tag:blogger.com,1999:blog-33000482432231193202024-03-06T13:37:31.730+07:00Islamic AlawiyahAlawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.comBlogger61125tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-16577807784861287962011-08-07T09:22:00.000+07:002011-08-07T09:22:38.264+07:00Materi Pembelajaran Al Qur'an Metode Ummi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/282690_249535208408001_100000545712823_946106_5006849_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="250" src="http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/282690_249535208408001_100000545712823_946106_5006849_n.jpg" width="320" /></a></div><br />
Materi bisa di unduh di bawah ini..<br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_419918761"><br />
</a><br />
<a href="http://www.4shared.com/file/SSxmeRDM/01PROFILE_UF_2011.html">http://www.4shared.com/file/SSxmeRDM/01PROFILE_UF_2011.html</a>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-7341254839991720752011-06-05T21:55:00.001+07:002011-06-05T22:30:44.503+07:00Berjuang Hingga Kaki menapak ke Surga<div class="fullpost"></div><blockquote>“Yaa Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari keinginan yan berlebihan dan kesedihan. Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan. Aku berlindung kepada-Mu dari rasa takut dan kikir. Aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan paksaan orang yang menganiaya.” ( H.R Bukhori ).</blockquote><br />
<br />
Kehidupan ini adalah sebuah perjuangan menuju kemenangan hakiki, kebahagiaan abadi di akhirat nanti. Dan setiap kita adalah pejuang, berjuang mengarungi hidup yang penuh liku-liku. Hidup yang tidak selalu lurus-lurus saja, yang tidak selalu sesuai dengan rencana dan harapan kita. Jika kita ingin menggapai kemenangan, maka tak ada pilihan lain, kita harus berjuang.Dalam perjuangan itu kita, kita bias saja mengalami kelelahan, kepenanan dan kebosanan. Semua adalah fitrah yan diberikan Allah SWT kepada manusia. Setiap orang pasti merasa sakit bila didzolimi, pasti merasa kecewa, resah maupun gundah saat menghadapi keadaan yang tidak sesuai dengan harapan. Setiap orang merasa khawatir dan takut terhadap bahaya yang mengancam.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Saat-saat lemah ini pernah menimpa siapa saja, tak terkecuali orang-orang besar sekalipun. Para sahabat juga pernah merasa sakit, kecewa dan tertekan terhadap orang kafir quraisy. Bahkan Rosulullah pernah mengadukan ketidak berdayaannya dan kelemahannya kepada Allah saat menghadapi kaum kafir dalam perang Badar. Allah takkan membebani seseorang di luar kemampuannya, karenanya Allah mengampunikeadaan-keadaan tersebut. Namun tingkat kelemahan, kelelahan, kesakitan, keresahan, kekecewaan adalah berbeda-beda bagi setiap orang. Menurut Imam Ghozali , cobaan yang sama beratnya akan berujung beda jika ditimpakan pada orang yang berlainan. Hanya keimanan yang membedakannya. Karena itu Rosulullah pun sering berdo’a :<br />
<br />
“Yaa Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari keinginan yan berlebihan dan kesedihan. Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan. Aku berlindung kepada-Mu dari rasa takut dan kikir. Aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan paksaan orang yang menganiaya.” ( H.R Bukhori ).<br />
<br />
Kelemahan adalah sifat yang melekat sebagai wujud ketidak sempurnaan manusia. Inilah sifat yang dimiliki oleh makhluk manapun juga. Namun seorang pejuang akan melawan kelemahan itu. Ia tahu bahwa dalam kondisi lemahpun ia tidak boleh melakukan yang di haramkan oleh Allah SWT. Seorang pejuang juga tahu persis bahwa kondisi lemah ini tak bole dibiarkan berlarut-larut. Karena jika terlalu lama dalam kelemahan akan sangat berbahaya. Awalnya akan muncul anggapan bahwa kita sebenarnya kita tidak bias lagi melakukan amal-amal seperti sebelumnya. Maka lahirlah pemikiran bahwa kita sebenarnya lemah, tak mempu memikul beban berat diluar kemampuan kita. Dan kita berbeda dengan orang lain yang mempunyai kepribadian dan kekuatan yang baik. Kita takkan bias seperti mereka.<br />
<br />
Inilah yang disebut dengan Tawadlu’ Kadzib. Sikap tawaddu yang bohong. Kelemahan yang dibuat-buat ini akan membawa kita pada sikap pasif dan terperangkap dalam kondisi lemah. Sikap ini sebenarnya merupakan indikasi awal dari bersarangnya virus malas dalam diri kita. Bila tidak diobati, malas akan menarik orang dari kemuliaan, menjadikannya rela dengan sesuatu yang rendah., menyebabkannya lemah dan menghalanginya dari keberhasilan.<br />
<br />
“ Jauhilah olehmu sikap kecenderungan kepada istirahatdan kelapanangan. Karena ujung sikap ini adalah tercela dan akhirnya akan sengat dibenci. Tinggalkanlah sikap malas dan senang sesuatu yang praktis. Karena hal itu adalah kebiasaan hewan”. ( Bashir Wa Dzakhoir ).<br />
Karena itulah Rosulullah SAW berwasiat kepada Abdullah bin Ash, “ Wahai Abdullah, janganlah kamu seperti si fulan, sebelum ini ia rajin bangun malam untuk sholat, kemudian ia meninggalkannya sama sekali. “ ( H.R Bukhori ). Demikianlah seorang pejuang sejati tidak akan kalah oleh rasa malas. Kelelahan, keletihan adalah harga bagi surge yang diidamkan. Karenanya ia tidak akan berlama-lama dalam kelemahan agar penyakit malas tidak besarang dalam dirinya. Kekecewaan dan sakit hati memang sesuatu yang bias melemahkan kita. Namun rasa kecewa itu tak boleh membelenggu kita terlalu lama. Jangan tunggu hingga rasa malas dating menyerang dan menghancurkan semua yang telah kita pupuk dari kecil. Kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah kita tanamkan, jangan sampai terkikis oleh rasa malas. Ingatlah saudaraku, kita baru boleh beristirahat jika kaki kita sudah menapak di surga.<br />
<br />
Pejuang Sejati.<br />
Perjuangan dimana-mana akan menuntut pengorbanan. Itulah sunah dalam perjuangan. Pejuang sejati tidak akan pernah berhenti. Apapun kondisi yang dihadapi, tak pernah surut dan terus berlari. Kelemahan yang selalu melekat pada diri setiap orang takkan pernah menjadi penghalang bagi seorang pejuang. Begitu banyak contoh yang bias kita lihat. Baik itu pejuang pembela Islam maupun para pembela tanah air kita tercinta ini. Berikut beberapa kisah perjuangan mereka ditengah kondisi yang tampak sulit bagi orang biasa :<br />
<br />
1. Kelemahan fisik tak jadi penghalang<br />
Bagaimana seorang Jendral Sudirman tetap memimpin perang gerilya walaupun tubuhnya tak lagi bias tegak berdiri. Di atas tandu beliau terus memberikan komando dan suntikan semangat bagi anak buahnya. Keluar masuk hutan dalam kondisi sakit parah.<br />
Bagaimanapun kondisi fisik kita tak boleh jadi penghalang perjuangan. Sekali kita berazzam untuk menjual dunia ini demi surge yang dijanjikan, tak ada alasan lagi untuk surut kebelakang. Kelemahan fisik hanya sarana Allah untuk memberikan kelebihan lain pada diri seseorang. Menemukan kelebihan itu kemudian memanfaatkannya dijalan perjuangan adalah sebuah kecerdasan yang membutuhkan kesabaran dan keridloan.<br />
<br />
2. Tetap tegar dalam kelemahan ekonomi<br />
Berita kematian suaminya dia terima sesaat sebelum melahirkan putra bungsunya. Selanjutnya R. Soekirah, istri R. Otto Iskandar Dinata, harus berjuang menghidupi kedua belas anaknya di tengah kecamuk “ Bandung Lautan Api “. Mengungsi ke Tasikmalaya, berjualan kue ke sekolah-sekolah semua di jalani dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Padahal R. Soekirah adalah anak bungsu dari seorang Priyayi, asisten wedana di Banjarnegara, yang tak pernah kekurangan ekonomi. Sungguh perjuangan yang tidak mudah. Mendampingi suami yang tak pernah berhenti berjuangan hingga maut menjemput. Lalu membesarkan kedua belas anaknya seorang diri. Tawaran bantuan dari pemerintah Belanda pun ditolaknya dengan tegas meski kondisinya saat itu sangat memprihatinkan.<br />
<br />
Berkaca pada perjuangan orang-orang besar haruslah melecut semangat kita. Kita punya otak yang sama besarnya dengan punya mereka. Kita diciptakan dari tanah yang sama dengan mereka. Kitapun menghirup udara yang sama dengan mereka. Lalu, mengapa kita masih bias berkata, “ Ah, itu kan mereka. Saya tidak punya……Saya tidak bisa…..Saya kan Cuma……. “.<br />
Wallahu A’lamAlawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-48136227670430187222010-08-23T14:13:00.002+07:002010-08-23T14:17:20.387+07:00SC Materi AMT ( Achievement Motivation Training )<div class="fullpost"></div>Bisa di unduh di link berikut<br /><br />untuk materi dari Ust JAMIL AZZAINI klik berikut <a href="http://www.4shared.com/file/d4BmE3uY/Mendidik_Dengan_Cinta.html">unduh</a><br />untuk materi dari Ust ANANG klik berikut <a href="http://www.4shared.com/file/v0zr9ggQ/mendidik_KOMODO_JOGJA.html">unduh</a><br />untuk materi dari Ust IMAM MAWARDI klik beriku <a href="http://www.4shared.com/file/1jJPsjCp/Kekuatan_Nurani_Dalam_Mendidik.html">unduh</a><br /><br />Jazakallah.. semoga bermanfaatAlawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-49379718201555813652010-08-11T23:34:00.002+07:002010-08-11T23:37:14.652+07:00Training Motivasi Kerja<div style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBwAeE0t5Eir_KtTx9ymzex_hopIFMo9xJFJq_od73VXOYZp_0Vwlt1ob-JYZ13N1aQZWBk-8R4Ys2n3WM_ua7QsivpmFiUDYFt15FrtAF4n_4r8O5nCsQe9N9tI1YhP3ebnvgLtrUtpA/s1600/atas+-+pub.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 473px; height: 210px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBwAeE0t5Eir_KtTx9ymzex_hopIFMo9xJFJq_od73VXOYZp_0Vwlt1ob-JYZ13N1aQZWBk-8R4Ys2n3WM_ua7QsivpmFiUDYFt15FrtAF4n_4r8O5nCsQe9N9tI1YhP3ebnvgLtrUtpA/s400/atas+-+pub.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5504189947509955282" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbVe5otNoXWMtcTVX7Hjf3oG4V9sabRNff3PKRZpHdi83rGQjJNXhpiRDop2titozhDqKWhaJpkrhgCRo33IHGcgOe3ytBHt4hLEISISbHzjHCxOkvoFzyGalAjzq59K9rdBgR0vbW2Js/s1600/tengah+-+pub.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 465px; height: 177px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbVe5otNoXWMtcTVX7Hjf3oG4V9sabRNff3PKRZpHdi83rGQjJNXhpiRDop2titozhDqKWhaJpkrhgCRo33IHGcgOe3ytBHt4hLEISISbHzjHCxOkvoFzyGalAjzq59K9rdBgR0vbW2Js/s400/tengah+-+pub.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5504190159033249986" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;font-size:180%;" >G</span>uru non-formal (TPA / Diniyah ) kadang kala tidak bisa percaya diri, karena daya dukung orang tua yang kurang, serta fasilitas yang minim, kadang kala menjadi sebuah imej bahwa guru diniyah ataupun TPA bukanlah sebuah pekerjaan yang profesional, sehingga mereka dianggap tidak bisa memberikan konstribusi untuk negara dan agamanya. Namun disisi lain, konstribusi yang diberikan oleh para guru diniyah dan TPA sangatlah besar. Disadari ataupun tidak, akan melahirkan bibit-bibit generasi Ribbiyun dan Robbaniyun, yang akan mampu menegakkan Agama, bahkan mampu memajukan peradaban bangsa. Inilah yang sangat disayangkan, ketika kepercayaan diri (Semangat mengajar) tersebut menurun. Dampaknya mungkin tidak secara langsung terlihat, namun hambatan tersebut akan terasa ketika bangsa kita bahkan agama kita butuh pembaruan-pembaruan, nafas baru yang akan melanjutkan perjuangan demi kemajuan bangsa serta tegaknya agama. Saatnya Kita Bulatkan Tekad.. Satukan Presepsi... Ku Persembahkan untuk Guru, dalam Trainning Motivasi.<br /></div><div style="text-align: left;">Melejitkan Potensi. Bersama Trainer inspirator yang terbukti telah menjadi narasumber yang mampu menyihir semua audiens, dengan kedalaman inspirasinya<br /><br /><span style="font-weight: bold;">TUJUAN</span><br />Melejitkan Potensi. Bersama Trainer inspirator yang terbukti telah menjadi narasumber yang mampu menyihir semua audiens, dengan kedalaman inspirasinya<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Training motivasi ini ditujukan untuk:</span><br />1. Memberikan motivasi kepada guru dan pengasuh TP Al Qur'an agar memiliki visi dan semangat dalam mendidik<br />2. Memberikan motivasi kepada guru dan pengasuh TP Al Qur'an agar memiliki semangat dan langkah tepat dalam pengembangan kapasitas keilmuan berkelanjutan dan akhlak dirinya<br />3. Memberikan motivasi kepada guru dan pengasuh TP Al Qur'an untuk berdakwah ilalloh dalam bingkaian akhlak mulia<br /><br /><blockquote>Pembicara Dan Materi<br />JAMIL AZZAINI (Kubik Trainer Motivation Center)Training Motivasi untuk Pendidik Al Quran visioner dan berdedikasi tinggi<br /><br />Drs. H. IMAM MAWARDI (Persyarikatan Dakwah Al Haromain Surabaya)<br />Tanggung Jawab Pengembangan Kapasitas Keilmuan Bagi Seorang Pendidik Al Qur'an</blockquote><br /><br />Pendaftaran dibuka<br />Tanggal 14 Agustus 2010 - 17 Agustus 2010<br />pada jam 13.00 - 16.00 wib<br />dengan tes seleksi peserta tanggal 18 Agustus 2010.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">PESERTA TERBATAS</span> <span style="font-weight: bold;">100 PESERTA</span> <span style="font-weight: bold;">dengan INFAQ sukarela.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Contact Person : 081903999216 (nia)</span><br />Pendaftaran peserta dapat via telepon atau<br />datang ke sekretariat Rumah Tahfidz Al Aiman<br /></div><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeBsUNUsTyQwxF4VJ1f2-XPysffMthdYWWcnKHkI5XFZNuRK6FtecPaJDRi0t6lALdEX40YG421qFht5fV52s9TEQO0vZMCKTe887WjO7PXMac2ifvAi9QnfuAEmaAuwhQ8OmEcftP3ww/s1600/bawah+-+pub.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 481px; height: 87px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeBsUNUsTyQwxF4VJ1f2-XPysffMthdYWWcnKHkI5XFZNuRK6FtecPaJDRi0t6lALdEX40YG421qFht5fV52s9TEQO0vZMCKTe887WjO7PXMac2ifvAi9QnfuAEmaAuwhQ8OmEcftP3ww/s400/bawah+-+pub.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5504190541932665026" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /></div><div class="fullpost"></div><div style="text-align: left;"><br /></div>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-67074719575085395382010-06-04T03:34:00.003+07:002010-06-04T03:43:47.716+07:00DI BUKA PENDAFTARAN KB - TK ALAWIYAH Th. Ajaran 2010 / 2011<span style="font-weight: bold;">GELOMBANG PENDAFTARAN :</span> Pendaftaran kb-tk-tpa (tempat penitipan anak) gelombang 1 15 mei - 15 juni 2010<br />Pendaftaran kb-tk-tpa (tempat penitipan anak) gelombang 2 16 juni - 10 juli 2010<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">SYARAT PENDAFTARAN:</span><br />1. mengisi formulir pendaftaran<br />2. fotocopy akta kenal lahir/akta lahir<br />3. foto berwarna 3x4 (3 lembar) dan 2x3 (3 lembar)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">BIAYA PENDAFTARAN</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPGSUlNyEC4uPC3aNtdP8_DCK7L41cbY9VLs2bnYmJjlw2H1TPPLRBdaYHa55SNHd7kqhsAvSGaGlyMoT-AF_QQ2XqfRX0oCCFzLHnC9fYXPbCiFtgpZxSpRhzYIpL9t0bSwAuDjarWNiH/s1600/01.JPG"><img style="cursor: pointer; width: 460px; height: 350px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPGSUlNyEC4uPC3aNtdP8_DCK7L41cbY9VLs2bnYmJjlw2H1TPPLRBdaYHa55SNHd7kqhsAvSGaGlyMoT-AF_QQ2XqfRX0oCCFzLHnC9fYXPbCiFtgpZxSpRhzYIpL9t0bSwAuDjarWNiH/s400/01.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5478650349755018034" border="0" /></a><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZQDyzQ_MGRFVlrNl66qkIIIa6pIVrxiSMmsMRkoKsVl3y_dYhD1GwuwiPY-ri5HfLlAvsbRKhdi6MdP98qI2B206TUcBBOnm6R1JsTufQfPG-TzBr_ITy7_LJIr4vAewrwWS5K69CfHeY/s1600/02.JPG"><img style="cursor: pointer; width: 451px; height: 220px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZQDyzQ_MGRFVlrNl66qkIIIa6pIVrxiSMmsMRkoKsVl3y_dYhD1GwuwiPY-ri5HfLlAvsbRKhdi6MdP98qI2B206TUcBBOnm6R1JsTufQfPG-TzBr_ITy7_LJIr4vAewrwWS5K69CfHeY/s400/02.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5478650730118799506" border="0" /></a>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-74634925015100502532009-11-05T18:49:00.001+07:002009-11-05T18:49:20.550+07:00Zina, Sumber Malapetaka<p><i>“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya yang perbuatan itu amat keji dan dibenci oleh Allah dan seburuk-buruk jalan yang ditempuh”. </i><i>Q.S. An Nisa’22</i></p> <p><i></i> <p>Kalau disebut kata “ZINA” barang kali masih banyak yang merasa jijik mendengarnya. Termusak kata-kata “PELACUR” barang kali kita akan merasa muak mendengarnya. Tetapi jika kata-kata itu diganti denagn bahasa dan kemasan yang lebih modern dan lebih “manusiawi” maka kesanya akan lain bahkan seakan-akan maknanya menjadi berubah. Perbuatan yang jelas-jelas hukumnya haram berubah seakan-akan haram akan tetapi <b><i>“Dimaklumi”</i></b> Dan tidak mustahil suatu saat masyarakat tidak bisa membedakan lagi mana yang halal dan mana yang haram.. <p>Dengan publikasi yang intensif dan canggih disertai pendapat “tokoh-tokoh” yang “idola public” maka “Pendidikan” masyarakat semacam ini akan berlangsung amat cepat. Kita bisa melihat tayangan-tanyangan televisi yang telah difatwakan haram oleh salah satu organisasi islam besar dinegeri ini justru mempunyai rating yang sangat tinggi, artinya disukai oleh sebagian masyarakat . Oleh karena itu kemasan-kemasan yang menarik atas sesuatu yang haram harus menjadi perhatian umat islam termasuk juga dengan masalah zina….. <p>Apapun kemasanya bahwasanya zina adalah perbuatan yang diharamkan oleh agama Artinya apa yang diharamkan pasti membawa madlorot , kebinasaan, bagi manusia, percayalah….amat bahgialah mereka yang mempercayai penjelasan Al Qur’an <p><b>Bahaya dan dosa zina</b> <p>Sebagian dari bahaya zina adalah :merusak kejelasan nasab keturunan, menghancurkan kesucian dan kehormatan diri, menimbulkan permusuhan, serta perasaaan benci diantara manusia, pengrusakan terhadap kehormatan, dan meluluhkan tatanan kehidupan. <p>Al Imam Ahmad berkata <i>“Aku tidak mengetahui sebuah dosa, setelah dosa membunuh jiwa yang lebih besar dari pada perbuatan dosa zina”</i>. <p>Dan Allah SWT menegaskan dalam pengharamanya dalam firmanya <i>:”Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah SWT (membunuhnya kecuali) dengan alasan yang benar dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu nisacaya dia mendapat pembalasan dosanya yakni akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu dalam keadaan terhina kecuali orang-orang yang mau bertaubat …”. Al Furqon 68-70</i> <p>Dalam ayat tersebut Allah SWT menggandengkan dosa zina dengan syirik dan membunuh jiwa, dan vonis hukumanya adalah kekal dalam adzab yang berat yang berlipat ganda . Hanya Allah SWT yang berhak memberikan pengampunan, dan tida lain kecuali untuk berbuat baik bagi pelakunya, dengan mengharap kasih sayang-Nya . Allah SWT berfirman <i>:…..Sesunguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji (fahisah) dan suatu jalan yang buruk”.Q.S Al Isro’ 32.</i> <p><i></i> <p>Disisi lain Allah SWT menjelaskan tentang kejinya praktek zina dangan kata fahisah. Maknanya adalah perbuatanya keji atau kotor yang sudah mencapai tingakat yang tinggi dan dapat diakui kekejianya oleh setiap orang berakal bahkan oleh sebagian banyak binatang, sebagaimana disebutkan oleh Al Bukhori dalam sohihnya dari Amr bin Maimun Al Audi, dia berkata <i>:”Aku pernah melihat pada masa jahiliyah seekor kera jantan yang berzina dengan kura-kura betina lalu datanglah kawanan kera mengerumuni mereka berdua dan melempari keduanya sampai mati”.</i> <p>Kemudian Allah SWT juga memberi tahukan bahwa praktek zina adalah seburuk-buruk jalan. Karena merupakan jalan kebinasaan, kehancuran .dan kehinaan di dunia, siksaan dan adzab diaherat nanti. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji yang dibenci Allah SWT dan seburuk-buruk jalan yang ditempuh”. Q.S An Nisa 22 <p>Allah SWT juga menggantungkan keberuntungan seorang hamba pada kemampuanya dalam menjaga kehormatan. Tak ada jalan menuju keberuntungan tanpa menjaga kehormatan. Allah SWT berfirman <i>“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat dan orang-orang yang menjaga kemaluanya kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang dibalik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas”. Q.S Al Mukmin 1-7.</i> <p>Dalam ayat-ayat ini ada tiga hal yang diungkapkan yaitu, <p><b><i>Pertama,</i></b> Bahwa orang yang tidak menjaga kemaluanya, tidak akan termasuk orang yang beruntung, <b><i>Kedua,</i></b> Dia akan termasuk orang yang tercela dan yang <b><i>ketiga</i></b> dia termasuk orang yang melampaui batas, jadi dia tidak akan mendapatkan keberuntungan serta berhak mendapat predikat <b><i>“melampaui batas”</i></b> dan jatuh pada tindakan yang membuatnya tercela , padahal beratnya beban dalam menahan syahwat itu lebih ringan ketimbang menanggung sebagian akibat yang disebutkan tadi. <i>“Dan orang-orang yang memelihara kemaluanya kecuali terhadap istri-istrinya mereka atau budak-budak yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela, Barang siapa mencari yang dibalik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Q.S. Al Ma’arij 31.</i> <p><b>Mencegah zina</b> <p>Allah SWT memerintahkan rosulallah SAW untuk memerintahkan orang-orang mukmin agar menjaga pandangan dan kemaluan mereka, juga diberitahukan kepada mereka bahwa Allah SWT selalu menyaksikan amal perbautan mereka oleh karena itu untuk menghindarkan manusia terperosok ke lembah zina maka kita dilarang mendekati lembah tersebut. Allah SWT berfirman <i>“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya perbuatan itu amatlah keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan yang ditempuh’. Q.S. An Nisa’ 22</i> <p>Hal-hal yang perlu dilakukan oleh setiap pribadi, masyarakat, dan pemerintah, agar tidak terjerumus kedalam lembah zina antara lain: <p><b><i>Pertama </i></b>Islam telah mewajibkan pria dan wanita untuk menundukan pandangan terhadap lawan jenis masing-masing karena itu islam juga mengharamkan pria dan wanita melihat aurat masing-masing lawan jenisnya. Dengan tegas Allah SWT berfirman <i>“Kataknlah kepada orang laki-laki yang beriman Hendaklah mereka menahan pandanganya dan memelihara kemaluanya”. Q.S. An Nur 30.</i> <p>Katakanlah kepada wanita yang beriman <i>“Hendaklah mereka menahan pandanganya dan memelihara kemaluanya dan janganlah mereka menampakan perhiasanya kecuali yang biasa nampak dari padanya, dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya dan janganlah menampakan perhiasanya ‘. Q.S An Nur 31.</i> <p><b><i>Kedua </i></b>:Islam juga mewajibkan laki-laki dan wanita dewasa untuk menutup aurot. Rosulullah SAW bersabda <i>“Sesungguhnya (Aurot) laki-laki dari bawah pusar sampai kedua lututnya merupakan aurotnya “.H.R. Ahmad</i> <p>Allah SWT berfirman <i>“Janganlah mereka para wanita menampakan perhiasanya kecuali yang biasa tampak pada dirinya (muka dan telapak tangan)”. Q.S. An Nur. 31</i> <p>Karena itu, wanita diwajibkan mengenakan jilbab dan kerudung (Khimar) dalam kehidupan umum untuk bagian atas (Kepala,leher, hingga dada) islam mewajibkan wanita mengenakan khimar (Krudung) lihat Q.S An Nur 31 <p>Sedangkan untuk bagian bawa, diwajibkan mengenakan jilbab yaitu pakian longgar yang menutupi pakian yang biasa dikenakan wanita dalam kehidupan sehari-hari dirumah. Lihat Q.S Al Adzhad 59. <p>Dengan tertutupnya auraot pria dan wanita bagi masing-masing lawan jenisnya, seseorang tidak akan terangsang, yang pada ahirya menjadi pemicu dorongan seksual . Jika ketentuan ini berlaku, maka pornografi dan pornoaksi tidak akan ada ditengah masyarakat. <p><b><i>Ketiga </i></b>:Islam juga mengharamkan barang dan jasa yang haram, seperti pornografi dan pornoaksi dengan diharamkanya barang dan jasa yang haram, maka salah satu pintu yang mendorong praktek perzinaan juga berhasil ditutup <p><b><i></i></b> <p><b><i>Keempat </i></b>“Islam juga mewajibkan dipisahnya kehidupan pria dan wanita. Pada saat yang sama, islam mengharamkan pria dan wanita asing berhalwat (Berduaan/pacaran) Rosulallah SAW menyatakan <i>“ingat, tidaklah seorang priya berduaan dengan seorang wanita , kecuali pihak ketiganya adalah syaitan . [HR al-baihaki ]</i> <p><b><i>Kelima;</i></b> Islam mengharamkan perzinaan dan segala hal yang terkait dengannya. Allah SWT berfirman <i>“janganlah kalian mendekati zina karena sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji dan seburuk – buruknya jalan.”. Q.S Al-isra’.32</i>. <p>Jika zina telah diharamkan, dan semua pintu yang mengarah ke sana telah ditutup, maka potensi perzinaan sangat kecil sekali. Namun, jika praktik itu masih terjadi, islam memberi solusi berikutnya ; <p><b><i>Keenam ;</i></b> islam mewajibkan amar ma’ruf nahi mungkar. Selain tugas indifidu , amar ma’ruf nahi mungkar tugas masyarakat. Seluruh kaum muslim wajib menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar . mereka tidak boleh membiarkan kemaksiatan berlangsung di tengah-tengah masyarakat. Allah SWT menimpahkan bencana yang menimpa masyarakat akibat perbuatan maksiyat tidak hanya menimpa pelakunya <i>“Takutlah kalian terhadap fitnah [azab] yang tidak hanya menimpa orang-orang zalim di antara kalian saja. [ QS al-anfal[8]; 25].</i> <p><b><i>Ketujuh </i></b>; bagi pelaku zina, islam memberikan sanksi yang tegas. Ini adalah tugas Negara. <p>Wallohuallam .</p>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-33202791530180421252009-10-30T11:25:00.001+07:002009-10-30T11:25:32.374+07:00Poligami, Obat Mujarab Untuk Mendapatkan Cinta Allah<p><i>“Jika wali anak wanita tersebut khawatir atau tidak bisa berbuat adil terhadap anak yatim maka wali tersebut tidak boleh mengawini anak yatim yang berada dalam perwalianya itu, Tetapi ia wajib kawin dengan wanita lain yang ia senangi seorang istri bahkan boleh sampai empat dengan syarat ia mampu”. Q.S. An Nisa’ 3 </i><strong><i></i></strong></p> <p>Itulah salah satu problematika umat islam yang ada di Indonesia saat ini, dimana pada hari sabtu malam tepatnya tanggal 17 oktober 2009 M, bertempat di Hotel Grand Aquila Bandung, sebanyak 150 orang undangan dari seluruh Indonesia memeriahkan launching club Poligami Indonesia (CPI). Para tamu undangan yang datang di antaranya dari Papua, Jakarta, Tasikmalaya, dan Garut. Dalam peresmian tersebut, hadir juga Ketua Klub Poligami Malaysia Global Ikhwan Chodijah Binti Am (sebagai prakarsa atas berdirinya klub tersebut).Di samping peresmian Klub Poligami, dalam kegiatan yang bertema <b><i>“Poligami Obat Mujarab untuk Mendapatkan Cinta Allah”,</i></b> digelar juga konser musik, operet, dan penjelasan mengenai poligami. Dan cukup lumayan banyak pula para vans club poligami ini. Dimalaysia aja anggota yang terjaring saat ini sekitar 300 anggota yang berasal dari Australia, Singapur, dan Negara tetangga lainya. <p>Lebih jauh ketua Poligami Malaysia Global Ikhwan Chodijah Binti Am menjelaskan bahwa pendirian ini dilatar belakangi banyaknya orang yang susah termasuk problem rumah tangga, dan ternyata kesusahan datang pada seseorang, justru semangat untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada TuhanNya lebih tinggi, dari pada mereka yang mendapatkan kesenangan, keumuman mereka yang dimadu akan merasa sakit hatinya, wadah inilah yang berusaha menghimpun keinginan yang belum terkabulkan. <strong></strong> <p>Ketua CPI Muhammad Umar menjelaskan bahwa CPI juga membuka konsultasi bagi para pria yang masih monogami. Saat ini, sudah banyak orang yang bertanya ke CPI termasuk dari kalangan artis, selain merangkul artis, CPI juga menerima kalangan mahasiswa yang masih bujangan yang ingin tahu lebih jauh tentang poligami. "Bahkan sebagian besar anggota club di Bandung berasal dari mahasiswa. Banyak yang asalnya bujangan sekarang menikah dan poligami," kata Umar. CPI terbuka untuk wanita penjaja seks (WPS) yang ingin bertaubat. CPI dapat membina WPS tersebut hingga benar-benar sadar dan mantap. Mantan WPS itu bisa saja dinikahi. Menurutnya cara seperti ini justru menjadi solusi menghancurkan pelacuran, perselingkuhan, dan tindak pidana buang bayi.<br><b>Prespektif hukum</b> <p>Pengertian poligami ialah mengawini lawan jenisnya dalam waktu yang sama. Berpoligami atau menjalankan melakukan poligami sama dengan poligini yaitu mengawini beberapa wanita dalam waktu yangsama.<b></b> <p>Drs Sidi Ghazalba mengatakan bahwa poligami dalam sebuah perkawinan antara seorang laki-laki dengan lebih dari satu wanita . lawanya adalah poliandri yaitu perkawinan antar seorang wanita dengan banyak laki-laki. <p>Sebenarnya istilah poligami itu mengandung pengertian poligini dan poliandri, tetapi karena poligami lebih banyak dikenal terutama di Indonesia dan Negara-Negara yang memakai hukum islam maka tanggapan tentang poligini ialah poligami. <p><b>Makar Yahudi</b> <p>Para orientalis mengklaim bahwa poligami itu merupakan produk ajaran islam. Dengan tujuan menteror produk dan menghina ajaran islam serta merusak ajaran islam yang suci dan mulia, mereka banyak mengemukakan segi-segi negative berpoligami. <p>Klau kita mengkaji sejarah, maka terbukalah cakrawala bahwa masalah poligami itu sudah sejak lama sebelum islam datang, bahkan poligami itu merupakan warisan dari orang-orang Yahudi dan Nashroni, sampai pada masa Marthin Luther seorang penganjur besar protestan menjelaskan akan tidak nampak adanya larangan berpoligami, tujuan tersebut dapat dijawab dengan beberapa bukti sejarah, bahwa poligami sudah berjalan lama sebelum islam datang sebagai berikut: <p>1. <p>2. Surat tersebut dikeluarkan karena kurangnya kaum laki-laki akibat perang 30 tahun terus menerus. <p>3. <p>4. Australia, Amerika, Cina, jerman dan seselia terkenel sebagai bangsa yang melakukan poligami sebelum datangnya agama masehi, Poligami yang mereka lakukan tanpa adanya batas dan tanpa adanya syarat-syarat keadilan terhadap beberapa istrinya. <p>5. <b>“Ilmu Masyarakat”</b> mejelaskan bahwa sebelum islam datang wanita diperjual belikan atau digadaikan bahkan dipinjamkan hal tersebut dilakukan sesuai dengan peraturan khusus yang dikeluarkan oleh gereja dan berjalan sampai pertengahan abad 11M <p>Dari sekian banyak data ini nampaklah bahwa poligami sudah menjadi kebudayaan pada masa sebelum islam datang. <p>Melihat kenyataan yang jelas-jelas merendahkan martabat kaum wanita itu, maka kedatangan agama Islam melalui Nabi Muhammad SAW sebagai rosulnya, membenahi dan mengadakan penataaan terhadap adat istiadat yang benar-benar tidak mendatangkan kemaslahatan dan meneruskan adat istiadat/ kebiasaan yang menunjunjung tinggi martabat manusia, dalam hal ini termasuk masalah poligami yang tidak terbatas, <p>Islam membolehkan poligami dengan syarat adil. Hal ini demi menjaga hak dan martabat wanita. <p><b>Hukum Poligami dalam Islam </b> <p><b></b> <p>Menurut Mahmud Syalthut mantan Syekh Al Azhar, hukum poligami adalah mubah, poligami dibolehkan selama tidak dikhawatirkan terjadinya penganiayaan terhadap para istri jika terdapat kekhawatiran terjadinya penganiayaan terhadap para istri, dari kemungkinan dosa yang dikhawatirkan itu, dianjurkan bagi kaum laki-laki untuk mencukupkan beristeri satu orang saja, dengan demikian menjadi jelas bahwa kebolehan poligami adalah terkait dengan terjaminya keadilan dan tiada terjadinya penganiayaan yaitu pengeniyaan terhadap para istri. <p>Imam Az-Zamahsarih dalam kitabnya tafsir Al Kassyaf mengatakan bahwa poligami menurut syariat islam adalah suatu rukhsoh (kelonggaran) ketika darurat sama halnya rukhsoh bagi orang musafir dan orang sakit yang dibolehkan buka puasa ramadlan ketika dalam perjalanan. Darurat yang dimaksud adalah berkaitan dengan tabiat laki-laki dari segi kecendrungan yang ada pada diri seorang laki-laki itulah seandainya syariat islam untuk memberikan kelonggaran berpoligami niscaya akan membawa kepada perzinaan oleh sebab itu poligami diperbolehkan dalam islam <p>Dasar hukum poligami disebutkan dalam surat An Nisa’ ayat 3 yang artinya <i>“Dan jika kamu takut tidak akan bisa berbuat adil terhadap hak-hak perempuan yatim bilamana kamu mengawininya maka kawinilah wanita-wanita lain yang kamu senangi dua, tiga, atau empat . kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berbuat adil maka kawinilah seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki yang demikian itu adalah lebih dekat tidak berbuat aniaya”Q.S.An Nisa’ 3</i> <p>Dalam ayat ini disebutkan bahwa para wali yatim boleh mengawini anak yatim yang telah menjadi asuhanya dengan syarat harus adil yaitu harus memberi maskawin kepadanya sebagaimana ia mengawini wanita lain. Hal ini adalah berdasarkan keterangan Aisyah RA ketika ditanya oleh Uswah Bin Al Zubair RA mengenai maksud ayat 3 dari surat An Nisa’ tersebut yaitu : “Jika wali anak wanita tersebut khawatir atau tidak bisa berbuat adil terhadap anak yatim maka wali tersebut tidak boleh mengawini anak yatim yang berada dalam perwalianya itu, Tetapi ia wajib kawin dengan wanita lain yang ia senangi seorang istri bahkan boleh sampai empat dengan syarat ia mampu </p>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-58164288950487883332009-10-15T11:21:00.001+07:002009-10-15T11:21:08.980+07:00Bahtera Ampunan<p><i>“Bagaimanakah nanti apabila mereka kami kumpulkan dihari kiamat yang tidak ada keraguan tentang adanya dan disempurnakan kepada tiap-tiap diri balasan apa yang diusahakanya sedang mereka tidak di aniaya/dirugikan” Q.S. Ali Imron 25</i></p> <p><i></i> <p>Teringat akan kisah yang menakjubkan yang diriwayatkan oleh Abu said Sa’ad bin Malik bin Sinan Al Khudlori RA bahwasanya nabi Muhammad SAW bersabda “Dahulu pada masa sebelum kalian ada seseorang yang telah membunuh 99 jiwa, lalu ia bertanya tentang orang yang paling alim dimuka bumi ini, maka ditunjukanlah ia kepada seorang ahli ibadah (Rahib), bergegaslah ia mendatangi Rahib tersebut dan berkata “Wahai rahib…Jika ada orang yang telah membunuh 99 jiwa apa taubatnya bisa diterima?, sang Rahib pun menjawabnya <i>“Tidak”</i>. Hingga pada ahirnya orang tersebut dengan teganya membunuh sang rahib tersebut. Maka genaplah sudah ia telah membunuh 100 jiwa. Kemudian ia kembali bertanya tentang orang yang paling alim dimuka bumi ini lagi, lalu ia ditunjukan kepada seseorang yang alim dan ia berkata “jika ditemukan seseorang telah membunuh 100 jiwa apakah masih ada pintu taubat baginya? Orang alim itu menjawabnya <i>“Ya… siapakah yang menghalanginya untuk bertaubat?,</i> Pergilah kedaerah ini karena disana terdapat sekelompok orang yang menyembah Allah, maka sembahlah Allah bersama mereka dan janganlah kembali kedaerahmu yang dulu karena daearah tersebut adalah daerah yang jelek. Laki-laki ini lantas bergegas pergi menuju tempat yang ditunjukan oleh orang alim tersebut. Ketika sampai ditengah perjalanan maut menjemputnya. Maka terjadilah perselisihan antara malaikat rahmat dan malaikat adzab, Malaikat rahmat berkata <i>“Orang ini pergi untuk bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada Allah SWT”</i> . Sedangkan Malaikat Adzab berkata <i>“Sesungguhnya orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikitpun “</i>. Lalu datanglah malaikat lain yang menjelma dalam bentuk manusia dan merekapun sepakat untuk menjadikan malaikat ini sebagai juru damai. Malaikat ini berkata “Ukurlah jarak antara kedua jarak tersebut (jarak antara tempat ia menjalankan kejelekan dengan jarak yang ia mau menuju kebaikan) dan ternyata jarak yang ia tuju untuk kebaikan itu lebih dekat hingga pada ahirnya ruhnya dibawa oleh Malikat rahmat” H.R. Bukhori <p><b>Masih terbuka pintu Taubat</b> <p>Wahai saudaraku…… barangkali tidak kita sadari mungkin kita telah banyak berbuat kerusakan dimuka bumi ini, pembunuhan, dan pengrusakan, serta kemaksiatan, dalam edisi yang lalu telah disampaiakna diantara sekian musibah yang diturunkan oleh Allah SWT kepada manusia dimuka bumi ini bisa jadi karena adanya kemaksiatan dan pengrusakan alam, bencana yang turun akibat ulah tangan-tangan manusia, kita bisa merasakan musibah yang terus menerus, barang kali belum hilang dari bayangan kita sudah turun musibah yang lainya musibah yang susul menyusul,dan jika musibah itu datang maka tidak pandang bulu, ia bisa menimpa orang yang buruk sekaligus menimpa pada orang yang sholeh. Allah SWT memperingatkan <i>“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak husus menimpa orang-orang yang dzalim saja diantara kamu dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksanya”.Q.S. Al Anfal 25</i>. hal ini seakan-akan Allah SWT menunjukan kepada kita bahwa selama ini Allah telah tumpahkan kasih sayang Nya kepada kita, tetapi disisi lain kita telah bangga melakukan dosa-dosa baik yang pejabat berdosa dengan kekuasaannya dengan bersikap tidak adil, pedagang melakukan kemaksiatan dengan perdaganganya (bersikap curang dan mengurangi timbangan), dan bahkan rakyatpun melakukan kemaksiatan dengan tidak menghargai atau memperhatikan serta mentaati aturan yang ditetapkan hingga mengganggu dan menindas yang lain yang dianggap lemah.. Kapan kita akan memasuki pintu taubat ?. cerita diatas memberikan pelajaran akan seorang laki-laki yang telah membunuh 100 nyawa ternyata jika ia serius memohon ampun pada ahirnya diampuni Allah SWT. Kalau demikian kenapa kita harus berputus asah dari pintu rahmat Allah dan ampunanya yang begitu luas? Masalahnya adalah apakah gaung Taubat itu masih terbetik dalam hati sanubari kita? atau justru kita semakin bangga dengan melakukan dosa-dosa lain yang lebih besar? <p><b>Hikam</b> <p><b><i></i></b> <p><b><i>Pertama</i></b> : semua manusia punya keinginan untuk berbuat baik sebagaimana yang telah ditetapkan Allah SWT akan kecendrungan manusia selalu ingin berbuat baik, keinginan itulah yang kadang sering dikalahkan oleh hawa nafsu kita hingga hati kita terlupakan dan terjerumus menjalankan kesesatan, kesadaran yang dinantikan kadangkala tidak kunjung jua, yang ada adalah berbuat dosa, selagi manusia mau berbuat taubat maka pintu rahmat dan taubat Allah SWT terbuka lebar bagi siapa saja yang mau bertaubat <i>“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik Namun Dia akan mengampuni dosa-dosa dibawa syirik bagi siapa yang dikehendaki”.Q.S. An Nisa 48</i> <p>Allah mengampuni dosa-dosa dibawah syirik apabila Dia menghendaki artinya bahwasanya pendapat mayoritas para ulama dan ayat ini menunjukan akan keutamaan ikhlas yang merupakan sebab diampuninya dosa <p><b><i>Kedua</i></b> : orang yang berbuat maksiat kadang lebih mudah tergugah hatinya untuk bertaubat kepada Allah daripada ahli bid’ah karena ia merasa berbuat salah, berbeda dengan ahli bid’ah yang menyakini dan menganggap tidak berbuat salah hingga hatinya tidak tergugah untuk intropeksi diri apalagi bertaubat <p><b><i>Ketiga </i></b>orang yang berilmu dan beramal lebih utama dari pada orang yang ahli ibadah karena orang yang ahli ibadah tetapi bodoh apalagi tidak mengerti akan ilmu-ilmu maka sangat rawan sekali itu terkelabuhi oleh makar-makar syetan yang terkutuk dan kadang dengan kejahilanya ia berbuat keliru karena hanya menuruti prasangka semata. Karenanya orang yang akan berfatwa untuk umat harus memiliki ilmu agar tidak membuat kerusakan yang lebih besar dan menyesatkan <p><b><i>Keempat </i></b>: Orang yang ingin menghendaki kemuliyaan hendaknya ia hijrah dari lingkunganya yang jelek menuju tempat yang bisa mengkondisikan dia untuk bisa beribadah, hijrah dari teman yang tidak baik, hijrah dari omongan yang tidak baik, bahkan hijrah dari tempat tinggal yang tidak baik dengan bergaul pada orang-orang baik (sholeh) akan menyebabkan iman menjadi kuat dan tipu daya syetan makin lemah <p><b>Maha Luas Ampunan-Nya</b> <p>Allah SWT berfirman dalam hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Anas RA telah berkata “saya telah mendengar rosulullah SAW bersabda “sesungguhnya Allah SWT berfirman “Hai anak Adam….. Sungguh seandainya kamu datang menghadap-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi dan kau datang tanpa menyekutukan-Ku dengan sesuatupun Sungguh Aku akan mendatangimu dengan pengampunan sepenuh bumi pula”. H.R. Tirmidzi dan dikatakan oleh Imam Al bani sebagi hadits Hasan dalam Sohihul Jami’ <p><i>“Dan ingatlah kisah Dzun Nun (Yunus AS) ketika ia pergi dalam keadaan marah lalu ia menyangka bahwa kami tidak akan mempersempitnya / menyulitkanya, maka ia menyeruh dalam keadaan yang sangat gelap “Bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzolim”. Q.S. Al Anbiya’87</i> <p><i></i> <p><b>Dosa-dosa yang tak terampuni</b> <p>Hadits diatas menjelaskan kalau seandainya ada seorang hamba berjumpa dengan Allah Ta’ala dengan dosa sepenuh bumipun niscaya pintu taubat senantiasa terbuka kecuali dosa syirik. <p>Imam Ibnu katsir memberikan penjelasan dalam kitabnya akan surat An Nisa ayat 48 diatas “Bahwasanya Allah SWT menghabarkan tidak akan mengampuni dosa syirik yang artinya Dia tidak akan akan mengampunimu dengan-Nya dalam keadaan mendua <p>Imam Ibnul qoyyim berkata “Dengan ayat ini maka jelaslah bahwasanya syirik adalah dosa yang paling besar karena Allah tidak mengampuni dosa syirik adapun dosa–dosa yang lain yang tingkatanya ada dibawahnya maka itu tergantung kehendaknya jika dia menghendaki maka orang yang bertemu denganya dengan membawa dosa tersebut akan diampuni. Tetapi jika Allah menghendaki orang tersebut disiksa akibat dosa-dosanya dan hal ini tentu saja membuahkan rasa takut yang amat dalam bagi seorang hamba . Karena itu syirik adalah keburukan yang paling buruk , kedzaliman yang paling dzalim, dan merupakan pelecehan terhadap Tuhan Robbul Alamin dan memalingkan hak yang seharusnya hanya dipersembahkan kepadaNya ditujukan kepada selaiNya dan mensejajarkan selaiNya dengaNya (fathul Majid karya Syeh Abdurrahman bin Hassan. <p>---------------------------------------------------------------- <p>Cerita diatas memberikan pelajaran akan seorang laki-laki yang telah membunuh 100 nyawa ternyata jika ia serius memohon ampun pada ahirnya diampuni Allah SWT. Kalau demikian kenapa kita harus berputus asah dari pintu rahmat Allah dan ampunanya yang begitu luas?</p>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-58281068563075744312009-10-12T15:09:00.001+07:002009-10-12T15:09:26.134+07:00HASBI ROBBI<p align="left"></p> <p align="left"><i>“Sesekali tidak akan menimpa kepada kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal” Q.S. At Taubah 51</i> <p align="left">Alhamdulillah, pada kesempatan ini bulletin jumat Al itishom kembali hadir ditengah-tengah kita, setelah lama libur menjelang idul fitri, tidak lupa pada kesempatan yang masih kita memasuki bulan syawal ini, segenap redaksi bulletin al itishom mengucapkan minal aidin wal faizin mohon maaf lahir dan bathin, taqobbalallahu minna waminkum, mudah-mudahan Allah SWT senantiasa menirima amal ibadah kita dibulan suci romadlon dan kita digolongkan menjadi orang-orang yang muttaqien. Amin <p align="left">Dikala kita semua umat islam merayakan hari kemenangan, ternyata masih menyisahkan kepedihan diantara kita, saudara kita nan jauh disana dipadang dan sekitarnya mendapatkan musibah dari Allah SWT, gempa bumi yang mengguncang kota tersebut seakan-akan mengingatkan pada tiga tahun silam akan ketidak berdayaan manusia dimuka bumi, sama sekali apa yang kita miliki terasa tidaklah berguna jika tidak ada pertolongan dariNya. Yang kita rencanakan sama sekali tidak akan berjalan klo skiranya tidak ada taufiqNya. Maha Suci Dzat yang segala kerajaaNya ada di bumi dan di langitNya. Yaa Allah Anugerahkan kepada kami umat islam semua kedamaian, kebahagiaan serta mampu menjalankan apa yang menjadi ridloMu. <p align="left">Musibah diambil dari kata “ashoba” yang berarti turun, mengena, dan cocok (kebetulan, bertepatan) . Musibah adalah peristiwa atau kejadian yang datang kepada manusia dan menjadikanya buruk, susah, ruwet, sedih dan sebagainya, Musibah bisa berbentuk adzab, uqubah (sanksi) bala’, maupun fitnah. <p align="left"><b>Mengharap husnul khotimah</b> <p align="left"><b></b> <p align="left">Bagi saudara-saudara kita yang telah meninggal dunia barang kali tidak ada masalah bagi mereka, terlebih kejadian tersebut datang setelah Allah SWT memberikan pengampunan dan pintu rahmatnya yang amat luas, jika amal ibadahnya selama romadlon diterima Allah SWT, barang kali baginya sudah tidak ada pemisah antara dirinya dengan Tuhanya, hanya tinggal hak sesama manusia yang harus ditunaikanya, maka tiada aniayah sedikitpun atas mereka karena segala musibah yang menimpa sesuai dengan kehendak Allah SWT. Mereka telah mendapatkan ahir yang baik, mereka syahid ahirat, justru yang perlu menjadi perenungan kita semua adalah, bagaimana kita menemui ajal kita nanti? Akankah dalam isyarah dan tanda-tanda mendapatkan kemuliyaan atau sebaliknya?. Kematian adalah hal yang mistri, tidak ada seorang yang bisa menebak akan datangnya kematian, jika kematian datang maka tidak akan bisa diundurkan ataupun dimajukan, Seseorang yang sadar akan kematian maka ia akan semangat dan terus memohon agar menemui ajalnya dalam keadaan baik, pengharapan terus dikumandangkan akan sedikit amal ibadah yang dilakukan semasa hidupnya diterima disisiNya. Yaa Allah berikan kami mati dalam keadaan husnul khotimah dan jauhkan kami dari kematian yang su’ul khotimah. Amin <p align="left"><b>Benarkah kita selamat?</b> <p align="left">Pada ayat diatas terdapat pendidikan dan pengajaran bagi orang-orang islam agar menetapi akhlak yang luhur manakala musibah menimpa mereka, Akhlak luhur itu hendaknya tidak susah dan bersedih hati terus menerus, tetapi tetap optimis dan tegar sehingga tidak menjadi lemah dan tidak berdaya (wahan) dan hilang kekuatan, hendaknya mereka ridlo, tidak putus asa atas takdir yang menimpa mereka hendakanya mereka berharap ridlo Tuhan mereka, mereka semestinya percaya penuh bahwa Allah SWT tidak akan menimpahkan musibah melainkan didalam musibah itu ada hikmah dan kebaikan bagi mereka, sekarang atau kelak, dari rahmatNya yang memenuhi segala sesuatu dan yang ditetapkanNya atas dzatNya . <p align="left">Kadang kita sering beranggapan bahwa kita yang jauh dari bencana itu merasa kita orang yang selamat, harta kita tidak hilang, tubuh kita tidak terluka, saudara kita lengkap dan sehat, bahkan kita bersiap menghabiskan harta yang banyak dalam pesta ahir tahun Benarkah demikian, atau justru mereka yang meninggal dibawa reruntuhan rumah dan timbunan Lumpur itu lebih selamat dibanding kita saat ini? <p align="left">Kiranya kita tidak hanya cukup bersedih dan memberi bantuan ala kadarnya atas musibah, tetapi ada pelajaran besar yang perlu kita taruk kesimpulan dari peristiwa ini, Sebagai umat islam yang masih diberikan oleh Allah kesempatan untuk menjalankan sesuatu alangkah ruginya jika kita sia-siakan berlalu tanpa makna dihadapan allah SWT. <p align="left"><b>Makna dari bencana</b> <p align="left">Sesungguhnya Allah SWT tidak menimpahkan musibah kepada mereka kecuali karena sesuatu makna yang terkandung didalamnya, diantara makna itu adalah <p align="left"><b><i>Pertama :</i></b> Musibah yang turun adalah dampak dari apa yang dilakukan manusia yang melalaikan akan kuwajiban serta larangan dari Tuhanya, baik karena dosa-dosa mereka terkait dengan kekkufuran mereka, kedzaliman mereka, maupun kefasikan mereka, mereka enggan terikat dengan hukum-hukum al Quran, <p align="left">ujian tersebut datang agar mereka sadar sesadar sadarnya akan perbuatan yang telah dilakukan, dan kembali kepada hokum-hukum Allah, sebagaimana firman Allah SWT <i>“Katakanlah, Maka mengapa Allah menyiksa kamu? Melainkan karena dosa-dosamu”. Q.S. Al Maidah 18.</i> <p align="left">Firman yang lain <i>“Masing-masing mereka itu kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur dan diantara mereka ada yang kami benamkan kedalam bumi dan diantara mereka ada yang kami tenggelamkan dan Allah sesekali tidak hendak menganiaya mereka akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri” Q.S.29:40</i> <p align="left"><b><i>Kedua</i></b> Merupakan musibah ujian keimanan, Melalui musibah yang diturunkan Allah ingin melihat siapa diantara hamba-hambanya yang beriman dan yang akan meminta tolong kepadanya dan siapa diantara mereka yang kufur dan meminta pertolongan selain Allah. Sebagaiman firmanya “Dan sungguh akan kami beri cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikan berita gembira kepada mereka yang bersabar”. Q.S Al Baqoroh 155 <p align="left">“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum dating kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebeum kamu?, mereka ditimpa oleh mala petaka dan kesengsaraan,. Mereka digoncang dengan berbagai macam cobaan sehingga berkata rosul dan orang-orang yang beriman bersamanya “bilahkah dating pertolongan Allah?, Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat”. Q.S. Al baqoroh 214 <p align="left"><b><i>Ketiga</i></b> karena tindakan mereka merusak tatanan kelestarian alam yang telah diatur sedemikian rupa oleh Allah SWT untuk kemaslahatan bersama dan individu.Allah SWT berfirman “Telah nampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari yang lain akibat perbuatan mereka agar mereka kembali kejalan yang benar”. Q.S. Ar Ruum 41 <p align="left">Atas dasar ini Allah SWT mencicipkan adzab dengan segala jenis dan macamnya kepada manusia agar mereka memahami, mengerti, merenung, mawas diri, intropeksi atas kesalahan-kesalahan dan mau mengacu kepada hakikat kebenaran, Allah SWT berfirman <i>“Katakanlah , Dialah yang berkuasa untuk mengirim adzab kepadamu dari atas kamu dari bawah kakimu dan Dia mencampurkan kamu kepada golongan-golongan yang saling bertentangan dan mencicipkan kepada sebahagian yang lain, perhatikanlah, betapa kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran kami silih berganti agar mereka memahami.”.Q.S Al An’am 65.</i> <p align="left">Sebagai umat islam yang rindu akan kehidupan aherat yang telah dijanjikan ada yang perlu kita catat bahwa kita harus sabar karena semuanya berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah kapan saja, dimana saja, dan dengan cara apa saja, kita akan dikatagorikan sabar sebagaimana firmanya <i>“yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan Inna Lillahi Wainna Ilaihi Rojiun Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadanyalah kami kembali</i> <p align="left">Alangkah untungnya jika kita menerima musibah yang menimpa itu sebagai peringatan agar kit amawas diri dan memperbaiki diri dan sebagai ujian bagi meningkatkan kesabaran, tawakal dan kedekatan kita kepada Allah SWT. <p align="left"><b><i>Wallahu A’lam</i></b></p>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-48932423470852038382009-09-20T09:34:00.002+07:002009-09-20T11:26:08.816+07:00<div style="text-align: center;"><span style="font-size:130%;">Segenap Kru dari islamicalawiyah mengucapkan </span><br /><br /></div><h3 style="text-align: center;" class="UIIntentionalStory_Message" ft="{"type":"msg"}"><span class="UIStory_Message">Taqobbalalloh minna waminkum, wa Ja'alana minal Aaidiin Alfaaizin <span class="text_exposed_hide">...</span><span class="text_exposed_show">Almaqbulin.. Mohon Maaf lahir batin..</span></span></h3><div style="text-align: center;"><br />SELAMAT HARI RAYA IEDUL FITRI 1430 H<br /></div>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-23200256606902091462009-08-08T14:58:00.003+07:002009-08-08T15:12:21.712+07:00Menyambut Tamu Agung<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://farm1.static.flickr.com/83/249840249_c636b63d97_b.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 226px; height: 173px;" src="http://farm1.static.flickr.com/83/249840249_c636b63d97_b.jpg" alt="" border="0" /></a><div style="text-align: justify;"><span style="font-style: italic;">“ Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”</span> <span style="font-weight: bold;"> Q.S. Ali Imron 102</span><br /><br />Kira-kira apa perasaan anda, ketika di beritahukan bahwa anda akan segera kedatangan tamu yang akan menginap di rumah anda untuk beberapa saat? Senang ataukah sebaliknya, merasa terganggu atas kedatangan tamu atau biasa-biasa saja?.<br />Jawabanya sih tergantung siapa tamunya. Jika tamunya biasa-biasa saja, barang kali kita juga biasa-biasa saja dalam penyambutanya. Padahal kita diperintahkan untuk memuliakan tamu. Tapi coba bayangkan, jika yang akan mendatangi kita adalah orang-orang yang kita cintai dan kita hormati, semisal bapak dan ibu, mertua, guru, atau teman dekat kita atau orang yang pernah berjasa dalam hidup kita. Apa yang harus kita lakukan?. Sudah barang tentu kita akan dengan senang hati menyambutnya. Tak perlu ditanyakan berapa lama mereka dirumah kita. Kita pun akan segera menyiapkan sebuah kamar terbagus untuk mereka, Merapikan dan menghiasnya, Kemudian menyiapkan jamuan istimewa untuk mereka. Serta siap memenuhi segala kebutuhan mereka, siap mengantar mereka kemenapun hendak pergi. Dan bila saat perpisahan itu datang, rasanya hati ini khawatir apakah service kita mengecewakan tamu tercinta kita apa sebaliknya membahagiakan tamu tercinta. Dan,… Pokoknya sedih deh!<br /><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Bulan keberkahan</span></span><br /><br />Demikian Halnya kita saat ini. Kita sedang berada di gerbang seribu bulan. Bulan yang dimuliakan Allah SWT. Bulan yang ibadah wajibnya dilipatkan hingga 70 kali lipat dan ibadah sunah nya disamakan dengan ibadah wajib di bulan lain. Bulan penuh berkah, rahmat pengampunan serta pembebasan dari nafsu dan belenggu Syetan. Bulan yang terdapat didalamnya sebuah malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.<br />Bulan Suci Ramadhan akan segera tiba. Kadang banyak diantara kita yang merasa heran, kok waktu cepat sekali ya...?memang demikianlah karakter waktu, kalau kita tidak mencermatinya, maka ia akan melesat bak anak panah lepas dari busurnya. Dan…tanpa disadari… habislah waktu ramadlon.<br /><br />Pertanyaanya sederhana saja: Apakah kita gembira, bahagia dan senang dengan kedatangan bulan ramadlon?<br />Apakah pertanyaan diatas bukan Bid’ah yang di ada-adakan. Apakah ada hubunyanya kecintaan dan kebahagiaan kita menyambut Ramadhan dengan amalan kita didalamnya?. Kita tak hendak mendiskusikan ini. Karna ada nilai pesan normatife yang lebih penting dari itu semua. Bila kita menjawab ya, senang dan gembira. Maka ilustrasi diatas akan membuka cakrawala bagaimana kita menyambut tamu yang kita hormati sekaligus kita cintai.<br /><br />Pertanyaan berikutnya:Apa yang telah kita siapkan untuk menyambutnya. Apa yang kita punyai untuk menyambutnya. Seberapa jauh kita siap dan mempersiapkan keluarga kita untuk menyambutnya?<br />Bulan ramadlon yang pada hari harinya kita diwajibkan berpuasa adalah bulan yang diberkati. Bulan kebaikan, puasa bukanlah kesia-siaan. Puasa merupkan penolong yang akan menyelamatkan kita dari pedihnya siksa dihari kiamat, kelak. Untuk itu, selayaknya kita menyiapkan fisik dan mental untuk bisa menjalankan ritual penyucian jiwa ini. Rosulullah SAW bersabda “ Telah datang kepada kalian bula romadlon, bulan yang penuh berkah, Allah telah mewajibkan puasa atas kalian, didalamnya dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka jahim, diborgol dedengkot-dedengkot setan, dan didalamnya ada semalam yang lebih baik daripada seribu bulan, barang siapa terhalang kebaikan dibulan ini, maka ia terhalang dari rahmat Allah”. H.R. An Nasai<br /><br />Pertanyaan berikutnya adalah: salah satu tujuan puasa Ramadhan adalah tercapainya ketaqwaan. Kita-kita Umat islam yang telah berpuasa selam 10-20 tahunan atau lebih kurang , semenjak kapan kita bisa merasa bahwa yang kita kerjakan betul-betul mencapai target taqwa tersebut?.<br />Barangkali kita kesulitan untuk merasa, Kapan kita mencapai target taqwa.<br />Pertanyaan sederhana berikutnya: Bagaimana dengan Ramadhan tahun kemarin? Bila jawabanya bahwasaya kita belum juga mencapai ketaqwaan, maka… kita mempunyai kesempatan untuk merealisasikanya tahun ini. Ya… Insya ALLOH kita mampu, asal ada kekuatan azam dan niat yang kuat. Kesempatan untuk mengukir prestasi.<br />Dan apabila jawabanya sudah maka alangkah sedihnya jika pada tahun ini prestasi kita menurun. Sungguh merugi dan sangat rugi.<br /><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Mereka yang merespon romadlon</span></span><br /><br />Ada empat golongan dan type manusia serta sikap mereka dalam menyambut bulan Ramadhan:<br />Pertama adalah Mukmin yang sungguh-sungguh. Mereka adalah orang-orang yang menangkap bulan ini adalah peluang untuk melejitkan prestasi dahadapan Allah SWT. Maka kita menjumpai orang-orang seperti ini senantiasa merasakan detik-detik Ramadhan sangat berharga. Mereka selalu berada dalam ketaatan, kalau tidak sedang shalat, baca Al-Qur’an, Dzikir, saling menolong dan menasehati, memenuhi kebutuhan saudara dsb. Tak ada waktu terlewat kecuali untuk sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat.<br /><br />Kedua adalah: Segolongan orang yang niatnya baik, akan tapi himmah dan azamnya lemah. Orang ini berniat menargetkan berbuat sesuatu dibulan Ramadhan. Mereka punya tekad berbuat baik. Tetapi karena azamnya lemah maka hanya bertahan pada awal-awal bulan saja. Kemudian mereka tidak merasakan kehadiran tamu ini. Baik hanya diawalnya saja setelah itu ketahuan aslinya.<br /><br />Ketiga adalah: Orang yang biasa-biasa saja. Artinya kedatangan Ramadhan tidak memeberi bekas sama sekali dalam kehidupanya, tiada yangberkesan dalam benaknya apalagi inginn merubah dirinya menjadi lebih baik dari hari sebelumnya. Kalau ibarat tamu, ia di cuekin. Sedih!<br /><br />Ke empat adalah: Orang-orang yang tidak menyukai kedatangan Ramadlan. Karena Ramadlan dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk memuaskan hawa nafsu dan segala keinginan. Mereka dengan terpaksa menerima kedatangan tamu ini tapi susungguhnya hatinya amat membenci. Lebih parah dari pada ini Orang yang tidak menghormati sama sekali adanya bulan Ramadlan. Dengan sengaja menginjak-injak kesucian dan kehormatanya. Kadang makan serta minum disiang bolong ditempat keramain tanpa malu sedikitpun dengan orang yang ada disekitarnya.<br /><br />Kembali kita Tanya diri kita sendiri. Kita berada di bagian mana dari keempat type diatas. Jangan sampai kita berada dalam keadaan sebagaimana yang telah di sabdakan Roslullah SAW “Rugi dan meranalah orang yang menjumpai Ramadhan tapi dosanya belum di ampuni”.<br /> Sedang para sahabat Rasullah SAW. Setengah tahun setelah berpisah dengan Ramadhan mereka senantiasa berdoa. : ‘Ya Alloh terimalah amalan dan puasa kami di bulan Ramadhan”.Setengah tahun kemudian mereka berdoa:”Ya Alloh sampaikan umur kami hingga kami menjumpai Ramadhan”. Ya, karena mereka tahu penting dan berharganya Ramadhan karenanya berharap sepanjang tahun adalah bulan Ramadhan. Karena mereka sangat mencintai Ramadhan. Gembira ketika tamu Agung itu datang.<br /><br />Bagaimanakah kita? Mudah-mudahan ditahun ini kita menjadi orang-orang yang senang serta bahagia akan datangnya bula suci romadlon dan bisa mempersiapkan diri dengan kesiapan yang matang sacara fisik dan mental. Karena kita masih punya waktu itu semua. Teriring doa Marhaban Yaa Romadlon, Marhaban Yaa Romadlon Jud lana bil Ghufron, Selamt datang bulan Ramadlon, selamat datang bulan Romadlon, Mudahkan kami untuk menggapai pengampuan-Mu<br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Wallahu A’lam</span></span><br /><br /></div>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-60677680601467507052009-06-15T10:44:00.005+07:002009-06-15T11:03:43.475+07:00Tausiyah KH M. Ihya Ulumiddin - Muhasabah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2Z_6FML8Q-tqZvqHy7qtiioWilR64aWXYB6ocUpHwXhNDLK7LyQorIRttAghPismb-0cc_pjL3UL5nl8f46yIAha-NiWDnYqP80Df6IOET-nMMeCtsdOGB6e-KIxFZwCe93-TLgBVGoJL/s1600-h/ban.JPG"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 400px; height: 258px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2Z_6FML8Q-tqZvqHy7qtiioWilR64aWXYB6ocUpHwXhNDLK7LyQorIRttAghPismb-0cc_pjL3UL5nl8f46yIAha-NiWDnYqP80Df6IOET-nMMeCtsdOGB6e-KIxFZwCe93-TLgBVGoJL/s400/ban.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5347395862853284690" border="0" /></a>Alhamdulillah, kemarin pada hari Sabtu, 13 Juni 2009, Telah diadakan acara Tausiyah 2 bulanan di PPMIC Alawiyah, yang langsung di sampaikan oleh KH. M Ihya Ulumiddin
<br /><div class="fullpost">(Pengasuh PP Nurul Haromain, Pujon Malang). Untuk audio, bisa di coba di halaman media, smoga dapat bermanfaat bagi kita smua. Amin.
<br />-------------------------------------
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br /><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Calawy%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C04%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Traditional Arabic"; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-alt:"Times New Roman"; mso-font-charset:178; mso-generic-font-family:auto; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:8193 0 0 0 64 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; text-align:right; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-no-proof:yes;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: left; direction: rtl; unicode-bidi: embed;"><b><span dir="ltr" lang="IN" style="font-size:12;"><span style="font-size:100%;">Taushiah </span><span style="font-size:180%;"><span style="font-size:100%;">Vol </span>XII Edisi 122</span></span></b></p><p class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: left; direction: rtl; unicode-bidi: embed;">
<br /><b><span dir="ltr" lang="IN" style="font-size:12;"><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: justify; direction: rtl; unicode-bidi: embed;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Calawy%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C07%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Traditional Arabic"; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-alt:"Times New Roman"; mso-font-charset:178; mso-generic-font-family:auto; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:8193 0 0 0 64 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; text-align:right; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-no-proof:yes;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </p><p class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: center; direction: rtl; unicode-bidi: embed;" align="center"><span style="font-size: 30pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA">محاسبة</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr" style="font-size: 30pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA"><span dir="ltr"></span> </span><span style="font-size: 30pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA">النفس</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr" style="font-size: 30pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA"><span dir="ltr"></span> </span><span style="font-size: 30pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA">على</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr" style="font-size: 30pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA"><span dir="ltr"></span> </span><span style="font-size: 30pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA">التفريط</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr" style="font-size: 30pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA"><span dir="ltr"></span> </span><span style="font-size: 30pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA">فى</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr" style="font-size: 30pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA"><span dir="ltr"></span> </span><span style="font-size: 30pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA">جنب</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr" style="font-size: 30pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA"><span dir="ltr"></span> </span><span style="font-size: 30pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA">الله</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr" style="font-size: 30pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA"><span dir="ltr"></span> </span><span style="font-size: 30pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA">تعالى</span></p> <span dir="ltr" style=";font-family:";font-size:30;" lang="IN"><o:p></o:p></span><p></p>
<br />
<br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:180%;"><span style="font-weight: bold;">Muhasabah</span></span>, Koreksi diri adalah pohon yang membuahkan taubat yang merupakan salah satu pintu dari berbagai pintu rahmat yang telah disipakan oleh Allah bagi setiap orang yang memiliki keinginan meniti jalan lurus dalam Suluk menuju ridho Allah dan tidak berbuat teledor di sisiNya demi kelanggengan hubungan dengan Tuhannya.Inilah dasar beramal dan sumber segala kesholehan amal perbuatan. Karena itulah Allah ta’ala berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“QS al Hasyr:18.
<br />
<br />Seorang mukmin yang terbina sangat bertanggung jawab kepada dirinya yang kelak akan dihisab oleh Allah. Ini karena ia memahami sebab-sebab yang memperbaiki hatinya untuk mengingat Allah. Di antara sebab-sebab itu ialah:
<br />
<br />1). Pemahamannya bahwa kemuliaan seluruhnya hanyalah milik Allah sebagaimana pujian tidak seyogya kecuali bagiNya. Allah ta’ala berfirman: “ Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya” QS Fathir:10.
<br />
<br />Jadi kemuliaan bukan dengan harta benda, pangkat kedudukan ataupun keturunan, tetapi kemuliaan bisa diraih hanya dengan al Kalim at Thayyib; yaitu kalimat tauhid dan seluruh ibadah-ibadah lisan yang disertai amal shaleh yang bekerja (berfungsi) untuk meninggikan dan menjayakannya (baik dalam wilayah individu, keluarga, masyarakat dan negara).
<br />
<br />2). Pemahamannya bahwa seluruh makhluk adalah keluarga Allah dan yang paling dicintai olehNya dari mereka adalah mereka yang paling memberi manfaat kepada keluargaNya sebagaimana diriwayatkan dalam hadits-hadits. Karena itulah Fudhel bin Iyadh mengatakan: “Di kalangan kami orang yang mendapatkan (derajat kewalian) tidak mendapatkannya dengan banyak puasa atau shalat. Tetapi ia mendapatkan dengan jiwa yang dermawan (Sakha’ an nafs), hati yang selamat (Salamatusshadri) dan berkehendak baik untuk umat (an nush lil ummah). Ini karena ibadah orang yang beribadah hanya menjadi miliknya sendiri sementara kedermawanan orang yang dermawan menjadi milik banyak orang. Sungguh telah dikatakan: Sesuatu yang menular lebih utama daripada yang tidak menular”. Musa bin Isa Ad Dinawari berkata: “Berderma dengan apa yang ada merupakan puncak kedermawanan. Sedang kikir dengan apa yang ada adalah bentuk buruk sangka kepada Dzat yang disembah”
<br />
<br />3). Pemahamannya akan kewajiban merespon anugerah dan rahmat Allah dengan kegembiraan yang diikuti dengan pujian atasNya serta pengakuan akan pemberianNya. Bukan malah berbangga diri menyambut anugerah dan rahmat tersebut. Ini berdasarkan firman Allah, “Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembir kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan"QS Yunus:58. Inilah Nabi Sulaiman alaihissalam, Beliau berkata: “Ini adalah dari anugerah Tuhanku apakah aku bersyukur atau kufur…”QS an Nahl: 4, berbeda dengan Qarun yang berkata: “diberikan kepadaku (semua ini) adalah hanya karena ilmu yang ada padaku “QS al Qashash: 78.
<br />Beginilah, bangga diri (Ujub) memang serupa dengan bergembira (Farah). Karenanya barang siapa yang bergembira dengan kataatan karena ketaatan itu muncul dari dirinya maka sungguh ia telah kedatangan Ujub. Berdasarkan firman Allah: “ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus…“QS al Bayyinah:5.
<br />
<br />Kesempurnaan Maqam Ikhlash didapatkan dengan kesaksian seorang hamba bahwa peranannya di dalam sebuah amal shaleh darinya tidak lebih hanyalah nisbat taklif serta tidak pula datang kepadanya bencana amal (aafaatul amal) yang ada tiga; Ujub, Riya’ dan Sombong. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang bergembira karena kebaikannya dan susah karena keburukannya maka dia-lah orang yang (benar-benar) beriman”(HR Thabarani- al Jami’ as Shaghir 2/173) maksudnya bergembira sebab ketaatan dan sedih akibat kehilangan ketaatan adalah di antara tanda-tanda keimanan. Tetapi, kegembiraan sebab ketaatan itu harus berasal dari sisi di mana ketaatan itu adalah anugerah Allah dan taufiq dariNya sebagaimana kesedihan atas hilangnya ketaatan juga harus dibarengi dengan usaha menjalankannya atau sedih karena kendor dan teledor menetapinya.
<br />Adapun seorang yang tidak merasa sedih atas hilangnya ketaatan dan tidak menyesal karena telah bermaksiat maka itu menjadi pertanda kematian hatinya.
<br />
<br />4). Pemahamannya bahwa Shidiq bersama Allah adalah dasar keberuntungan sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Ia pasti beruntung jika ia jujur”Muttafaq alaih. Sungguh Alqur’an telah mendorong kepada pertemanan dengan ahli shidiq karena pertemanan ini memiliki nilai kemuliaan, “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan tempatkanlah dirimu bersama orang-orang yang jujur”QS at Taubah: 119 sebagaimana pula diisyaratkan dalam do’a Nabi Yusuf alaihissalam: “…wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh “QS Yusuf:101.
<br />
<br />Atas dasar ini maka memilih teman, sahabat dan kawan akrab yang shaleh adalah bagian dari urgensi kehidupan di masa seperti sekarang ini yang tepat dikatakan, “Masa seperti halnya pelakunya sementara pelakunya seperti yang kamu lihat”- semata demi keselamatan agama dan berlari dari ujian-ujiannya. Dikatakan: ”Halal itu sebelum harta, tetangga sebelum rumah dan teman sebelum perjalanan” Lantas, siapakah teman dan sahabat anda? Dialah orang jujur kepada anda dan bukan orang yang selalu membenarkan anda.
<br />Seseorang dikenal dengan temannya sebagaimana dikatakan:
<br /><blockquote>Jangan bertanya tentang seseorang, tanyakanlah tentang temannya, karena setiap teman selalu mengikuti orang yang bersamanya.</blockquote>
<br /></div>
<br /><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Calawy%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C05%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Traditional Arabic"; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-alt:"Times New Roman"; mso-font-charset:178; mso-generic-font-family:auto; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:8193 0 0 0 64 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; text-align:right; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-no-proof:yes;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: justify; direction: rtl; unicode-bidi: embed;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Calawy%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C06%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Traditional Arabic"; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-alt:"Times New Roman"; mso-font-charset:178; mso-generic-font-family:auto; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:8193 0 0 0 64 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; text-align:right; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-no-proof:yes;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </p><p class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: justify; direction: rtl; unicode-bidi: embed;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Calawy%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C06%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Traditional Arabic"; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-alt:"Times New Roman"; mso-font-charset:178; mso-generic-font-family:auto; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:8193 0 0 0 64 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; text-align:right; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-no-proof:yes;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </p><p class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: justify; direction: rtl; unicode-bidi: embed;"><span dir="ltr" style="font-size: 18pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="IN">-</span><span style="font-size: 18pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA">والله</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr" style="font-size: 18pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA"><span dir="ltr"></span> </span><span style="font-size: 18pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA">يتولى</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr" style="font-size: 18pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA"><span dir="ltr"></span> </span><span style="font-size: 18pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA">الجميع</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr" style="font-size: 18pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA"><span dir="ltr"></span> </span><span style="font-size: 18pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA">برعايته</span><span dir="ltr"></span><span dir="ltr" style="font-size: 18pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="IN"><span dir="ltr"></span>-<o:p></o:p></span></p>
<br /><span dir="ltr" style=";font-family:";font-size:18;" lang="IN"><o:p></o:p></span><p></p>
<br /><span dir="ltr" style=";font-family:";font-size:12;" lang="IN"><o:p></o:p></span><p></p>
<br />
<br /></div>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-5615534977720071842009-06-12T02:03:00.000+07:002009-06-12T02:07:33.194+07:00Hati yang terpaut<div style="text-align: justify;" class="fullpost">“<span style="font-style: italic;">Dan ingatlah akan nikmat Allah SWT kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan maka Allah mempersatukan hati kamu lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah menjadi orang-orang yang bersaudara padahal kamu telah berada ditepi jurang neraka lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya</span>”. <span style="font-weight: bold;"><br /></span><div style="text-align: right;"><span style="font-weight: bold;">Q.S. Al Imron 103</span><br /></div><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-size:180%;" >A</span>dakah yang lebih indah selain raca cinta dalam hidup ini?, sebuah rasa yang mampu menimbulkan getaran, mampu memacu semangat, dan mampu mengalahkan rasa segala-galanya. Rasa yang akan semakin membara pada hati yang saling berpaut, pernahkah kita merasakanya?, Sungguh rugi dalam hidup yang sekejap ini, jika kita tidak pernah merasakanya, betapa hampanya hidup ini jika tidak dihiasai rasa cinta<br /><br />Siapapun kita, dimanapun kita berada, bagaimanapun kondisi kita akan selalu membutuhkan dan merindukan rasa cinta ini, rasa yang membuat hidup ini menjadi berwarna-warni dan berbunga-bunga tetapi perlu di ingat cinta ini bukanlah cinta ala Romeo dan Yuliet. Ini adalah rasa cinta yang sejati dan suci, cinta yang berasal dari terpautnya dua hati (Ta’liful qulub) diantara dua insan, yaitu cinta yang hanya semata-mata dilandasi karena mengharap ridlo Allah SWT,<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Manusia makhluk sosial</span><br /><br />Sebagai mahluk sosial manusia tidak akan bisa menghindarkan diri dari butuh terhadap orang lain, serta berinteraksi terhadap orang lain, tidak ada manusia yang mampu hidup sendiri selamanya . Nabi Adam pun gelisah ketika harus hidup sendirian di surga padahal segala kemewahan tersedia disana tetapi apalah artinya kemewahan jika tidak ada teman bercanda disana dan berbagi suka?. Begitulah sifat manusia, ketika Alllah SWT menciptakan ibunda hawa untuk menemani Nabi Adam AS, hilanglah sudah kegelisahan dan kesunyian itu , Bahkan ketika mereka akhirnya terusir kedunia karena tipuan syetan mereka masih mampu mengarungi kerasnya kehidupan, tiada lain karena ikatan hati yang mengukuhkan ikatan rasa cinta dan telah menjadikan kekuatan untuk terus berusaha mempertahankan hidup.<br /><br />Sebagai hamba Allah sesungguhnya kita diciptakan hanya untuk beribadah, beragama sebagai manifestasi dari ibadah, hampir bisa dipastikan kita tidak bisa lepas dari hidup berjamaah (berinteraksi dengan orang lain), apapun bentuknya, apakah jamaah sholat, dakwah taklim, yasinan, dan sebagainya, jamaah ibarat bangunan rumah didalamnya kita bisa bernaung dari derasnya hujan, teriknya matahari, serta bercanda bersama keluarga, maka agar ada kehangatan dalam keluarga tersebut, dibutuhkan adanya ruh. Denga ruh maka hiduplah suasana keluarga, diantara ruh tersebut adalah<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pertama. Berpegang pada tali agama Allah SWT. </span><br /><br />Dengan ruh ini kita sandarkan semua permasalahan hanya kepada Allah SWT yang telah membuat segala permasalahan yang ada didunia ini dan apapun yang kita lakukan hanyalah semata-mata untuk mencari keridloan Allah SWT, dan dengan ruh ini kita akan mencintai saudara kita dan akan keluar dari mulut kita ucapan Ana Uhibbukum Fillah (Aku mencintai kamu hanya semata-mata karena Allah SWT) tentunya ucapan ini tidak hanya berhenti dimulut saja akan tetapi terus kita upayakan sampai pada relung hati yang paling dalam<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kedua. Pertautan hati (Ta’liful Qulub) dan persaudaraan (ukhuwah) </span><br /><br />ketika kita mampu mencintai karena Allah SWT maka akan muncul dalam pribadi kita pertalian hati yang tidak memandang nasab keturunan, setatus social, dan hal lain yang sifatnya materi, ketika ta’liful qulub terwujub maka rasa ghil (dendam) diminimalisir walau sulit dihilangkan sepenuhnya, dengan sendirinya tercipta persaudaraan yang semata-mata Karena mengharap ridlo Allah persaudaraan yang mampu membawa kita kepada ketaqwaan. Setiap kali kita memandang saudara kita mengingatkan kita kepada Allah SWT yang telah menciptakanya, dan sebaliknya disaat kita berlomba-lomba dalam kebaikan maka akan mudah terwujud, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran akan senantiasa menghiasi hari-hari kita, alangkah indahnya hidup ini jika kehidupan semacam itu terwujud dalam kehidupan kita saat ini, tidakkah kita berkeinginan untuk mengusahakanya?,<br /><br />Kadang kita masih menyimpan ghil dengan saudara kita mingkin hanya karena dia lebih cantik dari kita, lebih popular, lebih pintar, dan banyak tanggung jawab serta prestasi atau karena dia beda jamaah/kelompok dan beda guru ngaji dengan kita. Akankah kita menyeruh tanpa berkeinginan memperbaiki diri kita sendiri? Paling tidak ada enam hal yang bisa dikerjakan dalam hidup kita sebagai dampak dari pertalian ruh dalam diri kita.<br /><br /><ol><li>Barang siapa saja yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat maka dia adalah sudara kita, janganlah kita memusuhinya apalagi mengkafirkanya dikarenakan tidak sepaham dengan diri kita </li><li>Berbaik sangka dengan sesama saudara, karena pada dasarnya manusia hanya mampu melihat yang dhohir saja (sebatas penglihatanya) maka sepantasnya kita berusaha untuk berbaik sangka dengan menghindarkan segala bentuk suu’dlon (perasaan jelak.) Sesungguhnya berburuk sangka hanyalah akan menyiksa batin cukuplah Allah SWT yang mengetahui rahasia masing-masing hambanya hanya kepada Allah kita akan mempertanggng jawabkan diri kita masing-masing.</li><li>Saling memberikan pertolongan dan perlindungan terhadap apa yang telah disepakati, siapa diantara kita yang mampu hidup sendiri? tentunya kita saling membutuhkan satu dengan yang lainya . Niatan karena Allah serta keterikatan hati, dan persaudaraan yang membuahkan rasa cinta akan selalu membimbing kita untuk peduli kepada saudara dan kita akan selalu siap berkata dengan saudara dengan ucapan “Hajah Hidmah/ adakah yang bisa saya bantu wahai saudaraku?” </li><li>Memberikan udzur terhadap perkara yang tidak disenangi karena tidak ada manusia yang sempurna (no boody perfect) hanya keEgoisan yang menuntut seseorang akan kesempurnaan dari orang lain, dari kesadaran akan hal tersebut menjadikan kita akan menemukan sesuatu yang tidak kita senangi dari saudara kita apakah sikapnya, sifatnya, atau kinerjanya, butuh kelapangan dada untuk bisa menerima perkara yang tidak di senangi dari saudara kita selama perkara tersebut tidak bertentagan dengan syariat maka kita harus berupaya untuk selalu memberika udzur</li><li>Tidak mempermasalahkan hal yang tidak prinsip dalam agama (furuiyah) karena kebenaran dan kebathilan amatlah jelas kalaupun ada perkara yang masih membutuhkan ijtihad maka kebebasan kita untuk mengikuti ijtihad tersebut mana yang kita sukai dengan konsekwensi bersungguh-sungguh karena ilmu Allah SWT amatlah luas laksan lautan yang jika dijadikan tinta untuk menulis ilmu Allah maka tidaklah akan habis ilmu Allah walau air laut tersebut sudah habis</li><li>Selalu mendahulukan persatuan ketika menyadari sesama muslim adalah saudara saat itu kita akan selalu menuju kearah persatuan bukan justru memperbesar perbedaan yang ahirnya menimbulkan perpecahan </li></ol><br /><span style="font-weight: bold;">Ketiga Musyawarah</span><br /><br />Sesungguhnya berpegang dengan tali Allah SWT serta pertalian hati dan persaudaraan akan menjadikan kita menyikapi segala permasalahan dengan bijaksana . Musyawarah akan selalu melandaskan aktivitas kita dalam menyelesaikan sebuah permasalahn sesungguhnya musyawarah tidak akan membawa kita kepada kesesatan hanya karena Egois (ananiyyah) yang membuat seseorang tidak mau bermusyawarah.<br /><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Wallahu A’lam</span><br /><br /><br /><br /></div>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-64935281736485641072009-06-07T03:54:00.000+07:002009-06-07T03:57:06.783+07:00Figur Pemimpin teladan<div style="text-align: justify;" class="fullpost">“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah SWT, sehingga Allah SWT menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik”.<br /><div style="text-align: right;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Q.S. Al Hasyr 19</span><br /></div><br /><br /><span style="font-size:180%;">K</span>ampanye pilpres telah dibuka, laksana genderang telah ditabuh pertanda perlombaan akan segera dimulai. Para jurkan masing-masing pilpres telah berorasi dan menawarkan sekian banyak program untuk bangsa, ada yang menjanjikan untuk mengangkat perekonomian rakyat kecil, ada lagi janji-janji yang di sampaikan untuk mewujudkan pendidikan yang gratis, janji kesejahtraan para pegawai dan masih banyak lagi program-program yang ditawarkanya, rakyatlah yang bisa memilih dan menentukan siapa diantara mereka–mereka (para capres) yang memang layak mendapatkan kepercayaan memegang amanah rakyat, disisi lain masih banyak kita jumpai pula trik-trik yang keji dengan mony politic misalnya atau dengan cara-cara busuk lainya, dan ada pula rakyat kecil yang belum bisa serta mengenal lebih dekat akan figure masing-masing capres tersebut,<br /><br />Ketidak tahuan akan figure sang pemimpin, akan mengantarkan mereka salah pilih dalam pemimpinanya, maka idak heran jika aspirasai rakyat bawah tidak sampai pada atasanya. Ada sedikit cerit kecil tentang kesuksesan sang-pemimpin dari generasi masa lalu yang bersinar bak mutiara ditengah lautan atau laksana oase ditengah gersang padang sahara. Barangkali cerita singkat ini sedikit membantu kita dalam memilih dan menentukan pimpinan kita, dia adalah :.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Umar bin Abdul Aziz</span><br /><br />Umat islam umumnya mengenal tokoh sejarah yang luhur ini, ia adalah Umar bin Abdul Aziz bin Abdullah bin Umar bin Khottob. ia popular dengan sebutan Umar II Umar I adalah sahabat Umar bin Khotob mbah buyutnya sendiri sahabat nabi sekaligus kholifah dizaman khulafaaur rosyidin dikenal sebagai panglima yang sholeh, jujur, tegas, pemberani dan bersahaja, jika beliau mau menumpuk harta dan menyimpan ribuan dinar tentulah amat mudah bagi beliau akan tetapi sebagai pemimpin yang bijak beliau tidak melakukakan itu semua yang dilakukan hanyalah semata-mata demi rakyatnya, Begitupun dengan Umar II yaitu Umar bin Abdul Aziz, Umar yunior ini adalah seorang kholifah (pemimpin tertinggi Negara) dinasti Umayyah pada ahir abad ke-7M dikenal dalam literature islam klasik sebagai pemimpin yang adil, bersahaja, jujur dan tak kenal kompromi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Benih baik akan melahirkan orang yang baik pula</span><br /><br />Tiada beriman(tidak sempurna imanya) seseorang yang tidak memegang amanah dan tidak ada agama (menjalankan agama dengan baik) bagi orang yang tidak memegang atas janji “H.R. Addailami. Menjelang dini hari pada suatu malam kholifah Umar bin Khotob RA disertai pengawalnya melakukan sidak kepinggiran kota, beliau mendengar pembicaraan dua orang wanita digubuk kecil. Sang ibu berkata “campur saja susunya dengan air”, anak gadisnya menjawab “tidakah Amirul mukminin Umar bin khotob telah mengeluarkan undang-undang dilarangnya mencampur susu dengan air wahai ibu?, sang ibu menimpali omongan “toh kholifah umar tidak akan tahu. Kalau kholifah umar tidak mengetahuinya akan tetapi Allah SWT yang Maha Agung pasti melihat nya? jawab sang anak gadis setengah membantah perintah ibunya<br />Dialog kedua insan ini teramat terkesan dihati sahabat Umar, esok harinya beliau menyuruh stafnya untuk menyelidiki kedua wanita tersebut setelah melalui penyelidikan yang yang intens ternyata diketahui bahwa perempuan tersebut telah ditinggal mati oleh suaminya dalam medan pertempuran dijalan Allah SWT ahirnya hidup mereka serba kekurangan karena tidak ada yang menanggung biaya hidupnya, singkat cerita ahirnya sahabat Umar berkeinginan meminang gadis tersebut untuk cucunya yang bernama Ashim pernikahan itulah yang ahirnya melahirkan seorang perempuan yang kelak akan dinikahi oleh abdul aziz bin marwan kholifah kelima yang amat tersohor kemudian melahirkan umar bin abdul aziz kholifah yang tersohor dan adil serta zuhud. Allah SWT berfirman “Dan ayahnya adalah seorang yang sholeh maka Tuhanmu menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan keduanya mengeluaran simpananya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu” Q.S. Al Kahfi 82<br />Ayat ini yang meng-inspirasikan bahwa dengan kesolehan orang tua adalah salah satu sebab Allah mengangkat derajat seseorang, maka berbahagilah seseorang yang terlahir dari keluarga baik-baik karena hal itu sebagai satu langkah mereka mendapatkan kemudahan dalam meraih kemuliyaan dari Allah SWT<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Berkah memegang amanah</span><br /><br />Ketika umar bin Abdul Azizi mendapat promosi dari gubernur Madinah menjadi kholifah ia menangis tersedu-sedu hingga tak sadarkan diri ia mengatakan bahwa beban kewajiban seberat ribuan gunung telah diletakan kepundaknya padahal untuk mengurus diri sendiri ia merasa belum mampu apalagi diberi amanah mengurus umat yang amat komplek. Setelah Umar bin Abdul Azizi dilantik menjadi kholifah beliau pergi kemusholla dan menangis ketika ditanyakan penyebab tangisnya beliau menjawab aku memikul amanat umat ini dan aku tangisi orang-orang yang menjadi amanat atasku yaitu kaum fkir miskin yang lemah dan lapar ibnu sabil yang kehilangan tujuan dan terlantar, orang-orang yang didzolimi dan dipaksa menerimanya orang-orang yang banyak anaknya dan berat beban hidupnya karena itu aku menangisi diriku sendiri karena beratnya amanat atasku, ungkap Umar bin abdul aziz.<br />konon semasa ia menjabat sebagai kholifah hampir tak satupun makhluk dinegerinya yang kelaparan, dan hampir tak ada serigala yang mencuri ternak penduduk kota kemakmuran menyelimuti negeri itu hingga tidak ditemukan orang yang meminta-minta zakat karena mereka semua mampu untuk mengeluarkan zakat dan yang lebih mengagumkan lagi penjara terasa sepi hampir tak ada penghuninya semasa menjadi kholifah beliau berjanji dalam hatinya tidak akan mengecewakan amanah yang diembanya. Suatu hari seorang gubernur menulis surat yang intinya meminta dana untuk pembangunan benteng disepanjang kota, kholifah membalas suratnya apa manfaatnya membangun benteng? Bentengilah ibu kota dengan keadilan dan bersihkan jalan-jalanya dari kedzaliman dengan benteng keimanan itulah yang akan mampu mengantarkan kedamaian dan ketentraman, pepatah mengatakan seorang alim harus mengajar dirinya sebelum ia mengajar ilmu kepada orang lain, dan hendaknya mengajar prilakunya sebelum ia mengajar dengan ucapan-ucapanya,<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Selektif dalam makan </span><br /><br />Suatu hari kholifah umar bin Abdul Azizi mendapat hidangan makanan septong roti yang masih hangat harum dan membangkitkan selerah dari istrinya dari mana roti ini tanyanya buatan sendiri jawab sang istri berapa kamu habiskan untuk membeli terigu dan bumbu untuk membuat roti ini? Hanya tiga setengah dirham saja jawab istrinya aku ingin tahu asal usul benda yang akan masuk keperutku agar aku dapat mempertanggung jawabkan disisi Allah SWT. Nah uang setengah dirham itu dari mana? Setiap hari aku harus menyisihkan setengah dirham dari belanja yang telah engkau berikan wahai amirul mukminin sehingga dalam seminggu terkumpullah uang tiga setenga dirham cukup untuk membeli bahan-bahan roti yang halalan thoyiban kata istri kholifah sambil menjelaskan baiklah kalau begitu saya percaya asal usul roti ini halal dan bersih namun saya berpendapat lain ternyata biaya hidup kita setiap harinya perlu dikurangi setengah dirham agar kita tidak punya kelebihan yang membuat kita mampu membuat roti atas tanggungan umat tegas kholifah dan sejak hari itu Umar membuat intruksi kepada bendaharawanya baitul maal untuk mengurangi jatah harian keluarga Umar sebesar setengah dirham. saya juga akan berusaha mengganti roti itu agar perut saya kenyang dari gangguan perasaan karena telah memakan harta umat demi kepentingan pribadi sambung kholifah . <br /><br /><br /><br /></div>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-7656174294878258742009-05-14T21:08:00.003+07:002009-05-14T21:13:43.340+07:00UNDANGAN Seminar - Managemen Masjid<div class="fullpost">Seminar management masjid, oleh Drs.<span style="font-weight: bold;"> Imam Mawardi (pustakamawar.com )</span><br /><br />Hari : Sabtu, 16 Mei 2009<br />Jam : 13.00<br />tempat : Masjid Al Muttaqien, PPMIC Alawiyah ( Jl. Solo km 9 Maguwoharjo Yogyakarta )<br /><br /><span style="font-size:180%;"><br /><span style="font-weight: bold;">GRATIS !!! </span></span>Tempat terbatas, Hub : ( Abu Achmad ) 0856 4522 5598<br /><br /><br /></div>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-41185344643234329872009-05-14T21:06:00.000+07:002009-05-14T21:08:11.722+07:00Kiat menuju hidup bahagia<div style="text-align: justify;" class="fullpost">“ Barang siapa yang pagi-paginya beriman kepada Allah SWT, diberikan kecukupan rezekinya, diberikan kesahatan badanya, maka laksana ia hidup dengan kebahagiaan dunia ada pada genggaman tanganya”.<br /><div style="text-align: right; font-weight: bold;">Al Hadits<br /></div><br />Sebut saja “Kang Ahmad” (bukan nama sebenarnya), tampak raut mukanya begitu kusam, kelihatan tidak ada sinar sedikitpun yang terpancar pada mukanya, hari-hari ia tersibukan dengan pekerjaan, mulai bangun pagi, sholat subuh hingga pada pagi harinya ia bersiap-siap kekantor untuk bekerja dan pulang sore. selepas kerja ia masih disibukan dengan pekerjaan rumah, kesibukan yang padat amat menyita waktunya demi mencukupi kebutuhan keluarga, gajinya cukuplah lumayan setiap bulanya berkisar Rp 25 juta, akan tetapi dia begitu setress dengan itu semua, ia belum bisa menemukan arti kebahagiaan hidup yang dijalaninya.<br /><br />Memang tidak semua orang bisa menemukan kebahagiaan dan kepuasan hatinya, uang yang banyak kadang kala tidak bisa mengantarkan kebahagiaan seseorang, justru kebahagian itu bisa diperoleh tetkala seseorang mengembalikan semuanya kepada sang pemberi kebahagiaan hakiki serta berusaha bersyukur akan nikmat yang diterimanya. Selain berdzikir dan beribadah, berikut ini kami paparkan kiat-kiat menggapai kebahagiaan, mudah-mudahan kita menjadi orang yang senantiasa mendapat kebahagiaan dunia dan aherat. Amin.<br /><br />1. Mensykuri&menikmati yang ada<br />Orang bijak mengatakan bahwa hidup ini haruslah dinikmati dan waktu menikmati itu ada pada saat ini, sedangkan kemarin adalah kemenangan dan esok hari adalah adalah tempat suatu harapan. Nikmatilah segala aktifitas dan kehidupan yang kita jalani hari ini, manfaatkan waktu yang telah diberikan oleh Allah SWT dengan sebaik-baiknya kelengahan terhadap memanfaatka waktu berarti telah menyia-nyiakan hidup kita sendiri, penuhilah segala aktifitas dengan hal-hal yang positif baik dunia maupun aherat.Allah telah memperingatkan manusia tentang waktu sebagaimana difirmankan..”Demi waktu sesungguhnya manusia itu dalam kerugian kecuali ia yang beriman serta beramal baik serta saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran“ Q.S Al Ashr 1-4<br /><br />2.Buatlah hidup kita ringan<br />Mulailah hidup ini dengan bangun pagi yang baik yaitu dengan ucapan syukur bahwa Allah SWT telah memberikan kehidupan yang baru pada diri kita, hari kemarin berbeda dengan hari ini dan hari ini berbeda dengan hari esok kemudian berjanjilah kepada diri sendiri dengan memohon pertolongan Allah SWT akan menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya dan berbuat yang meridlokan Allah, janganlah membebani diri sendiri diluar batas kemampuan hilangkanlah beban-beban pikiran berat yang ada, semakin kita membebani pikiran dengan hal-hal yang tidak penting maka hidup kita akan semakin jauh dari rasa bahagia, lakukan aktivitas mulai dari hal yang ringan-ringan, karena hidup ini akan terasa ringan jika kita sendiri yang membuat suasana menjadi ringan akan tetapi hidup ini serasa berat tetkala kita yang membuat suasana menjadi berat sendiri, semua berpangkal pada diri kita sendiri.<br /><br />3. memelihara kesehatan<br />Kesehatan adalah mahkota yang sangat berharga seseorang akan sulit meraih kebahagiaan manakala badan sakit-sakitan betapa susahnya tetkala seseorang sedang sakit gigi misalnya, maka menjaga kesehatan dengan baik, senantiasa jalan-jalan dan berolahraga yang rutin, istirahat yang cukup serta makan dengan makanan yang bergizi sekalipun sedikit adalah hal yang terpenting dalam hidup ini.<br /><br />4.Belajar mensyukuri nikmat<br />Jika kita mau jujur terhadap diri sendiri kiranya banyak karunia Allah yang telah di berikan kepada kita baik berupa nikmat fisik, psikis, dan semakin kita merenung akan nikmat Allah maka akan semakin terdorong hati kita untuk senantiasa bersyukur akan apa yang ada hari ini yang telah diberikan nikmatNya, begitulah gambaran semakin dekatnya manusia akan al Kholik . jauhkan fikiran dari lamunan yang tidak berarti yang justru akan menjauhkan manusia dari hidup realistis serta jauhkan dari sifat tamak dan rakus terhadap sesuatu yang belum ada ditangan sendiri, kita harus sadar bahwa ketidak puasan terhadap apa yang tidak kita miliki saat ini adalah sumber ketidak bahagiaan.<br /><br />5. Sayangi diri sendiri<br />Sadarilih bahwa tidak ada manusia yang sempurna didunia ini, justru kesempurnaan manusia terletak pada pengakuan kekuranganya, janganlah kita terlalu menuntut terhadap diri kita sendiri untuk selalu tampil sempurna maka kita akan terbebani dengan tuntutan kita sendiri, jadikan kekurangan yang ada pada diri kita sebagai sarana untuk untuk semakin merendahkan diri dihadapan Allah SWT dan mengagungkanya dan jadikanlah kekurangan sebagi cambuk untuk selalu harus belajar terhadap orang lain dan janganlah kekurang yang kita meiliki menjadikan kita harus minder, dengan demikian kita akan menjadi orang yang tawadzu’ (rendah hati)<br /><br />6. Berjiwa besar<br />Sadarilah bahwa orang lainpun mempunyai kekurangan dan kelebihan janglah kekukarangan orang lain menjadi bahan ejekan kita atau merendahkannya akan tetapi jadikanlah kekurangan orang lain sebagai saranan kita untuk melengkapinya dengan membimbing dan mengarahkan kepada sarana belajar untuk lebih meningkatkan kesempurnaan diri kita, ada baiknya kita tidak memendam amarah, dendam, kebencian, dan iri hati, kepada orang lain, jauhkan diri kita dari perasaan negatife.<br /><br />7. Bersahabatlah dengan yang baik<br />Setiap orang membutuhkan teman yang dapat dipercaya sebagai teman curhat dan mengadukan persoalanya, carilah teman yang dapat menasehati kita dikala kita mengalami kesedihan, taman yang baik adalah teman yang bisa memberikan pertolongan, solusi serta meberikan jalan penyelesaian yang bijak dikala kita menemui masalah, teman yang baik adalah teman yang mampu menjaga rahasia dan cela kita, dan sebaik-baik teman adalah yang dapat dipercaya, menolong dikala kita butuh, menghibur dikala kita sedih, memberikan jalan keluar yang baik disaat ada masalah dan menutupi cela kita, jadikan teman dikala suka dan duka serahkan persoalan kita hanya kepadaNya maka dialah (allah) yang akan menyelesaikan.<br /><br />8. Buatlah orang lain bahagia<br />Janganlah kita termasuk orang yang bakhil yang tidak mau mengulurkan tangan kepada orang lain untuk menolong dan membahagiakanya, jadilah kita laksana kran air yang senantiasa menyalurkan nikmat Allah kepada orang lain, dan jadikanlah diri kita sebagai pendengar yang baik tetkala orang lain berbicara serta hiburlah orang-orang yang susah tolonglah orang yang membutuhkan bagilah kenikmatan kepada orang lain maka kitapun akan merasakan kebahagiaan sebab kebahagiaan akan datang dikala kita tidak mengejarnya untuk diri sendiri melainkan saat kita membagi-bagikanya untuk orang lain.<br /><br />9.bersikap optimis<br />Optimis terhadapa apa yang kita kerjakan serta yakin akan kemampuan kita bahwa persoalan akan selesai dengan memohon pertolongan Allah. Sikap pesimis hanya akan membawa hidup menjadi sulit dan jauh dari kebahagiaan jadikan kesulitan, persoalan sebagai tantangan atau peluang menuju kesuksesan dan yakinlah bahwa tiada kesuksesan tanpa ada rintangan dan ujian. Karena kesuksesan bukan terletak pada tangan orang laian akan tetapi datangna kesuksesan ada datangan kita. kesuksesan akan menentukan percaya diri akan kemampuan bahwa kita akan mampu menyelesaikan masalah. Sikap optimis adalah modal besar dalam menyelesaikan masalah.<br /><br />10serahkan hidup hanya kepadaNya<br />Yakin akan sumber kebahagiaan, ketenangan, ketentraman,terletak sejauh mana kita memasrahkan hidup ini kepadaNya penyerahan diri secara totalitas terhadap hokum dan ketentuanya adalah puncak dari segala kebahagiaan hidup, Allah menjanjikan bahwa mereka-mereka yang memasrahkan segala urusan kepadaNya maka Allah SWT akan senantiasa mencukupi apa yang menjadi kebutuhanya<br /><br />Wallahu A’lam<br /><br /><br /><br /></div>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-5183407204569119802009-05-08T11:55:00.000+07:002009-05-08T11:59:21.298+07:00Indra ke-6 atau bisikan syetan? ( 2 )
<br /><div style="text-align: justify;">
<br />"Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai karunia yang besar yang diberikan-Nya kepada manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukurinya, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengetahui apa yang disembunyikan hati mereka dan apa yang mereka nyatakan”.
<br />
<br />Q.S An Naml 73-74
<br />
<br />Dikala manusia dalam pergulatanya mengais rizki Allah SWT di muka bumi ini, tidak sedikit dari mereka yang merasakan kesusahan dan seakan-akan menemui jalan buntu dalam mencari jalan rizkinya, hingga keluh kesah tersebut mengantarkan dirinya harus pergi ke seseorang yang dianggap dan diyakini bisa membantu, menyelesaikan urusanya, Para Astrologer (peramal) inilah yang diyakini sebagai penentu nasib baik dan buruknya. Mereka sangat percaya dengan ramalan-ramalan paranormal yang sangat menjerumuskan dan mengantarkan kesyirikan, tidak heran jika masyarakat kita sebelum menjalankan hajatnya seperti ketika akan memulai usaha, mantu, ataupun mendirikan rumah, terlebih dahulu mereka harus minta restu para dukun-dukun atau minta diramalkan akan nasib dirinya. Mereka amat percaya bahwa para dukun dan paranormallah yang sidik peningalnya atau indra ke-6nya amat tajam berbeda dengan manusia lainya yang tidak memiliki ketajaman hati dan tidak bisa meramal akan nasib seseorang yang bakal terjadi. Sebenarnya adakah indra ke-6 itu? Atau apakah itu hanya tipu muslihat syetan yang sudah menjadi salah satu strategi untuk menjerumuskan manusia?.Dan kalau itu memang betul-betul ada serta nyata akan terjadinya ramalan, lalu bagaimana dengan kodrat dan kekuasaan Allah SWT yang Maha perkasa dan Mengatur segala-galanya akan apa yang bakal terjadi dan telah terjadi didunia ini?
<br />
<br />Presepsi indra ke-6
<br />
<br />Persepsi terjadinya indra ke-6 terjadi lewat jalan pengaruh factor-faktor indrawi pada panca indra kita . Namun terkadang ada sebagian manusia yang mengerti dan dapat mengetahui sesuatu yang berada diluar jangkauan pengaruh langsung indra mereka, misalnya benda itu berada ditempat yang jauh sekali yang tidak mungkin terkena pengaruh langsung indra mereka, Fenomena ini oleh Stanford dari Wrightsman, pengarang Kology A Scientific study Of Man dinamakan persepsi Ekstra sensorik.
<br />
<br />Telah terjadi perdebatan diantara pakar psikologi kontemporer terhadap fenomena ini. Ada sebagian yang meragukan dan mengingkari kemungkinan terjadinya sesuatu, Beberapa pakar psikologi kontemporer berusaha melakukan penelitian empiris guna mengecek kebenaran fenomena tersebut, hanya saja hasil yang mereka peroleh tidak valid karena keritikan terhadap rapuhnya kerangka methodology yang digunakan dalam penelitian tersebut selain itu hasil penelitian juga tidak berhasil mencapai penjelasan yang meyakinkan dan tidak dapat diterima mayoritas pakar psikolog. Fenomeni ini masih perlu pembahasan lebih lanjut agar sampai pada penafsiran yang meyakinkan dan dapat diterima oleh semua pihak.
<br />
<br />Ekstra sensorik dalam Al Qur’an
<br />
<br />Dalam al Qur’an terdapat dalil yang menunjukan adanya indra ke-6 sebagia landasan dan pijakan dalam berfikir, seperti halnya kisah nabi Ya’kub AS yang telah mencium bau anaknya Yusuf AS dari jarak nan jauh sejauh perjalanan onta selama beberapa hari yakni ketika kafilah yang membawa pakaian nabi Yusuf bergerak dari Mesir menuju tempat Ya’kub AS bermukim sebagaimana difirmankan “Tetkala kafilah itu telah keluar dari negeri Mesir, berkatalah ayah mereka (Ya’qub) sesungguhnya aku mencium bau Yusuf sekiraya kamu tidak menuduhku lemah akal tentu kamu akan membenarkan aku”.Q.S.Yusuf ayat 94
<br />
<br />Dalam kesempatan yang lain Rosulullah SAW pernah melihat para sahabat dari balik punggung yang tidak berada dalam jangkauan pandanganya. Sahabat Anas telah meriwayatkan “Suatu rosulallah SAW sholat bersama kami tetkala selesai sholat, beliau menghadapkan wajahnya kepada kami lalu bersabda “Hai sekalian manusia sesungguhnya aku ini imam kalian maka janganlah kamu mendahului aku dalam ruku’, sujud, berdiri, dan mengucap salam, Sesungguhnya aku melihat kalian dari arah depan dan belakangku”. H.R. Syaikhoni
<br />
<br />Beberapa hadits lain mengisyaratkan bahwa rosulallah SAW mampu meihat hal-hal ghaib. Atau sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang. Sahabat Uqbah bin Amir, meriwayatkan Pada suatu hari rosullallah SAW keluar dari rumahnya lalu melakukan sholat mayyit terhadap syuhada Uhud. Kemudian beliau menuju mimbar dan bersabda “Sesungguhnya aku mendahului kalian. Aku juga menjadi saksi bagi amal kalian diaherat. Dan sesungguhnya aku, demi Allah sedang melihat telagaku, (Al kautsar) sekarang, sungguh aku telah dianugrahi kunci-kunci bumi harta ranpasan yang diperolah dari Romawi dan Persia dan sungguh aku demi Allah tidak menghawatirkan jika kalian musyrik akan tetapi aku khawatir jika kalian berlomba-lomba memperebutkan kunci-kunci bumi itu “. H.R. Syaikhon
<br />
<br />Dalam kisah isro’ mi’roj kita juga menemukan contoh lain dari indra ke-6 yaitu ketika kaum Quraisy mendustakan rosulullah SAW dalam hal isro’ mi’roj sehingga Allah SWT menyingkapkan baitul maqdis kepada beliau sehingga beliau dapat melihat di depanya dan digambarkan secara detail. Rosulullah SAW bersabda “Tetkala orang-orang Quraisy mendustakan aku dalam masalah isro’ mi’roj aku berdiri di Hijir ismail lalu Allah menampakan Baitul Maqdis padaku, segera aku mulai menampakan pada diri mereka tentang ayat-ayat kebesaran Allah sambil aku memandangnya”. H.R. Muslim
<br />
<br />Ketajaman indra ke-6 rosulullah SAW berpengaruh kuat pada kondisi psikologi para sahabat jika mereka bersama-sama beliau sebagai gambaran paparan sahabat Handzolah Al Asdy salah satu sekertaris pribadi rosulullah SAW meriwayatkan “Yaa rosulallah jika kami bersamamu kami selalu ingat surga dan neraka yang engkau sampaikan sekan-akan aku melihat dengan mata kepala sendiri, namun jika aku keluar dari majlis Engkau yang mulia dan aku telah berurusan dengan istri dan anak-anakku serta pekerjaan maka aku banyak lupa hal itu semua, rosulallah SAW lalu bersabda Demi Dzat yang diriku ada pada genggamaNya jika kalian selalu menstabilkan kondismui sama dengan kondisi tetkala bersamaku dan selalu berdzikir maka malaikat akan selalu menemanimu baik di tempat tidurmu dan didalam perjalananmu”.H.R. Tirmidzi
<br />
<br />Dengan demikian kemampuan indra ke-6 sebenarnya berhubungan dengan kemampuan rosulallah dan sahabat untuk senantiasa menjaga kondisi kebersihan hati dan kebeningan jiwa dan selalu berdzikir kepada Allah yang mereka capai disaat bersama-sama dengan rosulallah Saw Para ahli sufi menyebutnya hal ini dengan maqom Kasyf dimana pada kondisi yang ruh telah terbebas dari belenggu badan maka seseorang akan dengan mudah melihat dan mendengar dari jauh atau dari balik pembatas-pembatas materi. Beberapa hal yang manusia tidak dapat melihat atau mendengar, sehubungan dengan hal ini rosulallah SAW bersabda “seandainya syetan tidak menutupi hati anak adam sungguh mereka akan dapat melihat kerajaan langit.” H.R. Ahmad
<br />
<br />Dengan kejernihan hati dan ketulusan jiwa yang telah dikaruniakan Allah rosulallah mempunyai kemampuan indra ke-6 yang luar biasa . Lebih dari itu rosulallah pernah menikmati kemampuan luar biasa dalam merasakan apa yang dirasakan hewan dan mengetahui perasaan sakit, sedih dan takut atau perasaan lain yang dialaminya . sahabat Abdullah bin ja’far memberikan kesaksian bahwa rosulullah masuk kerumah salah seorang sahabat Anshor tiba-tiba ada seekor onta sambil merintah dan meneteskan air mata tetkala onta tersebut melihat rosulallah lalu rosul mendatangi onta tersebut dan mengusap air matanya kemudian diamlah onta tersebut , beliau bersabda “Siapa pemilik onta ini? Saya Yaa rosul jawab seorang Anshor yang segera mendatangi rosulallah. Apa kamu tidak bertaqwa kepada Allah pada hewan ternak yang dianugrahkan oleh Allah kepadamu ini? onta ini mengadu kepadaku bahwa kamu telah membuatnya lapar dan letih”. H.R. Abu Dawud
<br />
<br />Dalam riwayat lain sahabat Abdurrahman bin Abduh memberikan kesaksian bahwa rosulallah SAW singgah kerumah seseorang yang telah pergi ke hutan dan mengambil telur burung merah lalu induk burung merah mengelilingi rosulallah dan para sahabat. Rosulullah lalu bersabda “Siapa diantara kalian yang menyakiti burung ini? Salah seorang menjawab “Aku yang mengambil telurnya “ lalu rosulullah memerintahkan untuk mengembalikan telur yang telah diambilnya tersebut”. H.R. Ahmad
<br />
<br />Disisi lain syetan dalam misi menjerumuskan manusia dengan kemampuanya yang bisa mendengarkan dan mencuri secuil dari wahyu kadangkala menjanjikan kepada manusia untuk bisa meneropong keadaan seseorang (seperti para peramal) yang tak ubahnya mereka yang telah mendapatkan karunia Allah karena pancaran kebeningan hatinya, kemudian pada ahirnya dijerumuskan kejurang neraka. Tetkala seorang laki-laki dari bani tsaqif mau menceraikan semua istrinya dan membagi semua harta kekayaanya, Sayyidina Umar bin Khottob berkata “aku mengira jangan-jangan syetan telah membisikan ketelingamu bahwa kamu akan mati besuk sehingga kamu gusar akan tanggung jawab hingga kamu menceraikan istri-istrimu dan membagi semua hartamu, sekarang kembalilah kepada istri-istrimu dan kamu ambil kembali hartamu atau kamu lebih memilih dialam kubur nanti akan disiksa seperti halnya Abi Righol?”H.R. Abi Dawud
<br />
<br />
<br />
<br />
<br /></div>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-18342176929399090162009-05-01T19:03:00.000+07:002009-05-01T19:06:09.482+07:00Indra ke-6 atau bisikan syetan? ( 1 )<div style="text-align: justify;" class="fullpost"> “Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai karunia yang besar yang diberikan-Nya kepada manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukurinya, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengetahui apa yang disembunyikan hati mereka dan apa yang mereka nyatakan”.<br /><div style="text-align: right; font-weight: bold;">Q.S An Naml 73-74<br /></div><br /><br />Sebut saja kang Bejo (bukan nama sebenarnya). Pengusaha yang cukup sukses ini beberapa bulan terahir dirundung kesedihan yang cukup menggalalaukan hatinya. Hal itu lantaran kang bejo akhir-akhir ini takut bercampur cemas akan ramalan orang yang dianggapnya pintar. Sang paranormal Elegant yang menjadi lagganan kang Bejo melalui indra ke-6-nya telah meramalkan bahwa usahanya ditahun ini akan gulung tikar alias bangkrut karena sesuatu hal.<br /><br />Paparan peristiwa tersebut barang kali tidak dialami oleh kang Bejo saja akan tetapi mungkin banyak umat manusia yang suka akan sesuatu yang mistik, klenik, ramalan bintang dan getol sowan kedukun. Mereka sangat percaya dengan ramalan-ramalan paranormal yang sangat menjerumuskan dan mengantarkan kesyirikan, tidak heran jika masyarakat kita sebelum menjalankan hajatnya seperti ketika akan memulai usaha, mantu, ataupun mendirikan rumah, terlebih dahulu mereka harus minta restu para dukun-dukun atau minta diramalkan Astrologer (peramal) akan nasib dirinya. Mereka amat percaya bahwa para dukun dan paranormallah yang sidik peningalnya atau indra ke-6nya amat tajam berbeda dengan manusia lainya yang tidak memiliki ketajaman hati dan tidak bisa meramal akan nasib seseorang yang bakal terjadi. Sebenarnya adakah indra ke-6 itu? Atau apakah itu hanya tipu muslihat syetan yang sudah menjadi salah satu strategi untuk menjerumuskan manusia?.Dan kalau itu memang betul-betul ada serta nyata akan terjadinya ramalan, lalu bagaimana dengan kodrat dan kekuasaan Allah SWT yang Maha perkasa dan Mengatur segala-galanya akan apa yang bakal terjadi dan telah terjadi didunia ini?<br /><br />Diantara jalan syetan<br /><br />Syech Imam Wahid bin Abdus Salam dalam suatu karyanya yang berjudul “Thuruqus Syaithon Fii Idlalin Nasi” memaparkan secara panjang lebar akan kiat-kiat syetan dalam menjerumuskan syetan, diantaranya adalah Pertama.Menghiasi suatu kebathilan dengan suatu keindahan dan kepuasaan, sehingga para pengikutnya tidak merasakan bahwa itu suatu hal yang di murkahi Allah SWT, mereka amat senang menjalankan kemaksiatan tersebut dan menuruti apa yang menjadi kepuasan nafsunya, baru setelah itu mereka sadarkan diri dan menyesal atas apa yang dilakukan serta takut akan menerima siksa Allah SWT yang akan menimpanya. Kedua. Suatu kemaksiatan dirubah namanya dengan suatu nama yang mempesona nan indah serta membikin penasaran bagi mereka yang mendengarkanya, sehingga tertarik untuk mengetahui lebih dekat. Ketiga. Suatu ketaatan dirubah namanya dengan sesuatu nama yang menakutkan sehingga membikin enggan dan malas manusia untuk menjalankan kebaikan tersebut. Keempat. Memasukan kiat-kiat yang amat disukai manusia, apa yang menjadi kesukaanya senantiasa dibuka lebar-lebar pintu untuk dijalankan, baru setelah itu dipelesetkan kepada kesesasatan. Kelima. Bertahap dan tidak sepontan dalam menyesatkan manusia sehingga tidak sadarkan diri. Keenam. Menghembuskan nasehat-nasehat keimanan sehingga membikin terlena manusia yang mendengar dan pada ahirnya di belokan kepada kemungkaran. Ketujuh.Menutup rapat-rapat kebenaran. Kedelapan. Meminta pertolongan kepada orang-orang yang dianggap dekat dengan yang Sang Maha Kuasa.dalam menjadi sandaran akan problemnya.<br /><br />Kiat syetan yang ketujuh inilah yang kadang membuat seseorang terpesona akan kehebatan dan kelebihan yang dimilikinya sehingga menganggap dan menilai seseorang dengan sebelah mata dan menganggap akan adanya kelebihan yang luar biasa tanpa mengembalikan adanya keutamaan yang diberikan Allah SWT kepada para hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya. Awal dari masalah ini biasanya Allah SWT memberikan kukuatan iman pada hamba-Nya dengan senantiasa beribadah dan berbakti, namun dalam perjalananya sang hamba ini tidak kuasa akan godaan hingga ia merasa sombong diri dan menganggap ibadahnya itu sudah mewakili keriteria hamba yang dikasihi Allah SWT (tertipu dengan amalnya sendiri). Sehingga ia meniali orang lain lebih rendah derajatnya dan tidak istimewa disisi Allah daripada dia sendiri, pada ahirnya hamba tersebut menghalalkan apa yang diharamkan, merekayasa apa yang telah ditetapkan hukumnya dengan segala argumenya. Naudzu billah kita semua agar senantiasa minta perlindungan kepada Allah SWT dari hal yang demikian akan tertipu dengan amal kebaikan sendiri. Allah SWT berfirman”…Sesungguhnya syetan itu membisikan kepada kawan-kawanya agar mereka membantah kamu dan jika kamu menuruti mereka sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik”. Q.S. Al An’am 121<br /><br />Karunia ilmu dan pengetahuan<br /><br />Tidak menutup kemungkinan pada dasarnya ada hamba-hamba Allah SWT yang dengan Maha Kekuasaan-Nya telah memberikan suatu kelebihan pada masing-masing hambanya yang tidak diberikan keistimewaan itu kepada hamba yang lainya, Melalui wahyu dan mimpi yang benar Allah SWT menganugrahkan kepada manusia bermacam-macam pengetahuan yang berisi sebagian rahasia dan fakta dari dunia penciptaan dunia ghaib. Selain itu, informasi hal-hal, kejadian-kejadian masa lalu dan yang akan datang atau perintah mengerjakan amal tertentu juga disampaikan kepada manusia. Didalam Al Qur’an terdapat banyak ayat-ayat yang mengisyaratkan wahyu Allah SWT berupa ilmu dan hikmah kepada para nabi dan rosul-Nya serta hamba-hamba yang sholeh.<br /><br />Menurut pendapat Prof.Dr.Muhammad Usman Nadjati seorang ahli psikologi dari Universitas Ibnu Saud Arab Saudi mengatakan bahwa ada dua macam dalam proses manusia mendapatkan pengetahuan (ilmu dari Allah SWT), pertama adalah melalui panca indra dan akal cara ini yang biasa banyak ditempuh oleh kebanyakan manusia terutama oleh ilmuwan, cendikiawan dalam memperolah pengetahuan dalam penelitian ilmiayahnya, dengan mengerahkan akal fikiranya berusaha untuk mendapatkan pengetahuan yang ia dapatkan, pengetahuan ini biasanya lebih banyak didapatkan dari mengamati hal-hal yang bisa di indra dan berahir dengan membentuk konsepsi dan struktur-struktur akal ilham dan mimpi benar, Allah SWT berfirman “Dialah Allah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian pendengaran, penglihatan dan hati agar dapat menggunakan alat-alat tersebut untuk memperhatikan bukti-bukti kebesaran dan keesaan Tuhan yang dapat membawa mereka beriman kepada allah SWT serta taat dan patuh kepadaNya. tetapi amatlah sedikit kamu bersyukur”.Q.S. al Mukminun 78<br />Kedua dari sisi lain manusia memperolah pengetahuan model khusus yang dikirim Allah SWT yang berisi bebrapa realitas, hal-hal gaib, dan perkara-perkara yang telah dan akan terjadi, ataupun perintah mengerjakan sesuatu hal. Sebagaiman yang pernah dialami oleh nabi khidhir dalam banyak riwayat dan ayat-ayat al Qur’an, Allah SWt berfitman “…Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba diantara hamba-hamba kami yang telah kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Tuhan kami dan yang telah kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi kami”Q.S. Al Kahfi 65<br /><br />Proses penggalian ilmu dari cara yang kedua ini biasaanya tidak lepas dari person seorang hamba itu sendiri serta ketaatan akan perintah dan menjauhi larangan menyebabkab diberikanya ilmu mauhibah (dalam bahasa tasawuf disebut dengan Ilmu laduni) yang pada ahirnya pancaran hatinya semakin lebih terang sehingga bisa menembus alam atau ruangan yang tidak dapat ditembus oleh manusia biasa apalagi yang berlumuran denagn maksiat kepada allah SWT, merka basanya lebih hati-hati dan bijak dalam menetukan suatu putusan ataupun nasehat, tidak sembarangan menyalakan orang sebelum ada bukti yang kuat, serta memberi solusi yang tepat bagaiman seseorang bias lebih mendekat dirinya kepada Allah SWT sehingga menjadi hamba yang dikasihi dan disayangi.<br />Lalu bagaimanakah membedakan antara ilmu yang bersumber dari pancaran hati nurani tersebut dengan ilmu yang tiada lain adalah rekayasa syetan untuk menjerumuskan manusia kejurang kesesatan?, kiranya ini yang harus bisa dibedakan!<br /><br />Bersambung…!<br /><br /><br /></div>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-82699410290858881552009-04-28T12:44:00.000+07:002009-04-28T12:45:32.447+07:00Perjuangan Kartini<div style="text-align: justify;" class="fullpost"> Perjuangan Kartini <br /><br /><br />"Barang siapa yang mengajarkan amal-amal sholeh baik ia laki-laki maupun perempuan sedang ia adalah orang yang beriman maka mereka itu masuk kedalam syurga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun".<br /><div style="text-align: right;"> Q.S. An Nisa' 124<br /></div><br />Beberapa hari yang lalu tepatnya pada tanggal 21 april, serentak sorak ramai di setiap sekolahan dan lembaga-lembaga pendidikan memperingati hari Kartini, RA Kartini sebagai sosok wanita yang berhasil mendobrak batas-batas diskriminasi dan beliau telah berhasil membawa suara wanita dalam kesamaan hak-hak kewanitaanya, peringatan yang diadakan hampir disemua lembaga pendidikan-pendidikan itu tiada lain adalah bertujuan agar anak didik mereka terlebih-lebih kaum hawa agar ter-inspirasi dan ter-motivasi sosok RA. Kartini yang begitu gigih berani menyuarakan hak-hak asasi wanita, dan kesamaan dalam meraih kemuliaan disisi Sang Pencipta.<br /><br />Emansipasi Versi Kartini<br /><br />Diantara dasar-dasar yang diletakan RA Kartini untuk mengangkat harkat dan martabat wanita adalah mengubah pemahaman yang telah ter tenam kuat, pada waktu itu terjadi adanya perlakuan penghormatan yang berbeda-beda dan berlebihan disebabkan adanya pemahaman sekte-sekte yang berbeda, karena semakin tinggi keningratan seseorang maka semakin tinggi pula rasa penghormatan manusia kepadanya, disisi lain keberadaan setatus sosial masih menjadi benteng yang sulit dihapuskan ditengah-tengah masyarakat dalam memperlakukan orang lain. Gagasan yang dilontarksn oleh RA Kartini tersebut amatlah mulia, dengan gigihnya mereka membela hak-hak kaum lemah terlebih kaum wanita yang mana pada dasarnya Allah SWT dalam menciptakan semua manusia baik seorang laki-laki ataupun perempuan tidak ada perbedaan dalam menggapai kemulyaan disisi-Nya "Barang siapa yang mengajarkan amal-amal sholeh baik ia laki-laki maupun perempuan sedang ia adalah orang yang beriman maka mereka itu masuk kedalam syurga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun".Q.S. An Nisa' 124<br />Meskipun dari sisi fisik dan karakter Allah SWT telah mendesain sedemikian rupa antara laki-laki dan perempuan, laki-laki mempunyai fisik yang lebih kuat daripada wanita, dan satu dengan yang lainya punya kelebihan yang tidak dimiliki yang lainya. Hal tersebut bisa kita pahami dalam kumpulan surat-surat RA. Kartini "Door Duisternis Tot Licht" yang telah diartikan oleh Armin Pane dengan judul "Habis gelap terbitlah terang" menyatakan bahwa setiap manusia memiliki derajat yang sama dan berhak mendapat perlakuan yang sama. RA Kartini mengenal perinsip tersebut melalui semboyan Revolusi perancis Liberty, Egalite, dan Fraternite (Kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan) yang pada dasarnya itu adalah perinsip islam dan harus menjadi pedoman hidup bagi pemeluknya.<br /><br />Dalam suratnya RA Kartini yang tertulis pada tanggal 18 Agustus 1899 kepada Setella mengatakan bahwa "Bagi saya hanya ada dua macam keningratan yaitu keningratan pikiran (fikroh) dan keningratan budi (akhlak). Tidak ada yang lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya dari pada melihat orang yang membanggakan asal keturunanya. Apakah berarti sudah orang yang beramal sholeh, orang yang bergelar Graaf atau Baron…..?<br />Menyimak dari surat RA Kartni tersebut diatas amatlah jelas bahwasanya paparan yang disampaikanya adalah menggugah pemikiran para ningrat yang masih terbelenggu akan keningratanya, dengan keningratan tersebut mereka beranggapan menjadi orang yang mulya tampa harus beramal sholeh. Pemikiran yang semacam inilah yang diberantas habis oleh RA Kartini, karena untuk menjadi orang mulya dan berjaya, justru harus dengan akhlak dan pemikiran yang selamat dari kesesatan., apalah arti suatu keningratan dan keturun yang baik jika tidak dibarengi dengan prilaku yang baik pula serta meniru dan mengikuti apa yang telah menjadi amaliyah orang-orang terdahulunya. Sebagaimana rosulullah SAW bersabda "Bahwasanya sebaik-baik diantara kamu adalah sebaik orang jahiliyah kamu tetkala ia paham akan apa yang telah dilakukan para pendahulunya dan ia masuk islam"<br /><br />Artinya gagasan pemikiran RA Kartini tidaklah seperti yang telah dilontarkan oleh para Feminis dengan mengatasnamakan RA Kartini dan mengatakan adanya Emansipasi wanita, kesamaan jender serta menuntut perlakuan kesamaan antara laki-laki dan wanita dalam segala hal dan bahkan kalau perlu dalam urusan warisan juga harus sama, karena sekarang kenyataanya banyak wanita yang telah menjadi kepala rumah tangga dan telah menghidupi seluruh komponen keluarga, dan lain sebagainya, justru RA Kartini meletakan dasar pokok akan perlakuan demi kemulyaan.<br /><br />Renungan kita<br /><br />Beberapa hal yang patut menjadi perenungan kita dalam mengenang jasa perjuangan RA Kartini diantaranya adalah:<br />Pertama RA Kartini secara tidak langsung telah meletakan dasar-dasar agama dalam petikan surat tersebut, artinya agama hendaknya menjadi perhatian utama dalam kehidupan wanita hususya dan manusia pada umumnya apabila ingin menjadi muliya. Faktor fikroh dan akhlak yang pada dasarnya bermuara pada agama harus menjadi penentu utama dalam kehidupan manusia terkhusus bagi wanita dengan pegangan agama yang kuat maka wanita akan mampu bertahan dalam menghadapi berbagai pergolakan hidup godaan dan fitnah.<br /><br />Kedua Maju dan tidaknya sebuah peradaban tidak hanya ditentukan oleh banyaknya aplikasi waesternisasi atau budaya barat tetapi subtansi maju yang sesungguhnya adalah dari sisi ideologi atau pemikiran . Hal tersebut telah diperkuat dengan surat RA Kartini yang ditujukan kepada Ny.Abendanon pada tanggal 27 Oktober 1902 yang berbunyi "… Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa benar-benar satu-satunya yang paling baik. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna?. Dapatkah ibu menyangkal bahwa diballik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?". Artinya bahwa budaya barat bukanlah menjadi parameter keberhasilan dalam membentuk sebuah peradaban baru yang bermutu.<br /><br />Ketiga Wanita dalam hidupnya dituntut untuk lebih jeli dan peka dalam menentukan sebuah pilihan, moral dan religi hendaknya menjadi tumpuhanya. Janganlah menjadi wanita yang tidak berpendirian (dalam basa jawanya norok bontek). Kemana orang bilang maka ia mengikutinya tanpa harus mengetahui apa tujuan dan kemaslahatanya. Karena itu kesempatan untuk menuntut ilmu agar menjadi orang yang mengerti denagan dasar dan alasan amatlah diutamakan<br /><br />Keempat Wanita harus mampu memainkan peran dan tugas utamanya sebagai wanita yang sesungguhnya dan hendaknya wanita beroreantasi serta berpikir jauh ke masa depan sehingga generasi-generasi yang terlahir dari rahimnya menjadi manusia unggulan yang mampu membentuk sebuah peradaban baru yang berkualitas.<br /><br />Kelima. Untuk memiliki pemikiran yang berperadaban tinggi dibutuhkan waktu serta proses yang sangat panjang sebagaimana proses yang telah dialami oleh wanita pejuang kita RA kartini. Kita ingat kembali pesan moral yang disampaikan dalam surat kartini tentang perjuangan "Hidup ini patut kita hayati! Bagaiman kita mau menang kalau kita tidak mau berjuang lebih dahulu? Perjuangan tidak akan pernah berhenti untuk mewujudkan suatu impian , cita-cita dan kepentingan yang sejati dan hakiki. Penderitaan akan senantiasa mengiringi sebuah perjuangan kepada wanita SELAMAT, MARI KITA TETAP BERJUANG!".<br /><br />Keenam. Wanita memiliki bargaining position yang tinggi dalam membentuk sebuah peradaban baru, untuk membentuk manusia beradab harus dimulai dari seorang ibu yang beradab pula selaku pendidik manusia pertama.dan sekaligus sebagai madrasah akan anak-anaknya. Madrasah yang baik akan bisa meluluskan generasi yang baik pula.<br /><br />Ketujuh. Kartini yang merupakan salah satu representasi dari wanita memiliki keberanian untuk mendobrak adaptasi yang ada pada dasarnya bertentangan dengan HAM dan islam adalah sebuah pemikiran maju yang diungkapkan oleh wanita produk jaman dahulu. Luar biasa! Lalu bagaimana dengan wanita zaman sekarang dalam memaknai arti emansipasi dan hari Kartini? Adakah sesuai dengan ide dan pemikiran yang telah dituangkan Kartini? Dengan kecanggihan tehnologi dan tantangan yang lebih besar semestinya kita harus bisa berjuang seperti kartini.<br /><br />Wallahu 'Alam<br /><br /><br /></div>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-38438316058299786372009-04-16T20:49:00.001+07:002009-04-16T20:54:53.955+07:00Sang pemimpin pelayan bagi umat ( 3 )<div style="text-align: justify;"><div style="text-align: right; font-style: italic;">Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main saja?, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?. Maka Maha tinggi Allah Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Dia. Tuhan yang mempunyai Arsy yang mulia”<br /></div><div style="text-align: right; font-weight: bold;">Q.S. Al Mukminun 115-116<br /></div><br /><br />Pesta demokrasi bangsa Indonesia telah berlalu pada 9 April 2009 kemarin, suasana perebutan kursi kekuasaan baik yang berada didaerah, propinsi ataupun tingkat pusat masih bergulir terus menerus, perhitungan perolehan suara menjadi monitor utama bagi mereka-meraka yang terlibat pencalonan dan mereka-mereka yang punya kepentingan, disisi lain terpuruknya partai-partai islam dalam pemilu tahun ini amatlah membuka cakrawala bangsa Indonesia yang beragama islam, bagaimana tidak?, penduduk Indonesia yang bermayoritaskan pemeluk agama islam malah partai-partai yang berasaskan islam tidak begitu mendapatkan tempat dimata pemeluk agama islam sendiri, mereka malah lebih senang dan puas memilih partai-partai yang berasaskan non islam, selain dari itu perpecahan umat islam dengan banyaknya partai semakin terlihat nyata ketidak solidan umat islam sekarang, saling mendendam, menjatuhkan, dan mencampakan sesama umat semakin tidak tertutupi lagi dan dengan terang-terangan mereka berani melakukan apa saja kepada teman seiman dan seagama demi pristise yang diinginkan masing-masing, inilah realita, kekuasaan kadang membawa seseorang larut didalamnya sehingga meniadadakan esensi yang sebenarnya dalam kepercayaan dan keyakinan dalam agamanya yang semestinya dipertahankan,<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Ukhuwah</span><br /><br />Persatuan adalah bagian yang terpenting dalam ajaran agama islam karena persatuan islam (ukhuwah islamiyah) bukanya sekedar membangun hubungan manusia dan makhluk-makhluk yang lain tetapi juga dilandasi rasa berpegang teguh dengan Allah SWT sebagimana difirmankan “Telah ditimpa kehinaan ke atas mereka dimanapun mereka berada kecuali mereka berpegang teguh dengan agama Allah dan menjalin hubungan baik dengan sesama manusia” Q.S. Al Imron 112<br /><br />Untuk menjalin persatuan dengan sesama umat islam Allah SWT menggambarkan bahwa setiap orang islam itu bersaudara antara satu dan lainya dimana asas persaudaraan yang mengikat erat hubungan keluarga atau satu bangsa dengan yang lainya yang telah disatukan dengan hubungan akidah dalam islam seperti firman-Nya “Seseungguhnya orang mukmin itu adalah bersaudara’Q.S. Al Hujurot 10<br /><br />Ayat diatas menggambarkan kepada kita bahwa umat islam telah mendapat ketentuan dari Allah SWT sebagai saudara seagama, dimana didalamnya banyak hak yang perlu dipelihara bersama-sama. Amatlah banyak ayat-ayat yang mengajarkan kita sebagai orang muslim untuk senantiasa menghormati saudara muslim bukan sekedar memelihara pergaulan dan pembicaraan semata bahkan termasuk dalam segala aspek ekonomi dan keharmonisan kehidupan sosial.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Sama tapi berbeda</span><br /><br />Dalam syariat islam, setiap umat bukan sekedar diperintah untuk melakukan ibadah sholat, puasa, haji, dan sebagainya sebagai pengabdian kepada Allah SWT semata-mata akan tetapi diperintah juga untuk senantiasa berjamaah dan bersatu padu menguatkan barisan dengan tujuan yang sama yaitu mencari keridloan Allah SWT, kita bisa melihat dengan leluasa bagaimana pembinaan rosulullah SAW yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjalin hubungan sesama pemeluk islam tanpa melihat latar belakang keturunan dan kedudukan sosial mereka, sejarah telah membuktikan kepada kita bahwa belum pernah terjadi sebelumnya persatuan umat dalam jumlah yang besar melainkan ada pada kejayaan rosulullah SAW dalam membina keharmonisan umat dalam tempo yang pendek dan mampu menggabungkan berbagai faham agama yang pernah dianut umat terdahulu kepada pemahaman yang satu yaitu Mabda’ Islam.<br /><br />Bahkan belum pernah terjadi dalam sejarah dan peradaban kehidupan manusia ketika itu dimana seseorang dari golongan bangsawan telah di persaudarakan dengan golongan budak sahaya sehingga mereka siap berkorban baik harta dan nyawanya disebabkan kasih sayang dalam persaudaraan yang teramat kuat dalam sanubari mereka sebagaimana yang tercermin pada prilaku sahabat Abu Bakar As Siddiq yang telah di persaudaarakan rosulullah SAW dengan sahabat Bilal bin Robah RA, dan hampir para sahabat dapat merasakan kenikmatan persatuan dan persaudaraan berdasarkan agama Allah SWT yaitu agama islam, hanya ketaqwaan yang ada pada dada merekalah yang membedakan satu dengan yang lainya dihadapan Allah SWT, mereka saling berlomba untuk meraih derajat taqwa, tanpa pandang pamrih dalam menjalankan segala aktifitas keagamaan hanya megharap ridlo-Nya . Rosulullah SAW bersabda “Tidak ada kebaikan orang Arab atas orang A’jam (orang selain Arab) melainkan karena ketaqwaanya<br /><br />Allah SWT juga berfirman “…dan ingatlah kamu akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara dan tetkala kamu berada ditepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikian lah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu agar kamu mendapatkan petunjuk”. Q.S. Ali Imron ayat 103<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Tubuh yang terpisah</span><br /><br />Meskipun persaudaraan adalah satu jaminan keamanan dunia agar manusia dapat memakmurkan dunia ini dengan konsep tauhid dan ilmu pengetahuan, namun terdapat pula faktor internal dan eksternal yang dapat menggagalkan visi mulia ini diantara faktor internal tersebut adalah buruk sangka (su’udz dzon) yang kearah berprasangka buruk pada saudaranya, dan cemburu atas kesuksesan saudaranya, selain itu sikap hasad dan dengki mendorong manusia untuk memusnahkan kesuksesan saudaranya , sifat inilah yang menjadi trend penyakit umat sekarng ini, bahkan rusaknya umat terdahulu juga disebabkan karena penyakit tersebut dan bisa melemahkan kekuatan dan menggagalkan persaingan dengan bangsa lainya maka tidak heran jika terdapat banyak ayat Al Qur’an dan hadits yang melarang kita dari sifat yang demikian sebagaimana pernah disabdakan “Jauhilah akan sifat dengki karena sifat dengki akan memakan kebaikan kamu sebagai mana api memakan daun kering”.H.R. Buhori dan Muslim<br /><br />Adapun faktor eksternal yang bisa meracuni persatuan islam antara lain hasud dan kabar burung yang sengaja diada-adakan agar umat islam senantiasa berselisih dan bermusuhan satu dengan yang lainya yang pada ahirnya umat islam yang semestinya sebagai umat yang menjadi suri tauladan yang sempurna ini tidak lagi dapat menunjukan teladan persatuan yang telah diikat oleh tali aqidah. Ibarat satuh tubuh akan tetapi ada bagian lain yang masih terpisah sehingga kesengsaraan saudara muslim baik yang berada di satu wilayah atau lain daerah tidak akan dirasakan lagi kesengsaraanya bagi yang lain<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Mengharap ridlo-Nya</span><br /><br />Semangat persaudaraan diantara sesama muslim hendaknya didasari karena Allah semata, karena ia akan menjadi barometer yang baik untuk mengukur baik dan buruknya suatu hubungan sebagaimana disabdakan “Pada hari kiamat Allah SWT berfirman Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku ? pada hari yang tiada naungan selanin naungan-Ku? Yang Aku akan menaungi mereka dengan naunganKu”.H.R. Muslim<br /><br />Dalam hadits lain disabdakan “Barang siapa yang bersaudara dengan seseorang karena Allah, niscaya Allah akan mengangkatnya ke satu derajat di surga yang tidak bisa diperolehnya dengan sesuatu dari amalnya’. H.R. Muslim<br /><br />Dan dalam keterangan yang lain nabi SAW menjelaskan bahwa “Di sekeliling Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya yang ditempati oleh suatu kaum yang berpakaian dan berwajah cemerlang pula, mureka bukanlah para nabi ataupun syuhada’ tetapi bisa berbaur dengan mereka, para sahabat berkata “Wahai rosulullah beritahukan kepada kami tentang mereka? Beliau menjawab mereka adalah orang-orang yang saling mencintai, bersahabat, dan saling mengunjungi karena Allah”.H.R Nasai<br /><br /><br /><br /></div>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-33839157945276016002009-04-05T10:54:00.001+07:002009-04-05T10:56:18.863+07:00Sang pemimpin pelayan bagi umat (2)<div class="fullpost"><div style="text-align: right;"> </div><p style="margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><i>Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main saja?, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?. Maka Maha tinggi Allah Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Dia. Tuhan yang mempunyai Arsy yang mulia”<br /></i></p><p style="margin-bottom: 0in; text-align: right;"><i>Q.S. Al Mukminun 115-116</i></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify">Hingar bingar suasana para calon pemimpin bangsa mendominasi aspek kehidupan kita, Kalau hari-hari kemarin pada waktu suasana kampanye dan umbar janji para juru kampanye berbaur menjadi satu mewarnai lingkungan kita dengan berbagai visi dan misi yang di paparkanya dan tak luput pula adanya janji-janji untuk kebaikan bagi masyarakatnya, sekarang kita tinggal menunggu realisasi para calon pemimpin yang kita percayakan kepada mereka untuk bisa menyalurkan aspirasi rakyat. Bagi mereka yang terpilih barangkali ada suatu kebahagiyaan tersendiri, dan bagi mereka yang belum terpilih mudah-mudahan tidak menjadikan mereka berbuat tidak baik, barang kali yang dikehendaki Allah SWT itulah yang terbaik bagi mereka. Mudah-mudahan para calon pemimpin yang telah kita percayakan urusan rakyat kepada mereka bisa menjalankan tugasnya dengan baik.</p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify">.<b>Kemenangan sesungguhnya</b></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify">Kita tentunya menyadari bahwa kemenangan adalah harapan semua orang yang mengikuti sebuah kompetisi yang teruji dengan berbagai macam persoalan dan persaingan. Demikian juga manusia yang hidup didunai ini berada dalam suasana penuh persaingan dengan segala ujian. Karena sesungguhnya kita dicipta untuk berkompetensi untuk menjadi yang terbaik dihadapan sang pencipta. Allah SWT befirman <i>“Dialah (Allah) yang menciptakan kematian dan hidup untuk menguji siapakah diantara kaliam yamg baik amalanya…”.Q.S. Al Mulkayat 2</i></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify">Namun sebenarnaya kemenangan macam apakah yang semestinya memberikan manfaat bagi kita dan seluruh alam ini sehingga kita benar-benar menjadi <i><b>“The rel winner”</b></i> pemenang yang sesungguhnya?</p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify">Islam selalu menyeru umatnya untuk memenangkan diri dari keterperdayaan oleh dunia ini karena gemerlap dunia tiada lain banyak membawa dan menyeret manusia untuk jauh dari keridloaNya, barang siapa yang larut atas indahnya dunia dan jauh dari rahmatnya sesungguhnya kerugian besar yang didapatinya, berpandailah seseorang untuk bisa menjadi pemenang dengan kemenangan yang sesungguhnya yaitu kemenangan dunia dan aherat, tidak kemenangan yang sifatnya semu.</p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify">Kemenangan <i>(Al falah)</i> adalah perolehan kebahagiaan <i>(As Sa’adah)</i> dari sesuatu yang dikehendaki artinya seseorang akan merasa menang jika ia bahagia akan tujuan yang tercapai, dimana dasar utama kemenangan yang sesungguhnya adalah As Saadah, bisa jadi seseorang mencapai suatu tujuan akan tetapi dia belum mendapatkan suatu kebahagiyaan maka sesungguhnya ia belumlah mendapatkan arti dari suatu kemenangan.</p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><b>Dimanakah pertolongan Allah?</b></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify">Inilah barangkali pertanyaan yang sering terlontar pada diri kita tetkala menghadapi banyak masalah, banyak orang yang menyarankan tetkala kita dirundung susah dan masalah maka hendaklah memperbanyak doa kepada Allah SWT untuk memohon pertolonganya atas segala problem yang kita hadapi, karena hanya kepada-Nyalah kita memohon pertolongan, barang kali nasehat ini yang sering kita dengar terutama dalam mimbar-mimbar hutbah.</p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify">Namun dapatkah kita memegang kuat konsep ini manakala kita sendiri sedang menghadapi persoalan yang pelik dan sangat menekan pikiran kita?. Awalnya kita mungkin yakin tetkala kita mendapat suatu permasalahan lalu kita mencari solusinya lalu kita juga rajin berdoa memohon pertolongan kepada Allah SWT. Energi dan konsentrasi terus kita kerahkan untuk mencari solusi, sementara disisi lain doa dan beribadah terus kita lakukan dengan husyu’ dan penuh harap kita akan mendapatkan solusi sebagaimana yang kita harapkan jadi dalam pikiran kita ada <i><b>blue print</b></i> solusi yang kita inginkan, jika ternyata solusi yang telah tercetak dalam otak kita terbukti menjadi kenyataan maka kita akan mengatakan bahwa Allah SWT telah mengabulkan permohonan doa kita dan Allah telah menolong kita, lalu bagaiman jika solusi yang kita harapkan belum terwujud menjadi kenyataan?, akankah kita mengatakan bahwa doa kita tidak terkabul?, atau kita berkata Allah tidak mendengarkan doa kita?, atau sebenarnya Allah SWT senantiasa mendengar dan mengabulkan serta menolong kita hanya saja kita sendiri yang tidak menyadari akan pertolongan Allah tersebut</p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><b>Bentuk pertolongan Allah SWT</b></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify">Berbicara akan pertolongan Allah SWT sesuatu hal yang tidak mudah dipahami karena tidak semua pertolongan Allah itu selalu datang dalam bentuk yang sesuai dengan keinginan kita, sangatlah mungkin Allah SWT memberikan pertolongan dalam bentuk yang barang kali bertentangan dengan akal kita </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify">Karakteristik pertolongan Allah selalau datang tepat pada waktu yang telah ditatapkan oleh-Nya dan dalam bentuk yang dikehendaki-Nya, untuk tujuan yang telah digariskan-Nya, dengan proses yang ada dalam sekenario-Nya oleh karena itu bentuk pertolongan Allah bukanlah hal yang mudah untuk bisa dipahami kecuali bagi orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dengan sesungguh-sungguhnya, manusia yang hatinya terikat kepada-Nya karena hakekat hati mnusia sangat lemah. Dalam menghadapi perjuangan hidup yang panjang penuh dengan pengorbanan cobaan yang datang bertubi-tubi, penderitaan yang melelahkan jiwa, sementara penyelesaian dan cita-cita tak kunjung menjadi kenyataan maka hati mudah dihantui keragu-raguan, menyerah, putus asa, bahkan tidak percaya kepada janji kebesaran pertolongan Allah SWT.</p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify">Tetapi bagi orang-orang yang beriman sungguh mereka yakin akan janji Allah SWT karena Allah tidak akan pernah ingkar janji, sebetulnya yang perlu kita pikirkan bukanlah bentuk pertolongan Allah, akan tetapi bagaimana jalan yang harus kita tempuh agar Allah SWT memberikan pertolongaNya.</p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><b>Akankah datang pertolongan?</b></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify">Sebagai seorang muslim rasa optimis haruslah ditanamkan dalam sanubarinya bahwa Allah SWT amat mendengar dan mengabulkan apa yang menjadi permintaan para kekasihnya semakin mendekat seorang kepadaNya maka semakin dekat pula Allah SWT kepada hambaNya sehingga apa yang menjadi jeritan hatinya senantiasa didengar olehNya, adapun upaya-upaya yang harus dibangun agar dicintai serta mendapat pertolongan Allah diantaranya</p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><i><b>Pertama </b></i>memantapkan keimanan dan keyakinan. Seorang hamba yang imanya kuat, tidak tergoyahkan oleh apapun, bila diperdengarkan Asma Allah hatinya akan bergetar dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya imanya akan bertambah mereka sungguh-sungguh jujur dalam menjalankan perintahNya, maka amatlah dekat Allah untuk menolongnya sebagaimana firmanya <i>“… dan kami selalu berkuwajiban menolong orang-orang yang beriman”.Q.S. Ar Rum ayat 47</i></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><i><b>Kedua</b></i> Pertolongan Allah bersifat Aksioma, sebagai konsekwensi dari ketaatan para hamba, karena itu syarat datangnya pertolongan Allah tiada lain kita semakin banyak menolong agama Allah maka pertolongan Allah akan lebih dekat datang kepada diri kita sebagaimana firmanya <i>“hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong agama Allah niscaya Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu “Q.S. 47 ayat 7 </i> </p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><i><b>Ketiga</b></i> Bersungguh-sungguh dengan mengerahkan segenap pengorbanan, tenaga dan waktu dijalan Allah SWT sebagaiman firmaNya <i>“Dan orang-orang yang berjihad(untuk mencari keridloan) kami, benar-benar akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami”Q.S. 29 ayat 69</i></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"><i><b>Keempat</b></i><i> </i>bersabar atas segala ujian yang dihadapinya karena bersabar atas penderitaan dan kesenangan menjadikan kita selalu dekat kepada Allah sebagaiman telah dijanjikan “Hai orang-orang yang beriman bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung” Q.S. Ali Imron ayat 200</p> <p style="margin-bottom: 0in;" align="justify"> </p> <p style="margin-bottom: 0in;"> <i>Wallahu ‘Alam.</i></p><br /><br /><br /></div>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-36534682453941297692009-03-26T18:59:00.001+07:002009-03-26T19:04:19.043+07:00Sang pemimpin pelayan bagi umat (1)<div class="fullpost"><div> </div><p style="text-align: right;" class="MsoNormal"><i style="">Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main saja?, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?. Maka Maha tinggi Allah Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Dia. Tuhan yang mempunyai Arsy yang mulia”<br /></i></p><p style="text-align: right;" class="MsoNormal"><i style=""><span style="font-weight: bold;">Q.S. Al Mukminun 115-116</span><o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i style=""><o:p> </o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pesta demokrasi untuk bangsa <st1:country-region><st1:place>Indonesia</st1:place></st1:country-region> sudah semakin dekat, percaturan antar elite politik semakin terbuka, bagi partai yang mempunyai dana banyak, maka meraka akan memanfaatkan dananya untuk loby-loby. Dan partai-partai yang kecil berupaya untuk mencari terobosan baru dengan koalisi dan lain sebagainya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Minggu-minggu ini banyak sekali tontonan yang di perlihatkan bagi para calon legislatif dan partai politik masing-masing, masa untuk berkampanye dimanfaatkan seefektif mungkin untuk meraih simpati. Pada dasarnya kampanye adalah salah satu sarana kegiatan pemilu yang fungsinya untuk menarik <st1:city><st1:place>massa</st1:place></st1:city> agar dilaksanakan dengan cara yang baik, tertib dan simpatik.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>Berbeda<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tampaknya kampanye yang berlangsung pada pemilu tahun ini amatlah berbeda dengan tahun-tahun yang lalu, kalau ditahun yang lalu para peserta kampanye mengikuti kampanye dengan arogan, brutal, bringas, serta membuat kegaduhan dan pengrusakan sehingga rasa yang diperoleh dari model kampanye tersebut adalah ketakutan dan tidak ada jaminan keamanan bagi bangsa Indonesia, namun sekarang yang ada justru sebaliknya suasana kampanye tampak tidak begitu marak, sepi, konfoi yang rapi, serta berusaha memberi kesempatan masyarakat berekspresi, Para pakar politik banyak yang menilai adanya perbedaan suasana kampanye saat ini di mungkinkan dua hal yang <b><i>pertama </i></b>karena kesadaran dan pengetahuan yang terbangun pada masyarakat Indonesia akan pentingnya menentukan sang pemimpin sehingga tidak gampang harus merusak segala sarana yang ada demi mencari pemimpin yang betul-betul bisa menyalurkan aspirasi rakyat. <b><i>Kedua </i></b>atau bisa jadi karena masyarakat sudah bosan dan jenuh akan model percaturan perpolitikan yang ada sekarang ini, karena kebanyakan mereka-mereka yang telah menjanjikan untuk kepentingan rakyat ternyata pada ahirnya hanyalah janji-janji yang diobral semata, pada kenyataanya tetkala mereka sudah menjadi pemimpin, mereka hanyalah mementingkan perutnya sendiri-sendiri dan rakyat dijadikan sarana untuk menempatkan posisinya masing-masing</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">inilah kondisi perpolitikan yang terjadi di Negeri kita tercinta, banyak orang berebut dan berlomba ingin menjadi pimpinan yang sebetulnya jabatan adalah tidak lain sebagai amanah (tanggung jawab) yang nantinya semua pemimpin akan dimintai tanggung jawabnya disisi Al Kholiq Sang pencipta alam seisinya ini, rosulullah SAW bersabda <i style="">“Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinya”, H.R. Bukhori Muslim<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Jabatan dan tanggung jawab<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bagi seseorang yang mengerti akan amanat kepemimpinan sebagaimana yang terjadi pada zaman dahulu (yang Allah katakatan sebagai generasi yang terbaik) tampuk kepemimpinan ibarat bara apa yang ada di telapak tangan, panas, menghanguskan yang nanti akan dimintai pertanggung jawaban, Pantaslah kiranya ketika kholifah Umar bin Abdul Aziz ketika ditunjuk menjadi pimpinan menggantikan kholifah Sulaiman langsung berkata <i style="">“Inna Lillahi Wainna Ilaihi Rojiun”.</i> Bagi Umar bin Abdul Aziz seorang kholifah bani Umayyah yang terkenal adil dan jujur itu, bahwasanya tahta dianggapnya sebagai musibah apa bila tidak bisa menjaga dan mengoptimalkan kerja dalam tanggung jawabnya dan berita buruk yang harus disambut dengan kalimat <b style=""><i style="">Istirja’</i></b> (ucapan menyambut kematian/kesusahan) karena beratnya tanggung jawab.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Imam Ibrahim bin Adham juga seorang tokoh sufi abad VIII, tetkalah melakukan perjalanan jauh, seorang pemuda bermaksud mengikutinya <i style="">“Baiklah”</i> jawab Ibrahim bin Adham “. <i style="">Akan tetapi kita harus menentukan dulu siapa pemimpin dan siapa yang dipimpin”,’ Anda Yaa syekh yang patut menjadi pimpinan” </i>jawab<span style=""> </span>pemudah itu dengan merendahkan diri, <i style="">“Sebagai seorang yang dipimpin engkau harus taat kepada pimpinan</i>“, Ibrahim bin Adham berpesan dan pemuda itu menyetujui. Ditengah perjalanan mereka beristirahat, Ibrahim bin Adham segera memasang tenda untuk berteduh kemudian menyiapkan air minum dan makan<i style="">, “Wahai syekh anda pemimpin, tinggallah disana biar saya yang melayani anda”, </i>si pemuda berusaha menahan langkah Ibrahim <i style="">”Tidak seorang pemimpin punya kuwajiban untuk melayani orang yang dipimpinnya, Engkau harus patuh kepadaku sebagimana janjimu tadi</i>”. Ibrohim memperingatkan, selesai istirahat beliau bersiap-siap meneruskan perjalanan, si pemuda minta tukar kedudukan<span style=""> </span><i style="">“Biarlah saya yang menjadi pimpinan biar bisa melayani yang dipimpin”,</i> pintanya <i style="">“Baiklah”</i> jawab Ibrahim, ketika beristirahat lagi, Ibrahim mendahului memasang tenda, mengambil air, dan menyalakan api untuk memasak. <i style="">“Wahai syekh sayalah sekarang pemimpin maka saya yang patut melayani anda”</i>, seru si pemuda, <i style="">“Sebagai seorang yang dipimpin saya wajib memuliyakan orang yang memimpin dengan cara memberikan pelayanan yang prima</i>”, tukas Ibrahim. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ketika kita menjadi pemimpin mampukah kita seperti Ibrahim dengan berusaha segala upaya untuk memberikan pelayanan kepada yang dipimpinya? Dan sebaliknya ketika kita menjadi yang dipimpin sudahkah kita mendapatkan pelayanan dan penghormatan yang prima dari orang yang memimpin kita?,<span style=""> </span>kondisi yang tidak sama dengan apa yang kita hadapi sekarang ini, dengan anggapan bahwa pemimpin adalah lembaga birokrasi yang semua ada pada kekuasaan dan harus dilayani dan dituruti kemaunya, barang siapa yang tidak menurut maka akan mendapatkan dampaknya, dan banyak orang memuliyakan pimpinanya jika mereka mendapat imbalan balik yang setimpal, terabaikan hak-haknya tertindas dan teraniaya hanya dibutuhkan suara dan dukungan semata, patutkah kita mendapat penghormatan dari mereka?</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">Ambisi jadi pemimpin<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Akan tetapi zaman telah berubah Sunnah Rosulullah SAW telah lama disingkirkan dari derap kehidupan sehari-hari, kepemimpinan bukan lagi bernuansa kematian yang harus ditangisi malah mungkin semacam gula-gula yang menggiurkan<span style=""> </span>dan ambisi menjadi pemimpin sudah tidak lagi ditutup-tutupi bahkan dibuka lebar-lebar siapapun orang boleh menyatakan ingin menjadi presiden, gubernur, wali kota, bupati, dan seterusnya pemimpin zaman sekarang diperoleh dari pencalonan bukan didesak, diseret serta dipaksa seperti zaman rosulullah SAW dan zaman umar binAbdul Aziz, sehingga tidak heran target pertama yang harus diupayakan ketika terpelih menjadi pemimpin adalah modal yang ia keluarkan selama pencalonan harus kembali terlebih dahulu dan tidak ada seorang yang terpilih (belum pernah kita dengar) mengucapkan kalimah <b style="">Istirja’</b> <i style="">(Inna lillahi wainna Ilaihi Rojiun),</i> melainkan sorak kemenangan dan diikuti pesta pora dengan berdalih syukuran karena kepemimpinan sekarang adalah kenikmatan, anugrah, berkah dan prestasi gemilang bukan lagi musibah yang membebani soal mampu atau tidak mampu itu adalah urusan belakang., Toh tidak ada penilaian otentik mengenai hal itu.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Rosulullah SAW melarang memberikan tampuk kepemimpinan kepada orang yang menginginkanya, Artinya bukan melarang orang menjadi pemimpin bahkan dalam ajaran Islam keberadaan seorang pemimpin itu wajib adanya akan tetapi dimasa itu jika seseorang menampakan ambisinya ingin menjadi pemimpin harus dievaluasi terlebih dahulu kenapa ia menjadi ambisus? Mungkin setelah jadi pemimpin ia mengharapkan akan mendapatkan kekayaan dan fasilitas hidup, dihormati dan dengan menjadi pemimpin akan terbuka peluang untuk meningkatkan taraf hidup anak, istri, keluarga, dan mungkin keluarga dekat.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pendapat Bahlul seorang tokoh tolol dan ediot didunia sufi barangkali dapat dipakai perbandingan <i style="">“Bahlul, kabarnya kamu akan mencalonkan diri menjadi gubernur Khurosan?”,</i> Tanya seseorang kepada Bahlul, <i style="">“Betul sekali”</i> jawab Bahlul kalem <i style="">”Lalu<span style=""> </span>apa engkau punya keahlian?”,</i> Bahlul menjawab, <i style="">“Tidak, tetapi sering orang yang tidak mempunyai keahlian<span style=""> </span>apa-apa terpilih menjadi pemimpin termasuk menjadi gubernur”,</i> <i style="">“Tujuanmu ingin menjadi gubernur apa?”,</i> Tanya seseorang tersebut agak mendesak agar bahlul mau menjawabnya, <i style="">“Jawaban saya untuk itu ada dua macam, jawaban hati dan jawaban mulut, mana yang kau inginkan?”,</i> “Jawaban hati”, Bahlul lalu memaparkan jawabanya <i style="">“Ingin gaji besar, fasilitas cukup dan ingin mendapat penghormatan dari banyak orang”,</i> kalau jawaban Mulut ?”, <i style="">“ ingin membela rakyat, memajukan daerah dan lainya yang tidak terbiasa terbukti”.</i> “Jika berhasil menduduki jabatan gubernur engkau punya kuwajiban yang harus dipertanggung jawabkan lho? Jawab Bahlul <i style="">“Tidak ada selama ini gubernur dimintai pertanggung jawaban kemudian dihukum karena tidak mampu menjalankan kuwajibanya. Enteng kerjanya tetapi mahal upahnya”.<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><span style=""> </span><i style="">Wallahu ‘Alam.<o:p></o:p></i></p><br /><br /><br /></div>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-22799266928133031022009-03-19T17:46:00.001+07:002009-03-19T17:47:55.229+07:00Kesendirianku….! ( Al I'tishom 248 )<div style="text-align: right;">Bersegeralah melakukan tujuh amal sholeh sebagai antisipasi datangnya tujuh hal yang tak akan dapat dihindari 1.Tidakkah datangnya kefakiran mengantarkan kelupaan 2.atau datangnya kekayaan mengantarkan kedurhakaan. 3.atau datangnya sakit yang merusakan. 4.atau pikun yang melemahkan akal. 5.atau kematian yang mengagetkan. 6.atau datangnya Dajjal yang ditunggu-tunggu. 7.atau datangnya hari kiamat yang dahsyat H.R. At Tirmidzi<br /></div><br /><br /><div style="text-align: justify;">Rosulullah SAW pernah menggambarkan bahwasanya manusia didunia ini ibarat seseorang yang melakukan perjalanan nan jauh, ia harus melewati beberapa pos untuk singgah dan beristirahat serta menyiapkan bekal, lalu melanjutkan perjalanan kembali hingga sampai pada tujuan yang dikehendakinya. Apa yang di jerih payahkan manusia didunia berupa amal kebaikan adalah bagian dari bekal yang dipersiapkan yang nantinya ia bisa sampai tujuan yang diinginkanya dalam keadaan selamat. Amal kebaikan ini nantinya yang mengiringi manusia menghadap Tuhanya. Sedangkan sarana lain yang dimilikinya (baik keluarga dekat, anak dan istri serta fasilitas yang dimilikinya) akan ditinggalkanya tanpa kecuali. Allah SWT berfirman “Barang siapa yang mengerjakan amal sholeh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan ber-iman maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Q.S. An Nah ayat 97<br /><br />Telah diceritakan bahwasanya Asy-Syaqiq Al Balkhi dalam mimpinya bertemu dengan salah satu muridnya yang sudah tiada, beliau bernama Imam Hatim Al Ashom, sang imam lalu bertanya pada muridnya “Wahai muridku (Hatim Al Ashom) kamu telah menimbah ilmu dariku cukup lama (kurang lebih tiga puluh tahun), bisahkah kamu menyimpulkan ilmu yang telah kamu pelajari dariku?, wahai guru, setelah aku belajar darimu segala ilmu, ada hal yang bisa aku simpulkan dan sangat berkaitan dengan kehidupanku kedepan”. Jawab Imam Hatim. Pertama aku mencintai ibu, bapak, istri, dan anak-anakku, demikian juga aku mencintai kerabat-kerabatku dan handai taulan, cintaku kepada mereka sama halnya kecintaan kepada diriku sendiri namun semuanya tidak bisa menemaniku diliang lahat tetkala aku menemui ajalku, aku tetap sendiri dan tidak ada seorangpun yang kucintai dan mencintaiku serta menemani di liang lahat kecuali amal sholeh yang aku miliki, hanya amal sholehku yang setia menemani kesendirianku, memberikan penerangan dalam kegelapan lahat, mengusir kesepianku dengan dendang surgawi dan kenikmatan bertemu Sang-Kholik seluruh alam ini yaitu Allah SWT, amal sholehku telah memberikan kehidupan baru yang lebih baik dari sebelumnya dan sangat terasa di liang lahat ini.<br /><br />Amal sholeh inilah yang menjadi penghias seseorang dalam hidupnya, Ketenangan dan kedamaian akan senantiasa ia rasakan dalam dunia sebagai pancaran dari amal perbuatanya, sedangkan di aherat nanti amal sholeh sebagai penentu layak dan tidak diterimanya amal seseorang disisi Allah SWT. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan seorang muslim agar amalnya menjadi amal yang sholeh (layak diterima Allah) diantaranya ada empat hal yang menjadi keriteria utama, dua hal sebagai (dasar/pondasi amal), sedangkan dua yang lainya sebagai penyempurna amal<br /><br />1.Ikhas.<br /><br />Ikhalasul amal adalah memurnikan setiap amal yang dilakukan pada satu arah yaitu menggapai ridlo Allah SWT, maka amal apa saja tidak akan menjadi sholeh disisi Allah jika sudah tidak murni lagi kearah-Nya dan biasanya yang mengganggu keikhasan seseorang dalam beramal sholeh adalah penyakit Hubbuddunya (kecintaan buta terhadap dunia). Penyakit inilah yang menyebabkan munculnya penyakit riya’ maka tetkala seseorang hendak melalulan sholat sedang disampinya ada seseorang yang dicintai atau dikagumi, maka sholatnya tidak murni karena Allah, ia berharap pujian dari orang yang dicintai tersebut dengan upaya melakukan gerakan sholat sehusyu’-husyu’nya., riya’ akan menghancurkan nilai amal sholeh seseorang. Demikian pula bagi seorang dai yang selalu berharap imbalan (amplop) sebagai motifasi utama dan berharap popularitas dalam berdakwah maka penyakit riya’ yang akan senantiasa mengganggu pikiranya serta menghancurkan keikhlasan dalam niat.<br /><br />Telah diceritakan dalam suatu peristiwa, tetkala Sayyidina Ali RA berperang melawan seseorang yang menjadi musuh islam, dengan gagah berani dan rasa antusias yang tinggi beliau bisa mengalahkan musuh-musuhnya sampai pada ahirnya ketika musuh tersungkur ketanah, dan pedang sayyidina Ali RA menempel di lehernya, tiba-tiba musuh tersebut meludahi wajah beliau, mendapat perlakuan tersebut sayyidina Ali meninggalkan musuh yang tidak berdaya tersebut, rasa bengong dan kaget terpancar pada musuh yang sudah tidak berdaya tersebut, kenyataan dirinya tidak dibunuh oleh sayyidina Ali, sambil bertanya dengan penuh penasaran “Wahai Ali, kenapa kamu tidak jadi membunuhku, padahal kesempatan ada padamu?. Sayyidina Ali menjawab “Tadi aku berperang karena Allah SWT, tetapi karena engkau meludahiku aku menghentikan peperangan itu karena aku hawatir antara dendam dan amarah menjadi motivasi utamaku untuk membunuhmu yang akan merusak keikhlasanku dalam berperang”.<br /><br />2. Ittiba’ As Syariat.<br /><br />Yaitu menjadikan setiap amal manusia sekecil apapun amal tersebut harus terikat pada ketentuan syariat, sebab amal yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah tetapi karena hal itu tidak disyariatkan maka amal itu tidak menjadi sholeh disisi-Nya, demikian pula berdo’a meskipun dilakukan dengan ikhlas sampai menangis dimalam hari namun do’anya tidak disyariatkan, maka do’anya tidak dikatakan sebagai hal yang sholeh.<br /><br />Dari sini bisa disimpulkan bahwa kesholehan sebuah amal tidak hanya dilihat dari keikhlasan semata tetapi harus dilihat apakah amal tersebut diridlohi Allah SWT atau tidak, dan hanya orang yang bodoh saja (‘ajiz) yang selalu berharap pahala atas korupsinya, berharap ridlo Allah atas penindasan-penindasan pada orang-orang kecil, berharap ada kebaikan dari penipuan terhadap rakyat.<br /><br />3. Istiqomah.<br /><br />Konsisten dan lurus dalam beramal untuk menuju amal yang sholeh karena Allah SWT melihat amal seorang hamba tidak hanya karena banyaknya semata melainkan pada kualitasnya. Kualitas amal sholeh amat ditentukan dengan keistiqomahan, beramal tidak hanya pada waktu senang saja, tetapi beramal harus selalu kontinyu dan berkelanjutan sehingga amal sholeh tersebut berkualitas dihadapan Allah SWT , bacaan Al Qur’an secara rutin, berdzikir secara rutin sebagai modal dicintai Allah karena Allah mencintai seseorang yang beramal secara rutin dan kontinyu meskipun sedikit<br /><br />4. Intifa’<br /><br />Yaitu bermanfaat baik bagi dirinya sendiri terlebih lagi untuk orang lain, amal sholeh yang kita lakukan sayogyanya memiliki atau menghasilkan manfaat bagi lingkungan sekitarnya, inilah yang disebut dengan kesolehan sosial, rosululah SAW bersabda “ Man Asbaha laa yahtammu bil muslimin falaisa minhum-barang siapa yang bangun pagi-pagi dan ia tidak memiliki kepeduian pada problematika umat islam maka ia bukan golongan islam”,<br /><br />Seseorang yang berdzikir terus menerus di masjid umpamanya, namun ia tidak peduli dengan musibah yang menimpa tetangganya ia hanya asyik untuk dirinya sendiri bermunajat dihadapan Allah, hakekatnya ia belum beramal sholeh, karena amalan (dzikir) yang ia lakukan tidak mampu menggerakan hatinya untuk peduli dengan saudaranya yang tertimpa musibah.<br /><br /><br />1. Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah seseorang yang paling banyak memberikan manfaat pada lingkunganya.<br /><br />2. Sedangkan seorang muslim yang baik adalah yang selalu bisa menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang tercela.” Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhanya dan mneahan diri dari keinginan hawa nafsunya” Q.S. An Naziat 40.<br /><br />3. Banyaknya pengikut besarnya pangkat dan jabatan yang disandang bukanlah menjadi ukuran kemuliaan seseorang, karena kemuliaan seseorang hanya bisa diukur dari ketakwaanya dan ketakwaan seseorang akan selalu terwujud pada amal sholehnya. “Hai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari perasangka, sesungguhnya sebagian perasangka adalah dosa dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain , sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang telah mati?, maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya”.Q.S. Al Hujurot 13.<br /><br />Itishom 248. Robiul awal<br /></div>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-58678779344168643292009-03-17T12:41:00.002+07:002009-03-17T12:47:01.340+07:00Resume Tausiyah 14 Maret 2009 - K.H M. Ihya Ulumidin<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 10"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 10"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CUSER1%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Traditional Arabic"; mso-font-alt:"Times New Roman"; mso-font-charset:178; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:24577 0 0 0 64 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; text-align:right; mso-pagination:widow-orphan; direction:rtl; unicode-bidi:embed; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-font-family:"Traditional Arabic"; mso-no-proof:yes;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: left;">download handout lengkap - <a href="http://www.4shared.com/file/93350449/2b90ab61/Tau_JKT_Mrt_00923.html">DOWNLOAD</a></p><p class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: left;">
<br /></p><p class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: left;"><a href="http://www.4shared.com/file/93350449/2b90ab61/Tau_JKT_Mrt_00923.html">
<br /></a></p><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 10"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 10"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CUSER1%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C02%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Traditional Arabic"; mso-font-alt:"Times New Roman"; mso-font-charset:178; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:24577 0 0 0 64 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; text-align:right; mso-pagination:widow-orphan; direction:rtl; unicode-bidi:embed; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-font-family:"Traditional Arabic"; mso-no-proof:yes;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: center;" align="center"><b><span dir="ltr" style="font-size: 16pt;" lang="IN">Dua Mata Rantai <i>Ittiba’</i> dan <i>Ta’zhim<o:p></o:p></i></span></b></p> <p class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: center;" align="center"><b><span dir="ltr" style="font-size: 16pt;" lang="IN">kepada Nabi <i>shallallahu alaihi wasallam<o:p></o:p></i></span></b></p> <p class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: center;" align="center"><i style=""><span dir="ltr" style="" lang="IN"><o:p> </o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: left;" align="right"><i style=""><span dir="ltr" style="font-size: 12pt;" lang="IN">Allah <span style="">tabaaraka wata’aalaa</span> berfirman:<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: left;" align="right"><i style=""><span dir="ltr" style="font-size: 12pt;" lang="IN">“<span style="">Sesungguhnya Kami Mengutusmu sebagai saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Agar kalian beriman dengan Allah dan rasulNya sekaligus menguatkan dan memuliakannya dan juga kalian mensucikanNya di waktu pagi dan sore hari”</span>QS al Fath:8-9.<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" dir="rtl"><span dir="ltr" style="font-size: 12pt;" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 12pt;" lang="IN">Banyak sekali ayat dan hadits tentang kewajiban mengikuti Nabi <i>shallallahu alaihi wasallam</i> zhahir dan bathin. Ini karena memang Beliau diutus agar diikuti sebab wahyu yang diterimanya serta sifat-sifat sempurna yang ada dalam dirinya yang terkandung dalam firmanNya: “<i>Sungguh dalam diri Rasulullah ada teladan baik bagi kalian”</i> <b>QS al ahzab:21</b>. “<i>Sesungguhnya engkau berada di atas pekerti yang agung”</i><b>QS al Qalam:4 </b>.dan sebab kesaksian para sahabat Beliau yang menyatakan bahwa: “Akhlak Rasulullah adalah Alqur’an”. Sementara ayat di atas memberikan petunjuk pada sisi lain terkait<span style=""> </span>hak Rasulullah <i>shallallahu alaihi wasallam </i>atas umatnya yang berupa kewajiban mengagungkan Beliau <i>shallallahu alaihi wasallam</i>. Syekh Zainuddin al Malibari<span style=""> </span>dalam nazham <i>Syuabul Iman </i>berkata: “Cintailah nabimu dan agungkanlah ia. Kikirlah dengan agamamu pada apa yang terlihat dosa ada pada dirimu” Imam al Bushiri dalam <i>Burdah</i>nya berkata: “Tinggalkanlah pengakuan Nashrani tentang Nabi mereka.<span style=""> </span>Dan lakukan pujian untuknya (Nabi <i>shallallahu alaihi wasallam</i>) sesukamu!”<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: justify;"><span dir="ltr" style="font-size: 12pt;" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 12pt;" lang="IN">Terdapat perbedaan pendapat tentang kembalinya <i>dhomirHu (nya) </i>dalam firman Allah “<i>Tuazziruu<u>hu</u> wa Tuwaqiruu<u>hu</u>”</i>. Ibnu Juzayy al Kalbi dalam tafsirnya (3/52) mengatakan: [Dhomir <i>hu</i> dalam <i>Tuazziruu<u>hu</u> wa Tuwaqiruu<u>hu </u></i>kembali kepada Nabi <i>shallallahu alaihi wasallam</i>. Sedang <i><u>hu</u> </i>dalam <i>Tusabbihuu<u>hu </u></i><u><span style=""> </span></u>kembali kepada Allah. Dikatakan pula bahwa ketiganya kembali kepada Allah.Kata <i>Tuazziruuhu</i> juga ada yang membacanya <i>Tuazzizuuhu,</i> dengan dua Za’].</span><span dir="rtl" style="font-size: 12pt; font-family: "Traditional Arabic";" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 12pt;" lang="IN">Syekh Abu Asyur dalam tafsirnya (<i>At Tahriir wa at Tanwiir</i>12/156) mengatakan: [Ibnu Abbas ra, dalam sebagian riwayat darinya berkata bahwa dhomir <i>hu </i>dalam <i>Tuazziruu<u>hu</u> wa Tuwaqiruu<u>hu </u></i><u><span style=""> </span></u>kembali kepada rasulNya. Dan juga dimungkinkan kalimat (kalam) berhenti pada firman Allah <i>Nadziiroo </i>yang berarti <i>Lam </i>dalam firmanNya <i>Li tu’minuu</i> adalah <i>Lam Amar</i>, tidak lit <i>ta'liil </i>(agar) yang berarti sebagai permulaan jumlah (kalam/kalimat). Dengan demikian maknanya adalah, “<i>Berimanlah kalian dengan Allah dan RasulNya!”</i>]<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 12pt;" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 12pt;" lang="IN">Perintah mengagungkan dan memuliakan Rasulullah <i>shallallahu alaihi wasallam</i> mencakup pada masa hidup dan setelah Beliau wafat. Adapun bagaimana memuliakan Beliau saat masih hidup maka bisa disaksikan lewat banyaknya hadits shahih tentang sikap-sikap para sahabat mulia selaku manusia yang paling mengerti bagaimana cara memuliakan Rasulullah <i>shallallahu alaihi wasallam</i>. Sementara memuliakan Beliau pasca kewafatannya maka sangat terkait dengan kehidupan barzakh Beliau yang tidak seperti kehidupan kita ini, tetapi kehidupan istimewa yang sesuai dengan Beliau dan dengan dimensi alam di mana Beliau berada sebagai satu keitimewaan yang hanya dimiliki oleh para nabi <i>alaihimussalaam,</i> dan tidak dimiliki oleh manusia selain mereka seperti halnya mereka shalat di dalam kubur, jasad mereka tetap utuh, amal-amal umat ditampakkan kepada mereka dan lain-lain di mana hadits tentang topik ini banyak sekali. Andai manusia selain mereka memiliki sebagian keistimewaan seperti yang ada pada mereka (semacam Karomah) maka tidak lebih hanya sesuatu yang bernama <i>al Ilhaaq an Nisbii</i> (disamakan karena masih memiliki hubungan).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 12pt;" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 12pt;" lang="IN">Abuya al Walid al Habib Muhammad bin Alawi al Maliki al Hasani dalam <i>Mafahim Yajib an Tushahhah</i> hal 266 menyebutkan: [Adapun di Barzakh maka jika seorang termasuk ahli iman maka sesungguhnya ia telah melewati masa ujian di mana tidak ada yang teguh di sana kecuali orang yang beruntung (<i>ahlussa’adah</i>). Kemudian sesudah itu ia terbebas dari <i>Taklif</i><span style=""> </span>dan menjadi ruh yang bersinar, suci, banyak berfikir, bebas berkelana dan mondar mandir dalam <i>Malakut</i> dan kerajaan Allah <i>subhaanahu wata’aalaa.</i> Tidak ada sedih tidak ada susah. Tiada lelah dan gelisah, karena tidak ada dunia, tiada pekarangan, tiada emas dan tiada perak sehingga tidak ada iri hati, kezaliman dan kedengkian.]<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 12pt;" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 12pt;" lang="IN">Kehidupan yang hakiki ini sama sekali tidak bertentangan dengan pernyataan tentang kematian mereka seperti dijelaskan dalam firman Allah, “<i>dan Kami tidak menjadikan langgeng (siapapun) manusia sebelum kamu “</i><b>QS al Anbiya’:34</b>. “<i>Sesungguhnya kamu mati dan sesunggunya mereka juga mati”</i>QSAz Zumar:30,sebagai sesuatu yang bisa diindera dan bukan hal gaib yang tidak bisa digambarkan oleh akal manusia. Karena itulah Nabi <i>shallallahu alaihi wasallam</i> bersabda: “<i>Hidupku lebih baik bagi kalian; jika kalian berbuat hal baru maka ada bimbingan untuk kalian. Wafatku lebih baik bagi kalian; ditampakkan kepadaku amal-amal kalian. Apa yang kulihat baik maka aku memuji Allah karenanya dan apa yang kulihat jelek maka aku memohon ampunan kepada Allah untuk kalian”</i>(HR al Bazzar. Abu Zar’ah al Iraqi berkata: S anadnya Jayyid. Al Haitsami berkata: Para perawinya (<i>Rijaal</i>) adalah perawi shahih.. Imam Suyuthi,<span style=""> </span>al Qasthalani dan al Munawi mengatakan bahwa hadits ini shahih. Al Hafizh Ismail al Qadhi juga meriwayatkannya dalam <i>Fadhlusshalatu alannabiyy shallallahu alaihi wasallam</i>. Syekh al Albani berkata: Hadits ini Mursal yang Shahih.(Lihat <i>Mafahim</i> hal 275-276)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 12pt;" lang="IN"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 12pt;" lang="IN">Berangkat dari pemahaman ini muncul sekian banyak hal yang dilakukan oleh kebanyakan umat demi mengagungkan Nabi <i>shallallahu alaihi </i>wasallam dan kiranya hal itu baik, seperti memperingati Maulid Nabi <i>shallallahu alaihi wasallam</i>, dan bukan Bid’ah. Ibnu Mas’ud ra berkata: “Apa yang dianggap baik oleh kaum muslimin maka itu baik di sisi Allah”(HR Ahmad Thabarani Bazzar dengan Sanad Hasan).{<i>Mafhumul Bid’ah bainass’ah wad dhiiq. </i>Muhamad Samir hal 26}. Sementara di sana ada sekelompok orang yang menuduh apa yang dilakukan oleh mayoritas umat tersebut sebagai perbuatan yang salah, dan akidah mereka telah tersesat. Kelompok ini berusaha membatasi dan mencegah umat dari berbuat baik. Mereka tidak melihat kebenaran kecuali sisi pandang mereka yang sempit dan fanatisme terhadap pendapat sebagai akibat kedangkalan wawasan dan ilmu agama mereka. Atau sebagai akibat mereka belajar tanpa guru yang pembimbing. Inilah masalah yang mengantarkan sebagian anak muda salah dalam menggali sebagian hukum, memusuhi setiap orang yang berbeda dan membodohkan pendapat setiap orang yang berlawanan<span style=""> </span>hingga akhirnya<span style=""> </span>mereka menuduhnya sesat dan menghukuminya telah keluar dari agama<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: 12pt;" lang="IN">.<i>laa haula walaa quwwata illaa billaah al aliyyi al azhiim.<o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;"><i><span style="font-size: 12pt;" lang="IN"><o:p> </o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;"><b><span style="font-size: 12pt;" lang="IN">Taushiah Jogjakarta/Jakarta<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;"><i><u><span style="font-size: 12pt;" lang="IN">Sabtu/Ahad 14/15 Maret 2009</span></u></i><i><span style="font-size: 12pt;" lang="IN">.<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;"><i><span style="font-size: 12pt;" lang="IN">17/18 Rabiul Awwal 1430 H<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; direction: ltr; unicode-bidi: embed;"></p>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3300048243223119320.post-77963537976462463622009-03-17T12:38:00.001+07:002009-03-17T12:41:05.023+07:00Menumbuhkan rasa kebersamaan<span style="font-weight: bold;"></span><div style="text-align: right;">“Sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin yang mendapatkan suatu musibah itu laksanana besi yang telah dibakar ujungnya dengan api yang menyala-nyala, maka bagian luarnyapun ikut merasa panas”. H.R. Thobaroni Fil Kabir.<br /></div><div style="text-align: justify;"><br />Prestise… kadang mengundang seseorang untuk berpisah, dan menjadi salah satu penyebab perpecahan, setelah dia mencalonkan jadi caleg, jadi lurah, jadi pimpinan perusahaan dan pemimpin yang lainya, dahulunya menjadi saudara dekat seakan itu semua telah terurai dengan salah satu tujuan, dan rasa-rasanya amat sulit untuk mengurai benang yang kusut dan mengembalikan kembali rasa persaudaraan yang utuh dan saling membagi kebahagiaan, Dalam membangun kebersamaan dan kesepahaman ide diantara kita umat Islam dibutuhkan upaya-upaya yang cukup, agar kebersamaan dan kesepahaman ini bisa terbentuk dan terus berlangsung, sehingga potensi diantara umat islam bisa optimal dan saling bersinergi, tidak saling mencekal dan saling menyalahkan, Allah SWT berfirman ”Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah saudara, karena itu maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. Q.S. Al Hujuroot ayat 10<br /><br />Ada beberapa tips yang bisa membangun perasaan sehati sesama kita umat Islam, setidaknya ada sifat dasar manusia yang harus kita ketahui terlebih dahulu, sehingga kita bisa bergerak dan menentukan langkah untuk mewujudkan perasaan sehati tersebut, diantaranya.<br /><br />1. Sifata dasar manusia adalah senang diperhatikan<br /><br />sering kali diantara kita melakukan aktifitas agar diperhatikan orang lain padahal orang lain belum tentu menaruh simpati kepada kita, mereka lebih senang menaruh perhatian pada dirinya sendiri saja, disaat kita bercerita tentang diri kita kebanyakan orang akan menanggapinya dengan kurang serius sambil berkata, …..Oh ya saya pun demikian, begini dan begitu dst.<br />Mereka tidak berusaha mendengar uraian kita sampai selesai tetapi lebih menunjukan bahwa dirinya pun demikian bahkan lebih hebat lagi dari kita, maka dari itu sikap seorang muslim yang baik hendaknya selalu memperhatikan dan mendengarkan ucapan orang lain dan berusaha menghargai orang lain agar terwujud kesatuan hati dan pandai-pandailah menjaga ucapan serta sikap agar tidak menyinggung harga diri orang lain<br /><br />Indikasi lain yang dicontohkan oleh Rosulullah SAW untuk berusaha memperhatikan orang lain adalah sikap Tafaqqud (meneliti dan mencari berita) dari kawanya, lebih-lebih pemimpin mencari berita atas keberadaan rakyatnya, Rosulullah senantiasa meng aplikasikan sikap ini kepada para sahabatnya , semisal jika salah seorang sahabat tidak datang dalam sholat jamaah, beliau mencari berita, bagaiman keadaanya, apakah dia sakit atau ada alasan yang lainya, (Lihat As Syifa’ juz I karya Imam Qodli Iyadl hal 159.<br />Diantara yang dicontohkan oleh Rosulullah SAW lagi adalah beliau selalu menghadap para jamaahnya setelah selesai sholat berjamaah, dengan demikian mereka merasa diperhatikan dan sangat-sangat dihargai oleh Rosullah SAW.<br /><br />2. sifat manusia adalah lebih senang terhadap yang ramah tidak menakutkan.<br /><br />Raut muka yang meng Enakan jika dipandang dan senyum simpul selalu menjadi dambaan setiap pelaku kebaikan, tidak heran jika Rosulullah SAW jauh-jauh sudah bersabda “sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang mudah dalam pergaulan dan bermuka manis”. Akhlak demikian ini yang sering dipraktekan Rosulullah SAW kepada para sahabat.<br />Telah diceritakan, ada seorang pembantu (budak) yang kala itu telah berbuat kesalahan pada majikanya, ia telah memecahkan cangkir, sehingga membikin malu majikanya dihadapan para tamu pembesarnya, dengan rasa bersalah dan takut dimarahi, pembantu ini minta maaf sambil membaca surat Al Imron ayat 134 Wal Kadzimina Al Ghoidlo(Allah SWT cinta pada orang-orang yang menahan amarah dan pemaaf), ahirnya mejikan itu tidak jadi marah karena dingatkan dengan bacaan surat Al Imron, dan sampai pada ahirnya budak itu dimerdekakanya karena majikan ini ingin menjadi kekasih Allah SWT dengan upaya berbuat ramah dan memberikan kemudahan pada orang lain lebih-lebih pada pembantunya sendiri.<br /><br />3. Sifat dasar manusia adalah senang berbicara.<br /><br />Suatu hal yang patut juga kita ketahui dalam membangun persahabatan adalah setiap.orang senang sekali berbicara, mengeluarkan semua isi hatinya, jarang sekali orang menanyakan sesuatu tentang kebaikan orang lain. Tetapi sebaliknya kebanyakan orang ingin ditanyai tentang kebaikan pada dirinya, pandangan, dan pendapatnya serta pangalaman yang pernah dilakukanya, bukankah kita senang kalau ada orang yang mendengarkan pembicaraan kita? Oleh karena itu dengarkanlah dengan penuh minat saat orang lain berbicara dan janganlah tergesa-gesa memikirkan apa yang hendak kita bicarakan sebelum orang lain selesai berbicara.<br /><br />4. Sifat dasar manusia adalah senang dikagumi dan dihargai<br /><br />Dalam sebuah riwayat dijelaskan, ketika rosulullah SAW sedang duduk dengan para sahabat, tiba-tiba datanglah Tolhah bin Ubaidillah, maka bersabda Rosulllah SAW “Barang siapa ingin melihat pahlawan syahid tetapi masih berjalan dimuka bumi maka sebaiknya ia melihat Tolhah bin Ubaidillah”. Merasa dapat sanjungan dan kepercayaan serta penghargaan sedemikian besarnya hingga ia merasa senang untuk berbuat baik dan senantiasa ingin dekat dengan Rosululah SAW.<br /><br />5. Sifat dasar manusia adalah merasa dirinya baik<br /><br />Rasa egoisme inilah yang acap kali kita temukan, hingga tidak jarang seseorang lebih senang membela dirinya sendiri dan beribu alasan yang dikemukakan jika ia telah mendapat teguran dari orang lain<br /><br />6. Sifat dasar seseorang adalah mereka ingin dianggap penting.<br /><br />Bahwa didalam diri manusia ada suatu keingnan yang sangat kuat yaitu ingin dianggap penting keberadaanya, Dalam sejarah disebutkan, tetkala Kholid bin walid mendapat gelar dari Rosulullah SAW dengan gelar Saifullah, maka ia dengan semangat dan menunjukan dirinya sebagai orang yang pemberani yang tak pernah terkalahkan dalam setiap pertempuran, semangatnya tidak pernah luntur kendati pada masa kekhalifahan Umar bin Khottob dipecat sebagai paglima perang yang membuat semangatnya begitu besar karena ia merasa dianggap penting oleh Rosulullah dengan julukan yang diberikanya dan berusaha menunjukan kebaikan demi eksistensi gelar tersebut sebagai pemicu dalam semangatnya dan ia selalu terlibat dalam permasalahan agama<br /><br />7. Sifat dasar manusia adalah tidak senang diperintah dan didekte<br /><br />Secara naluri setiap kita sangat menaruh perhatian pada orang yang diinginkan, begitu pula dengan yang lainya, sehingga tidak mudah bagi kita untuk memerintah orang lain agar senang diperintah, namun ada suatu teladan yang sangat baik dan efektif sebagaiman yang dicontohkan Rosulullah SAW disaat beliau menyuruh para sahabat untuk bergerak ke baris depan untuk berjihad di jalan Allah dimana beliau selalu memulai perkataan dengan “Wahai kaum mukminin saya telah mencium bau surga, maka barang siapa yang ingin masuk surga maka majulah kemedan peperangan.” Ucapan itulah yang memotifasi para sahabat untuk bergegas memenuhi panggilan Allah untuk berjihad dijalan-Nya, kata kuncinya adalah Rosulullah SAW selalu membangkitkan semangat para sahabat dengan tidak secara terang menyuruh mereka.<br /><br />-----------------itishom edisi 247 Robiul Awal 1430H-------------------------------------------<br /><br /></div>Alawiyah Islamic Centerhttp://www.blogger.com/profile/16802430741064482960noreply@blogger.com0