Marhaban Ya Ramadhan

Marhaban Yaa Ramadlon
Jud Lana Bil Ghufron
Edisi 221 Bulan Sya’ban 1428H

Selamt datang wahai bulan Ramadlon.............
Selamat datang wahai bulan Ramadlon...........
Selamat datang wahai bulan Ramadlon...........
Berikanlah kami Yaa Allah kemurahan pengampunan dosa
Kalimat Tahniah (ungkapan luapan kebahagiaan datangnya bulan suci ramdlon) telah menjadi tradisi (kebiasaan) orang-orang sholeh Hadromaut Yaman untuk menyongsong datangnya bulan yang mulia dan penuh barokah dengan suka cita pertanda akan adanya rasa optimisme meraih kemuliyaan dibulan suci ramadlon. Dan tidak terasa sebentar lagi kita akan memasuki bulan tersebut.
Ramadlon, bulan yang penuh hari-harinya kita diwajibkan untuk berpuasa adalah bulan yang diberkahi, bulan kebaikan, ibadah puasa bukanlah kesia-siaan, puasa merupakan penolong yang akan menyelamatkan kita para pelakunya dari pedihnya siksa hari kiamat kelak, untuk itu selayaknya kita mengerti akan esensi puasa agar bisa meraih kesuksesan dalam romadlon yang telah diwajibkan ini. Janganlah bersikap bodoh dengan menghambur-hamburkan uang dan tenaga untuk sesuatu yang tidak berguna, jangan habiskan waktu dibulan romadlon yang mulia ini hanya untuk gunjingan dan perdebatan. Sejauh ini kalau kita mengkaji al Qur’an baik kandungan ayat-ayatnya serta hikmah yang ada didalamnya, maka tidak akan ada bosan serta henti-hentinya dalam mengkaji wahyu ilahi ini, seraya seakan tidak ada sesuatu yang basi didalamnya serta untuk diperdengarkan dan dikajinya apa yang ada dalam Al Qur’an, sebagaimana di sebutkan dalam hikmah ”bahwasanya turunya al Quran (hikmah serta perintahnya) itu abadi selamanya padahal Alqur’an sendiri sudah tidak akan diturunkan kembali dimuka bumi(bentuk fisiknya).

Tujuan dalam pen-Tasybihan.

Dalam sebuah syair disebutkan ”Berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian, sakit-sakit dahulu, susah-susah dahulu baru kemudian bersenang-senang”. Adalah suatu ungkapan atas mahalnya suatu kesuksesan, dimana sebuah kesuksesan itu tidak akan datang serta-merta seperti mudahnya membalikan telapak tangan kita, tetapi datangnya suatu kesuksesan melalui proses yang berkepanjangan yaitu dengan melewati suatu kesusahan dan kepayahan, tanpa adanya kesusahan dan kepayahan, mustahil kesuksesan bisa diraihnya, tanpa adanya kesusahan tidak akan bisa merasakan arti kenikmatan yang sesungguhnya. Kita semua sadar atas semua itu, hanya saja kenapa kita tidak mau bekerja keras, berpayah-payah, membanting tulang demi tercapainya cita-cita?, rasa kejenuhan (lemahnya irodah) telah berjangkit pada diri kita, keluh kesah selalu menyelimuti dalam tubuh kita, sehingga kita tidak bersemangat dan pasif atas kehidupan ini, dan kita lebih senang mengaduh kepada siapa saja yang kita jumpai atas problem yang kita hadapi, baik itu teman dekat atau tetangga disekeliling kita. Akankah kita terkungkung dengan itu semua?, Justru dengan perintah puasa di bulan suci romadlon inilah kita harus terbangun dan sadar diri dengan itu semua karena nilai yang terkandung dalam romadlon diantaranya adalah sebagai terapi lemahnya irodah (kemauan) dalam diri kita,


Sejenak kita kaji firman Allah SWT yang berbunyi ”....... sebagaimana diwajibkanya atas orang-orang (umat) sebelum kalian. agar kamu bisa menjauhi apa yang telah dilarang Allah, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu.......” Q.S Al Baqoroh 183.
Didalam ayat ini Allah SWT menyebutkan terlebih dahulu dengan ungkapan bahwasanya puasa itu sebetulya suatu perintah lama yang telah diwajibkan bagi mereka-mereka terdahulu sebagai proses upaya mendapatkan suatu kemuliyaan, tentunya ayat ini mengandung isyarat yang terkandung didalamnya berupa ungkapan menyerupakan atau Tasybih perintah puasa dengan orang-orang terdahulu sebagaimana berikut:

1. Al Ihtimam (pentingnya punya perhatian besar) atas perintah ibadah yang bernama puasa ini, karena keberadaan puasa yang telah disyariatkan oleh Allah SWT sejak sebelum umat (Muhammad SAW) tersebut tiada lain dibutuhkanya persiapan yang betul-betul matang baik secara fisik dan mental seseorang, serta kesempurnaan pahala ibadah romadlon akan membangkitkan semangat umat ini untuk menyambutnya secara totalitas. Didalam Biografi Nabi Musa As disebutkan bahwa beliau mendapat kedudukan dan keistimewaan dari Allah SWT prosesnya adalah dengan menjalankan ibadah puasa selama 40 hari, Nabi Isa As dan para pengikut setianya (hawariyyin) yang berjumlah 12 orang, ketika mendapat keistimewaan dari Allah SWT juga prosesnya melalui ibadah puasa, dan orang-orang watsani (penyembah berhala) juga mengakui keberadaan ibadah puasa sebagai jalur mendapatkan keistimewaan, begitu pula bangsa mesir kuna juga melakukan ibadah puasa pada masanya demi kejayaan, ringkasnya bahwasanya puasa adalah suatu warisan yang turun temurun (yang telah diperintahkan) dari nabi ke nabi sebagai proses untuk mendapatkan martabat tinggi dari Allah SWT, setelah kita mengerti akan itu semua, langkah selanjutnya adalah bagaimana kita mempunyai ihtimam (loyalitas) dan mampu membangun kepedulian yang tinggi atas nilai ibadah puasa tersebut?, sehingga Allah SWT mewajibkan kepada kita atas puasa dibulan romadlon adalah bagian dari proses seseorang untuk meraih sukses dalam kehidupannya, maka ibadah romadlon harus kita sambut dan jemput dengan optimal jangan sampai nilai-nilai ibadah puasa ini hanya dimiliki dan diperolah orang-orang terdahulu saja, sebab kita umat islam juga punya kesempatan untuk mendapatkan kemuliyaan tersebut, sehingga amat mulianya bulan tersebut, Allah SWT melipat gandakan pahala bagi mereka yang mau menjalankanya serta keberlangsungan nafahatullah betul-betul tercurah bagi mereka yang mau menyambutnya, Nilai inilah sebagai salah satu terapi seseorang yang patah semangat dan loyo agar tidak kendor dalam ibadah puasa ramadlon, tidak merasa berat menjalankanya, apalagi bermalas-malasan, yang karena ketidak tahuan akan pentingnya nilai romadlon. Seseorang yang tidak punya loyalitas yang tinggi ini terkadang bisa mengantarkan seseorang dalam menjalankan ibadah merasa terbebani serta merasa malas dan berat beribadah.

2. Memberikan kemudahan (Tahwin fil Ibadah) dalam menjalankan ibadah bagi para pemeluknya (Al Mukallafin) agar mereka tidak meresa berat, karena ibadah puasa itu sendiri adalah amaliyah yang terkait antara hamba dengan Al-Kholiq semata, sebagaimana di Firmankan dalam hadits Qudsy ”...Bahwasanya puasa adalah bagianku dan aku (Allah) sendiri yang akan memberi balasanya”. Karenanya jika seseorang berbohong tetkala tidak menjalankan ibadah puasa, maka tak ada seorangpun yang mengetahuinya atas kebohongan tersebut, hanyalah Allah SWT semata yang Maha mengetahui, dan Allah SWT maha mengetahui akan kemampuan masing-masing hambanya dalam menjalankan perintah tetkala diwajibkanya berpuasa, disisi lain kemudahan dan keringanan (rukhsho) juga diberikan kepada mereka yang betul-betul tidak kuasa dalam menjalankan puasa entah karena sakit atau karena bepergian. Puasa akan terasa lebih berat bagi mereka yang tidak mempunyai keinginan kuat berpuasa (lemahnya irodah) dan lebih mendahulukan serta menuruti hawa nafsunya daripada kebaikan yang akan didapatnya tetkala ia mau menjalankan ibadah puasa. makna ini dikuatkan (tersirat) didalam Firman-Nya ”.....dalam beberapa hari tertentu”. bahwasanya puasa ini hanya sesaat, Cuma 30 hari tidak lebih dari itu, kalau dibandingkan dengan kenikmatan dalam setahun yang diberikan Allah SWT depada kita semua, tentunya ibadah puasa romadlon itu tidak seberapa, maka kita selaku umat islam harus kuat dan sukses dalam menjalankanya. Serta bersyukur atas perintah ibadah puasa ini Sebagai awal menggali potensi diri untuk meraih sukses dunia dan aherat

3. Mengobarkan semangat dan tekat bulat (Azimah) untuk melakukan ibadah ini dengan segala kemampuan yang dimiliki, sehingga mereka tidak teledor menjalankanya dan sebaliknya mereka mengembil ibadah ini dengan kekuatan melebihi apa yang telah dilakukan oleh umat-umat terdahulu dalam meraih prestasinya..

Wallahu A’lam

0 komentar: