawanya disebabkan kasih sayang dalam persaudaraan yang teramat kuat dalam sanubari mereka sebagaimana yang tercermin pada prilaku sahabat Abu Bakar As Siddiq yang telah di persaudaarakan rosulullah SAW dengan sahabat Bilal bin Robah RA, dan hampir para sahabat dapat merasakan kenikmatan persatuan dan persaudaraan berdasarkan agama Allah SWT yaitu agama islam, hanya ketaqwaan yang ada pada dada merekalah yang membedakan satu dengan yang lainya dihadapan Allah SWT, mereka saling berlomba untuk meraih derajat taqwa, tanpa pandang pamrih dalam menjalankan segala aktifitas keagamaan hanya megharap ridlo-Nya . Rosulullah SAW bersabda “Tidak ada kebaikan orang Arab atas orang A’jam (orang selain Arab) melainkan karena ketaqwaanya

Allah SWT juga berfirman “…dan ingatlah kamu akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara dan tetkala kamu berada ditepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikian lah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu agar kamu mendapatkan petunjuk”. Q.S. Ali Imron ayat 103


Tubuh yang terpisah

Meskipun persaudaraan adalah satu jaminan keamanan dunia agar manusia dapat memakmurkan dunia ini dengan konsep tauhid dan ilmu pengetahuan, namun terdapat pula faktor internal dan eksternal yang dapat menggagalkan visi mulia ini diantara faktor internal tersebut adalah buruk sangka (su’udz dzon) yang kearah berprasangka buruk pada saudaranya, dan cemburu atas kesuksesan saudaranya, selain itu sikap hasad dan dengki mendorong manusia untuk memusnahkan kesuksesan saudaranya , sifat inilah yang menjadi trend penyakit umat sekarng ini, bahkan rusaknya umat terdahulu juga disebabkan karena penyakit tersebut dan bisa melemahkan kekuatan dan menggagalkan persaingan dengan bangsa lainya maka tidak heran jika terdapat banyak ayat Al Qur’an dan hadits yang melarang kita dari sifat yang demikian sebagaimana pernah disabdakan “Jauhilah akan sifat dengki karena sifat dengki akan memakan kebaikan kamu sebagai mana api memakan daun kering”.H.R. Buhori dan Muslim

Adapun faktor eksternal yang bisa meracuni persatuan islam antara lain hasud dan kabar burung yang sengaja diada-adakan agar umat islam senantiasa berselisih dan bermusuhan satu dengan yang lainya yang pada ahirnya umat islam yang semestinya sebagai umat yang menjadi suri tauladan yang sempurna ini tidak lagi dapat menunjukan teladan persatuan yang telah diikat oleh tali aqidah. Ibarat satuh tubuh akan tetapi ada bagian lain yang masih terpisah sehingga kesengsaraan saudara muslim baik yang berada di satu wilayah atau lain daerah tidak akan dirasakan lagi kesengsaraanya bagi yang lain


Mengharap ridlo-Nya

Semangat persaudaraan diantara sesama muslim hendaknya didasari karena Allah semata, karena ia akan menjadi barometer yang baik untuk mengukur baik dan buruknya suatu hubungan sebagaimana disabdakan “Pada hari kiamat Allah SWT berfirman Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku ? pada hari yang tiada naungan selanin naungan-Ku? Yang Aku akan menaungi mereka dengan naunganKu”.H.R. Muslim

Dalam hadits lain disabdakan “Barang siapa yang bersaudara dengan seseorang karena Allah, niscaya Allah akan mengangkatnya ke satu derajat di surga yang tidak bisa diperolehnya dengan sesuatu dari amalnya’. H.R. Muslim

Dan dalam keterangan yang lain nabi SAW menjelaskan bahwa “Di sekeliling Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya yang ditempati oleh suatu kaum yang berpakaian dan berwajah cemerlang pula, mureka bukanlah para nabi ataupun syuhada’ tetapi bisa berbaur dengan mereka, para sahabat berkata “Wahai rosulullah beritahukan kepada kami tentang mereka? Beliau menjawab mereka adalah orang-orang yang saling mencintai, bersahabat, dan saling mengunjungi karena Allah”.H.R Nasai



Sang pemimpin pelayan bagi umat (2)

Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main saja?, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?. Maka Maha tinggi Allah Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Dia. Tuhan yang mempunyai Arsy yang mulia”

Q.S. Al Mukminun 115-116


Hingar bingar suasana para calon pemimpin bangsa mendominasi aspek kehidupan kita, Kalau hari-hari kemarin pada waktu suasana kampanye dan umbar janji para juru kampanye berbaur menjadi satu mewarnai lingkungan kita dengan berbagai visi dan misi yang di paparkanya dan tak luput pula adanya janji-janji untuk kebaikan bagi masyarakatnya, sekarang kita tinggal menunggu realisasi para calon pemimpin yang kita percayakan kepada mereka untuk bisa menyalurkan aspirasi rakyat. Bagi mereka yang terpilih barangkali ada suatu kebahagiyaan tersendiri, dan bagi mereka yang belum terpilih mudah-mudahan tidak menjadikan mereka berbuat tidak baik, barang kali yang dikehendaki Allah SWT itulah yang terbaik bagi mereka. Mudah-mudahan para calon pemimpin yang telah kita percayakan urusan rakyat kepada mereka bisa menjalankan tugasnya dengan baik.


.Kemenangan sesungguhnya


Kita tentunya menyadari bahwa kemenangan adalah harapan semua orang yang mengikuti sebuah kompetisi yang teruji dengan berbagai macam persoalan dan persaingan. Demikian juga manusia yang hidup didunai ini berada dalam suasana penuh persaingan dengan segala ujian. Karena sesungguhnya kita dicipta untuk berkompetensi untuk menjadi yang terbaik dihadapan sang pencipta. Allah SWT befirman “Dialah (Allah) yang menciptakan kematian dan hidup untuk menguji siapakah diantara kaliam yamg baik amalanya…”.Q.S. Al Mulkayat 2


Namun sebenarnaya kemenangan macam apakah yang semestinya memberikan manfaat bagi kita dan seluruh alam ini sehingga kita benar-benar menjadi “The rel winner” pemenang yang sesungguhnya?

Islam selalu menyeru umatnya untuk memenangkan diri dari keterperdayaan oleh dunia ini karena gemerlap dunia tiada lain banyak membawa dan menyeret manusia untuk jauh dari keridloaNya, barang siapa yang larut atas indahnya dunia dan jauh dari rahmatnya sesungguhnya kerugian besar yang didapatinya, berpandailah seseorang untuk bisa menjadi pemenang dengan kemenangan yang sesungguhnya yaitu kemenangan dunia dan aherat, tidak kemenangan yang sifatnya semu.

Kemenangan (Al falah) adalah perolehan kebahagiaan (As Sa’adah) dari sesuatu yang dikehendaki artinya seseorang akan merasa menang jika ia bahagia akan tujuan yang tercapai, dimana dasar utama kemenangan yang sesungguhnya adalah As Saadah, bisa jadi seseorang mencapai suatu tujuan akan tetapi dia belum mendapatkan suatu kebahagiyaan maka sesungguhnya ia belumlah mendapatkan arti dari suatu kemenangan.


Dimanakah pertolongan Allah?


Inilah barangkali pertanyaan yang sering terlontar pada diri kita tetkala menghadapi banyak masalah, banyak orang yang menyarankan tetkala kita dirundung susah dan masalah maka hendaklah memperbanyak doa kepada Allah SWT untuk memohon pertolonganya atas segala problem yang kita hadapi, karena hanya kepada-Nyalah kita memohon pertolongan, barang kali nasehat ini yang sering kita dengar terutama dalam mimbar-mimbar hutbah.


Namun dapatkah kita memegang kuat konsep ini manakala kita sendiri sedang menghadapi persoalan yang pelik dan sangat menekan pikiran kita?. Awalnya kita mungkin yakin tetkala kita mendapat suatu permasalahan lalu kita mencari solusinya lalu kita juga rajin berdoa memohon pertolongan kepada Allah SWT. Energi dan konsentrasi terus kita kerahkan untuk mencari solusi, sementara disisi lain doa dan beribadah terus kita lakukan dengan husyu’ dan penuh harap kita akan mendapatkan solusi sebagaimana yang kita harapkan jadi dalam pikiran kita ada blue print solusi yang kita inginkan, jika ternyata solusi yang telah tercetak dalam otak kita terbukti menjadi kenyataan maka kita akan mengatakan bahwa Allah SWT telah mengabulkan permohonan doa kita dan Allah telah menolong kita, lalu bagaiman jika solusi yang kita harapkan belum terwujud menjadi kenyataan?, akankah kita mengatakan bahwa doa kita tidak terkabul?, atau kita berkata Allah tidak mendengarkan doa kita?, atau sebenarnya Allah SWT senantiasa mendengar dan mengabulkan serta menolong kita hanya saja kita sendiri yang tidak menyadari akan pertolongan Allah tersebut


Bentuk pertolongan Allah SWT


Berbicara akan pertolongan Allah SWT sesuatu hal yang tidak mudah dipahami karena tidak semua pertolongan Allah itu selalu datang dalam bentuk yang sesuai dengan keinginan kita, sangatlah mungkin Allah SWT memberikan pertolongan dalam bentuk yang barang kali bertentangan dengan akal kita


Karakteristik pertolongan Allah selalau datang tepat pada waktu yang telah ditatapkan oleh-Nya dan dalam bentuk yang dikehendaki-Nya, untuk tujuan yang telah digariskan-Nya, dengan proses yang ada dalam sekenario-Nya oleh karena itu bentuk pertolongan Allah bukanlah hal yang mudah untuk bisa dipahami kecuali bagi orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dengan sesungguh-sungguhnya, manusia yang hatinya terikat kepada-Nya karena hakekat hati mnusia sangat lemah. Dalam menghadapi perjuangan hidup yang panjang penuh dengan pengorbanan cobaan yang datang bertubi-tubi, penderitaan yang melelahkan jiwa, sementara penyelesaian dan cita-cita tak kunjung menjadi kenyataan maka hati mudah dihantui keragu-raguan, menyerah, putus asa, bahkan tidak percaya kepada janji kebesaran pertolongan Allah SWT.


Tetapi bagi orang-orang yang beriman sungguh mereka yakin akan janji Allah SWT karena Allah tidak akan pernah ingkar janji, sebetulnya yang perlu kita pikirkan bukanlah bentuk pertolongan Allah, akan tetapi bagaimana jalan yang harus kita tempuh agar Allah SWT memberikan pertolongaNya.


Akankah datang pertolongan?


Sebagai seorang muslim rasa optimis haruslah ditanamkan dalam sanubarinya bahwa Allah SWT amat mendengar dan mengabulkan apa yang menjadi permintaan para kekasihnya semakin mendekat seorang kepadaNya maka semakin dekat pula Allah SWT kepada hambaNya sehingga apa yang menjadi jeritan hatinya senantiasa didengar olehNya, adapun upaya-upaya yang harus dibangun agar dicintai serta mendapat pertolongan Allah diantaranya


Pertama memantapkan keimanan dan keyakinan. Seorang hamba yang imanya kuat, tidak tergoyahkan oleh apapun, bila diperdengarkan Asma Allah hatinya akan bergetar dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya imanya akan bertambah mereka sungguh-sungguh jujur dalam menjalankan perintahNya, maka amatlah dekat Allah untuk menolongnya sebagaimana firmanya “… dan kami selalu berkuwajiban menolong orang-orang yang beriman”.Q.S. Ar Rum ayat 47


Kedua Pertolongan Allah bersifat Aksioma, sebagai konsekwensi dari ketaatan para hamba, karena itu syarat datangnya pertolongan Allah tiada lain kita semakin banyak menolong agama Allah maka pertolongan Allah akan lebih dekat datang kepada diri kita sebagaimana firmanya “hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong agama Allah niscaya Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu “Q.S. 47 ayat 7


Ketiga Bersungguh-sungguh dengan mengerahkan segenap pengorbanan, tenaga dan waktu dijalan Allah SWT sebagaiman firmaNya “Dan orang-orang yang berjihad(untuk mencari keridloan) kami, benar-benar akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami”Q.S. 29 ayat 69


Keempat bersabar atas segala ujian yang dihadapinya karena bersabar atas penderitaan dan kesenangan menjadikan kita selalu dekat kepada Allah sebagaiman telah dijanjikan “Hai orang-orang yang beriman bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung” Q.S. Ali Imron ayat 200

Wallahu ‘Alam.