Menumbuhkan rasa kebersamaan

“Sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin yang mendapatkan suatu musibah itu laksanana besi yang telah dibakar ujungnya dengan api yang menyala-nyala, maka bagian luarnyapun ikut merasa panas”. H.R. Thobaroni Fil Kabir.

Prestise… kadang mengundang seseorang untuk berpisah, dan menjadi salah satu penyebab perpecahan, setelah dia mencalonkan jadi caleg, jadi lurah, jadi pimpinan perusahaan dan pemimpin yang lainya, dahulunya menjadi saudara dekat seakan itu semua telah terurai dengan salah satu tujuan, dan rasa-rasanya amat sulit untuk mengurai benang yang kusut dan mengembalikan kembali rasa persaudaraan yang utuh dan saling membagi kebahagiaan, Dalam membangun kebersamaan dan kesepahaman ide diantara kita umat Islam dibutuhkan upaya-upaya yang cukup, agar kebersamaan dan kesepahaman ini bisa terbentuk dan terus berlangsung, sehingga potensi diantara umat islam bisa optimal dan saling bersinergi, tidak saling mencekal dan saling menyalahkan, Allah SWT berfirman ”Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah saudara, karena itu maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. Q.S. Al Hujuroot ayat 10

Ada beberapa tips yang bisa membangun perasaan sehati sesama kita umat Islam, setidaknya ada sifat dasar manusia yang harus kita ketahui terlebih dahulu, sehingga kita bisa bergerak dan menentukan langkah untuk mewujudkan perasaan sehati tersebut, diantaranya.

1. Sifata dasar manusia adalah senang diperhatikan

sering kali diantara kita melakukan aktifitas agar diperhatikan orang lain padahal orang lain belum tentu menaruh simpati kepada kita, mereka lebih senang menaruh perhatian pada dirinya sendiri saja, disaat kita bercerita tentang diri kita kebanyakan orang akan menanggapinya dengan kurang serius sambil berkata, …..Oh ya saya pun demikian, begini dan begitu dst.
Mereka tidak berusaha mendengar uraian kita sampai selesai tetapi lebih menunjukan bahwa dirinya pun demikian bahkan lebih hebat lagi dari kita, maka dari itu sikap seorang muslim yang baik hendaknya selalu memperhatikan dan mendengarkan ucapan orang lain dan berusaha menghargai orang lain agar terwujud kesatuan hati dan pandai-pandailah menjaga ucapan serta sikap agar tidak menyinggung harga diri orang lain

Indikasi lain yang dicontohkan oleh Rosulullah SAW untuk berusaha memperhatikan orang lain adalah sikap Tafaqqud (meneliti dan mencari berita) dari kawanya, lebih-lebih pemimpin mencari berita atas keberadaan rakyatnya, Rosulullah senantiasa meng aplikasikan sikap ini kepada para sahabatnya , semisal jika salah seorang sahabat tidak datang dalam sholat jamaah, beliau mencari berita, bagaiman keadaanya, apakah dia sakit atau ada alasan yang lainya, (Lihat As Syifa’ juz I karya Imam Qodli Iyadl hal 159.
Diantara yang dicontohkan oleh Rosulullah SAW lagi adalah beliau selalu menghadap para jamaahnya setelah selesai sholat berjamaah, dengan demikian mereka merasa diperhatikan dan sangat-sangat dihargai oleh Rosullah SAW.

2. sifat manusia adalah lebih senang terhadap yang ramah tidak menakutkan.

Raut muka yang meng Enakan jika dipandang dan senyum simpul selalu menjadi dambaan setiap pelaku kebaikan, tidak heran jika Rosulullah SAW jauh-jauh sudah bersabda “sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang mudah dalam pergaulan dan bermuka manis”. Akhlak demikian ini yang sering dipraktekan Rosulullah SAW kepada para sahabat.
Telah diceritakan, ada seorang pembantu (budak) yang kala itu telah berbuat kesalahan pada majikanya, ia telah memecahkan cangkir, sehingga membikin malu majikanya dihadapan para tamu pembesarnya, dengan rasa bersalah dan takut dimarahi, pembantu ini minta maaf sambil membaca surat Al Imron ayat 134 Wal Kadzimina Al Ghoidlo(Allah SWT cinta pada orang-orang yang menahan amarah dan pemaaf), ahirnya mejikan itu tidak jadi marah karena dingatkan dengan bacaan surat Al Imron, dan sampai pada ahirnya budak itu dimerdekakanya karena majikan ini ingin menjadi kekasih Allah SWT dengan upaya berbuat ramah dan memberikan kemudahan pada orang lain lebih-lebih pada pembantunya sendiri.

3. Sifat dasar manusia adalah senang berbicara.

Suatu hal yang patut juga kita ketahui dalam membangun persahabatan adalah setiap.orang senang sekali berbicara, mengeluarkan semua isi hatinya, jarang sekali orang menanyakan sesuatu tentang kebaikan orang lain. Tetapi sebaliknya kebanyakan orang ingin ditanyai tentang kebaikan pada dirinya, pandangan, dan pendapatnya serta pangalaman yang pernah dilakukanya, bukankah kita senang kalau ada orang yang mendengarkan pembicaraan kita? Oleh karena itu dengarkanlah dengan penuh minat saat orang lain berbicara dan janganlah tergesa-gesa memikirkan apa yang hendak kita bicarakan sebelum orang lain selesai berbicara.

4. Sifat dasar manusia adalah senang dikagumi dan dihargai

Dalam sebuah riwayat dijelaskan, ketika rosulullah SAW sedang duduk dengan para sahabat, tiba-tiba datanglah Tolhah bin Ubaidillah, maka bersabda Rosulllah SAW “Barang siapa ingin melihat pahlawan syahid tetapi masih berjalan dimuka bumi maka sebaiknya ia melihat Tolhah bin Ubaidillah”. Merasa dapat sanjungan dan kepercayaan serta penghargaan sedemikian besarnya hingga ia merasa senang untuk berbuat baik dan senantiasa ingin dekat dengan Rosululah SAW.

5. Sifat dasar manusia adalah merasa dirinya baik

Rasa egoisme inilah yang acap kali kita temukan, hingga tidak jarang seseorang lebih senang membela dirinya sendiri dan beribu alasan yang dikemukakan jika ia telah mendapat teguran dari orang lain

6. Sifat dasar seseorang adalah mereka ingin dianggap penting.

Bahwa didalam diri manusia ada suatu keingnan yang sangat kuat yaitu ingin dianggap penting keberadaanya, Dalam sejarah disebutkan, tetkala Kholid bin walid mendapat gelar dari Rosulullah SAW dengan gelar Saifullah, maka ia dengan semangat dan menunjukan dirinya sebagai orang yang pemberani yang tak pernah terkalahkan dalam setiap pertempuran, semangatnya tidak pernah luntur kendati pada masa kekhalifahan Umar bin Khottob dipecat sebagai paglima perang yang membuat semangatnya begitu besar karena ia merasa dianggap penting oleh Rosulullah dengan julukan yang diberikanya dan berusaha menunjukan kebaikan demi eksistensi gelar tersebut sebagai pemicu dalam semangatnya dan ia selalu terlibat dalam permasalahan agama

7. Sifat dasar manusia adalah tidak senang diperintah dan didekte

Secara naluri setiap kita sangat menaruh perhatian pada orang yang diinginkan, begitu pula dengan yang lainya, sehingga tidak mudah bagi kita untuk memerintah orang lain agar senang diperintah, namun ada suatu teladan yang sangat baik dan efektif sebagaiman yang dicontohkan Rosulullah SAW disaat beliau menyuruh para sahabat untuk bergerak ke baris depan untuk berjihad di jalan Allah dimana beliau selalu memulai perkataan dengan “Wahai kaum mukminin saya telah mencium bau surga, maka barang siapa yang ingin masuk surga maka majulah kemedan peperangan.” Ucapan itulah yang memotifasi para sahabat untuk bergegas memenuhi panggilan Allah untuk berjihad dijalan-Nya, kata kuncinya adalah Rosulullah SAW selalu membangkitkan semangat para sahabat dengan tidak secara terang menyuruh mereka.

-----------------itishom edisi 247 Robiul Awal 1430H-------------------------------------------

0 komentar: