Perjuangan Kartini

Perjuangan Kartini


"Barang siapa yang mengajarkan amal-amal sholeh baik ia laki-laki maupun perempuan sedang ia adalah orang yang beriman maka mereka itu masuk kedalam syurga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun".
Q.S. An Nisa' 124

Beberapa hari yang lalu tepatnya pada tanggal 21 april, serentak sorak ramai di setiap sekolahan dan lembaga-lembaga pendidikan memperingati hari Kartini, RA Kartini sebagai sosok wanita yang berhasil mendobrak batas-batas diskriminasi dan beliau telah berhasil membawa suara wanita dalam kesamaan hak-hak kewanitaanya, peringatan yang diadakan hampir disemua lembaga pendidikan-pendidikan itu tiada lain adalah bertujuan agar anak didik mereka terlebih-lebih kaum hawa agar ter-inspirasi dan ter-motivasi sosok RA. Kartini yang begitu gigih berani menyuarakan hak-hak asasi wanita, dan kesamaan dalam meraih kemuliaan disisi Sang Pencipta.

Emansipasi Versi Kartini

Diantara dasar-dasar yang diletakan RA Kartini untuk mengangkat harkat dan martabat wanita adalah mengubah pemahaman yang telah ter tenam kuat, pada waktu itu terjadi adanya perlakuan penghormatan yang berbeda-beda dan berlebihan disebabkan adanya pemahaman sekte-sekte yang berbeda, karena semakin tinggi keningratan seseorang maka semakin tinggi pula rasa penghormatan manusia kepadanya, disisi lain keberadaan setatus sosial masih menjadi benteng yang sulit dihapuskan ditengah-tengah masyarakat dalam memperlakukan orang lain. Gagasan yang dilontarksn oleh RA Kartini tersebut amatlah mulia, dengan gigihnya mereka membela hak-hak kaum lemah terlebih kaum wanita yang mana pada dasarnya Allah SWT dalam menciptakan semua manusia baik seorang laki-laki ataupun perempuan tidak ada perbedaan dalam menggapai kemulyaan disisi-Nya "Barang siapa yang mengajarkan amal-amal sholeh baik ia laki-laki maupun perempuan sedang ia adalah orang yang beriman maka mereka itu masuk kedalam syurga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun".Q.S. An Nisa' 124
Meskipun dari sisi fisik dan karakter Allah SWT telah mendesain sedemikian rupa antara laki-laki dan perempuan, laki-laki mempunyai fisik yang lebih kuat daripada wanita, dan satu dengan yang lainya punya kelebihan yang tidak dimiliki yang lainya. Hal tersebut bisa kita pahami dalam kumpulan surat-surat RA. Kartini "Door Duisternis Tot Licht" yang telah diartikan oleh Armin Pane dengan judul "Habis gelap terbitlah terang" menyatakan bahwa setiap manusia memiliki derajat yang sama dan berhak mendapat perlakuan yang sama. RA Kartini mengenal perinsip tersebut melalui semboyan Revolusi perancis Liberty, Egalite, dan Fraternite (Kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan) yang pada dasarnya itu adalah perinsip islam dan harus menjadi pedoman hidup bagi pemeluknya.

Dalam suratnya RA Kartini yang tertulis pada tanggal 18 Agustus 1899 kepada Setella mengatakan bahwa "Bagi saya hanya ada dua macam keningratan yaitu keningratan pikiran (fikroh) dan keningratan budi (akhlak). Tidak ada yang lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya dari pada melihat orang yang membanggakan asal keturunanya. Apakah berarti sudah orang yang beramal sholeh, orang yang bergelar Graaf atau Baron…..?
Menyimak dari surat RA Kartni tersebut diatas amatlah jelas bahwasanya paparan yang disampaikanya adalah menggugah pemikiran para ningrat yang masih terbelenggu akan keningratanya, dengan keningratan tersebut mereka beranggapan menjadi orang yang mulya tampa harus beramal sholeh. Pemikiran yang semacam inilah yang diberantas habis oleh RA Kartini, karena untuk menjadi orang mulya dan berjaya, justru harus dengan akhlak dan pemikiran yang selamat dari kesesatan., apalah arti suatu keningratan dan keturun yang baik jika tidak dibarengi dengan prilaku yang baik pula serta meniru dan mengikuti apa yang telah menjadi amaliyah orang-orang terdahulunya. Sebagaimana rosulullah SAW bersabda "Bahwasanya sebaik-baik diantara kamu adalah sebaik orang jahiliyah kamu tetkala ia paham akan apa yang telah dilakukan para pendahulunya dan ia masuk islam"

Artinya gagasan pemikiran RA Kartini tidaklah seperti yang telah dilontarkan oleh para Feminis dengan mengatasnamakan RA Kartini dan mengatakan adanya Emansipasi wanita, kesamaan jender serta menuntut perlakuan kesamaan antara laki-laki dan wanita dalam segala hal dan bahkan kalau perlu dalam urusan warisan juga harus sama, karena sekarang kenyataanya banyak wanita yang telah menjadi kepala rumah tangga dan telah menghidupi seluruh komponen keluarga, dan lain sebagainya, justru RA Kartini meletakan dasar pokok akan perlakuan demi kemulyaan.

Renungan kita

Beberapa hal yang patut menjadi perenungan kita dalam mengenang jasa perjuangan RA Kartini diantaranya adalah:
Pertama RA Kartini secara tidak langsung telah meletakan dasar-dasar agama dalam petikan surat tersebut, artinya agama hendaknya menjadi perhatian utama dalam kehidupan wanita hususya dan manusia pada umumnya apabila ingin menjadi muliya. Faktor fikroh dan akhlak yang pada dasarnya bermuara pada agama harus menjadi penentu utama dalam kehidupan manusia terkhusus bagi wanita dengan pegangan agama yang kuat maka wanita akan mampu bertahan dalam menghadapi berbagai pergolakan hidup godaan dan fitnah.

Kedua Maju dan tidaknya sebuah peradaban tidak hanya ditentukan oleh banyaknya aplikasi waesternisasi atau budaya barat tetapi subtansi maju yang sesungguhnya adalah dari sisi ideologi atau pemikiran . Hal tersebut telah diperkuat dengan surat RA Kartini yang ditujukan kepada Ny.Abendanon pada tanggal 27 Oktober 1902 yang berbunyi "… Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa benar-benar satu-satunya yang paling baik. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna?. Dapatkah ibu menyangkal bahwa diballik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?". Artinya bahwa budaya barat bukanlah menjadi parameter keberhasilan dalam membentuk sebuah peradaban baru yang bermutu.

Ketiga Wanita dalam hidupnya dituntut untuk lebih jeli dan peka dalam menentukan sebuah pilihan, moral dan religi hendaknya menjadi tumpuhanya. Janganlah menjadi wanita yang tidak berpendirian (dalam basa jawanya norok bontek). Kemana orang bilang maka ia mengikutinya tanpa harus mengetahui apa tujuan dan kemaslahatanya. Karena itu kesempatan untuk menuntut ilmu agar menjadi orang yang mengerti denagan dasar dan alasan amatlah diutamakan

Keempat Wanita harus mampu memainkan peran dan tugas utamanya sebagai wanita yang sesungguhnya dan hendaknya wanita beroreantasi serta berpikir jauh ke masa depan sehingga generasi-generasi yang terlahir dari rahimnya menjadi manusia unggulan yang mampu membentuk sebuah peradaban baru yang berkualitas.

Kelima. Untuk memiliki pemikiran yang berperadaban tinggi dibutuhkan waktu serta proses yang sangat panjang sebagaimana proses yang telah dialami oleh wanita pejuang kita RA kartini. Kita ingat kembali pesan moral yang disampaikan dalam surat kartini tentang perjuangan "Hidup ini patut kita hayati! Bagaiman kita mau menang kalau kita tidak mau berjuang lebih dahulu? Perjuangan tidak akan pernah berhenti untuk mewujudkan suatu impian , cita-cita dan kepentingan yang sejati dan hakiki. Penderitaan akan senantiasa mengiringi sebuah perjuangan kepada wanita SELAMAT, MARI KITA TETAP BERJUANG!".

Keenam. Wanita memiliki bargaining position yang tinggi dalam membentuk sebuah peradaban baru, untuk membentuk manusia beradab harus dimulai dari seorang ibu yang beradab pula selaku pendidik manusia pertama.dan sekaligus sebagai madrasah akan anak-anaknya. Madrasah yang baik akan bisa meluluskan generasi yang baik pula.

Ketujuh. Kartini yang merupakan salah satu representasi dari wanita memiliki keberanian untuk mendobrak adaptasi yang ada pada dasarnya bertentangan dengan HAM dan islam adalah sebuah pemikiran maju yang diungkapkan oleh wanita produk jaman dahulu. Luar biasa! Lalu bagaimana dengan wanita zaman sekarang dalam memaknai arti emansipasi dan hari Kartini? Adakah sesuai dengan ide dan pemikiran yang telah dituangkan Kartini? Dengan kecanggihan tehnologi dan tantangan yang lebih besar semestinya kita harus bisa berjuang seperti kartini.

Wallahu 'Alam


0 komentar: