Marhaban Ya Ramadhan

Marhaban Yaa Ramadlon
Jud Lana Bil Ghufron
Edisi 221 Bulan Sya’ban 1428H

Selamt datang wahai bulan Ramadlon.............
Selamat datang wahai bulan Ramadlon...........
Selamat datang wahai bulan Ramadlon...........
Berikanlah kami Yaa Allah kemurahan pengampunan dosa
Kalimat Tahniah (ungkapan luapan kebahagiaan datangnya bulan suci ramdlon) telah menjadi tradisi (kebiasaan) orang-orang sholeh Hadromaut Yaman untuk menyongsong datangnya bulan yang mulia dan penuh barokah dengan suka cita pertanda akan adanya rasa optimisme meraih kemuliyaan dibulan suci ramadlon. Dan tidak terasa sebentar lagi kita akan memasuki bulan tersebut.
Ramadlon, bulan yang penuh hari-harinya kita diwajibkan untuk berpuasa adalah bulan yang diberkahi, bulan kebaikan, ibadah puasa bukanlah kesia-siaan, puasa merupakan penolong yang akan menyelamatkan kita para pelakunya dari pedihnya siksa hari kiamat kelak, untuk itu selayaknya kita mengerti akan esensi puasa agar bisa meraih kesuksesan dalam romadlon yang telah diwajibkan ini. Janganlah bersikap bodoh dengan menghambur-hamburkan uang dan tenaga untuk sesuatu yang tidak berguna, jangan habiskan waktu dibulan romadlon yang mulia ini hanya untuk gunjingan dan perdebatan. Sejauh ini kalau kita mengkaji al Qur’an baik kandungan ayat-ayatnya serta hikmah yang ada didalamnya, maka tidak akan ada bosan serta henti-hentinya dalam mengkaji wahyu ilahi ini, seraya seakan tidak ada sesuatu yang basi didalamnya serta untuk diperdengarkan dan dikajinya apa yang ada dalam Al Qur’an, sebagaimana di sebutkan dalam hikmah ”bahwasanya turunya al Quran (hikmah serta perintahnya) itu abadi selamanya padahal Alqur’an sendiri sudah tidak akan diturunkan kembali dimuka bumi(bentuk fisiknya).

Tujuan dalam pen-Tasybihan.

Dalam sebuah syair disebutkan ”Berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian, sakit-sakit dahulu, susah-susah dahulu baru kemudian bersenang-senang”. Adalah suatu ungkapan atas mahalnya suatu kesuksesan, dimana sebuah kesuksesan itu tidak akan datang serta-merta seperti mudahnya membalikan telapak tangan kita, tetapi datangnya suatu kesuksesan melalui proses yang berkepanjangan yaitu dengan melewati suatu kesusahan dan kepayahan, tanpa adanya kesusahan dan kepayahan, mustahil kesuksesan bisa diraihnya, tanpa adanya kesusahan tidak akan bisa merasakan arti kenikmatan yang sesungguhnya. Kita semua sadar atas semua itu, hanya saja kenapa kita tidak mau bekerja keras, berpayah-payah, membanting tulang demi tercapainya cita-cita?, rasa kejenuhan (lemahnya irodah) telah berjangkit pada diri kita, keluh kesah selalu menyelimuti dalam tubuh kita, sehingga kita tidak bersemangat dan pasif atas kehidupan ini, dan kita lebih senang mengaduh kepada siapa saja yang kita jumpai atas problem yang kita hadapi, baik itu teman dekat atau tetangga disekeliling kita. Akankah kita terkungkung dengan itu semua?, Justru dengan perintah puasa di bulan suci romadlon inilah kita harus terbangun dan sadar diri dengan itu semua karena nilai yang terkandung dalam romadlon diantaranya adalah sebagai terapi lemahnya irodah (kemauan) dalam diri kita,


Sejenak kita kaji firman Allah SWT yang berbunyi ”....... sebagaimana diwajibkanya atas orang-orang (umat) sebelum kalian. agar kamu bisa menjauhi apa yang telah dilarang Allah, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu.......” Q.S Al Baqoroh 183.
Didalam ayat ini Allah SWT menyebutkan terlebih dahulu dengan ungkapan bahwasanya puasa itu sebetulya suatu perintah lama yang telah diwajibkan bagi mereka-mereka terdahulu sebagai proses upaya mendapatkan suatu kemuliyaan, tentunya ayat ini mengandung isyarat yang terkandung didalamnya berupa ungkapan menyerupakan atau Tasybih perintah puasa dengan orang-orang terdahulu sebagaimana berikut:

1. Al Ihtimam (pentingnya punya perhatian besar) atas perintah ibadah yang bernama puasa ini, karena keberadaan puasa yang telah disyariatkan oleh Allah SWT sejak sebelum umat (Muhammad SAW) tersebut tiada lain dibutuhkanya persiapan yang betul-betul matang baik secara fisik dan mental seseorang, serta kesempurnaan pahala ibadah romadlon akan membangkitkan semangat umat ini untuk menyambutnya secara totalitas. Didalam Biografi Nabi Musa As disebutkan bahwa beliau mendapat kedudukan dan keistimewaan dari Allah SWT prosesnya adalah dengan menjalankan ibadah puasa selama 40 hari, Nabi Isa As dan para pengikut setianya (hawariyyin) yang berjumlah 12 orang, ketika mendapat keistimewaan dari Allah SWT juga prosesnya melalui ibadah puasa, dan orang-orang watsani (penyembah berhala) juga mengakui keberadaan ibadah puasa sebagai jalur mendapatkan keistimewaan, begitu pula bangsa mesir kuna juga melakukan ibadah puasa pada masanya demi kejayaan, ringkasnya bahwasanya puasa adalah suatu warisan yang turun temurun (yang telah diperintahkan) dari nabi ke nabi sebagai proses untuk mendapatkan martabat tinggi dari Allah SWT, setelah kita mengerti akan itu semua, langkah selanjutnya adalah bagaimana kita mempunyai ihtimam (loyalitas) dan mampu membangun kepedulian yang tinggi atas nilai ibadah puasa tersebut?, sehingga Allah SWT mewajibkan kepada kita atas puasa dibulan romadlon adalah bagian dari proses seseorang untuk meraih sukses dalam kehidupannya, maka ibadah romadlon harus kita sambut dan jemput dengan optimal jangan sampai nilai-nilai ibadah puasa ini hanya dimiliki dan diperolah orang-orang terdahulu saja, sebab kita umat islam juga punya kesempatan untuk mendapatkan kemuliyaan tersebut, sehingga amat mulianya bulan tersebut, Allah SWT melipat gandakan pahala bagi mereka yang mau menjalankanya serta keberlangsungan nafahatullah betul-betul tercurah bagi mereka yang mau menyambutnya, Nilai inilah sebagai salah satu terapi seseorang yang patah semangat dan loyo agar tidak kendor dalam ibadah puasa ramadlon, tidak merasa berat menjalankanya, apalagi bermalas-malasan, yang karena ketidak tahuan akan pentingnya nilai romadlon. Seseorang yang tidak punya loyalitas yang tinggi ini terkadang bisa mengantarkan seseorang dalam menjalankan ibadah merasa terbebani serta merasa malas dan berat beribadah.

2. Memberikan kemudahan (Tahwin fil Ibadah) dalam menjalankan ibadah bagi para pemeluknya (Al Mukallafin) agar mereka tidak meresa berat, karena ibadah puasa itu sendiri adalah amaliyah yang terkait antara hamba dengan Al-Kholiq semata, sebagaimana di Firmankan dalam hadits Qudsy ”...Bahwasanya puasa adalah bagianku dan aku (Allah) sendiri yang akan memberi balasanya”. Karenanya jika seseorang berbohong tetkala tidak menjalankan ibadah puasa, maka tak ada seorangpun yang mengetahuinya atas kebohongan tersebut, hanyalah Allah SWT semata yang Maha mengetahui, dan Allah SWT maha mengetahui akan kemampuan masing-masing hambanya dalam menjalankan perintah tetkala diwajibkanya berpuasa, disisi lain kemudahan dan keringanan (rukhsho) juga diberikan kepada mereka yang betul-betul tidak kuasa dalam menjalankan puasa entah karena sakit atau karena bepergian. Puasa akan terasa lebih berat bagi mereka yang tidak mempunyai keinginan kuat berpuasa (lemahnya irodah) dan lebih mendahulukan serta menuruti hawa nafsunya daripada kebaikan yang akan didapatnya tetkala ia mau menjalankan ibadah puasa. makna ini dikuatkan (tersirat) didalam Firman-Nya ”.....dalam beberapa hari tertentu”. bahwasanya puasa ini hanya sesaat, Cuma 30 hari tidak lebih dari itu, kalau dibandingkan dengan kenikmatan dalam setahun yang diberikan Allah SWT depada kita semua, tentunya ibadah puasa romadlon itu tidak seberapa, maka kita selaku umat islam harus kuat dan sukses dalam menjalankanya. Serta bersyukur atas perintah ibadah puasa ini Sebagai awal menggali potensi diri untuk meraih sukses dunia dan aherat

3. Mengobarkan semangat dan tekat bulat (Azimah) untuk melakukan ibadah ini dengan segala kemampuan yang dimiliki, sehingga mereka tidak teledor menjalankanya dan sebaliknya mereka mengembil ibadah ini dengan kekuatan melebihi apa yang telah dilakukan oleh umat-umat terdahulu dalam meraih prestasinya..

Wallahu A’lam

Marhaban Ya Ramadhan

Marhaban Yaa Ramadlon
Jud Lana Bil Ghufron
Edisi 221 Bulan Sya’ban 1428H

Selamt datang wahai bulan Ramadlon.............
Selamat datang wahai bulan Ramadlon...........
Selamat datang wahai bulan Ramadlon...........
Berikanlah kami Yaa Allah kemurahan pengampunan dosa
Kalimat Tahniah (ungkapan luapan kebahagiaan datangnya bulan suci ramdlon) telah menjadi tradisi (kebiasaan) orang-orang sholeh Hadromaut Yaman untuk menyongsong datangnya bulan yang mulia dan penuh barokah dengan suka cita pertanda akan adanya rasa optimisme meraih kemuliyaan dibulan suci ramadlon. Dan tidak terasa sebentar lagi kita akan memasuki bulan tersebut.
Ramadlon, bulan yang penuh hari-harinya kita diwajibkan untuk berpuasa adalah bulan yang diberkahi, bulan kebaikan, ibadah puasa bukanlah kesia-siaan, puasa merupakan penolong yang akan menyelamatkan kita para pelakunya dari pedihnya siksa hari kiamat kelak, untuk itu selayaknya kita mengerti akan esensi puasa agar bisa meraih kesuksesan dalam romadlon yang telah diwajibkan ini. Janganlah bersikap bodoh dengan menghambur-hamburkan uang dan tenaga untuk sesuatu yang tidak berguna, jangan habiskan waktu dibulan romadlon yang mulia ini hanya untuk gunjingan dan perdebatan. Sejauh ini kalau kita mengkaji al Qur’an baik kandungan ayat-ayatnya serta hikmah yang ada didalamnya, maka tidak akan ada bosan serta henti-hentinya dalam mengkaji wahyu ilahi ini, seraya seakan tidak ada sesuatu yang basi didalamnya serta untuk diperdengarkan dan dikajinya apa yang ada dalam Al Qur’an, sebagaimana di sebutkan dalam hikmah ”bahwasanya turunya al Quran (hikmah serta perintahnya) itu abadi selamanya padahal Alqur’an sendiri sudah tidak akan diturunkan kembali dimuka bumi(bentuk fisiknya).

Tujuan dalam pen-Tasybihan.

Dalam sebuah syair disebutkan ”Berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian, sakit-sakit dahulu, susah-susah dahulu baru kemudian bersenang-senang”. Adalah suatu ungkapan atas mahalnya suatu kesuksesan, dimana sebuah kesuksesan itu tidak akan datang serta-merta seperti mudahnya membalikan telapak tangan kita, tetapi datangnya suatu kesuksesan melalui proses yang berkepanjangan yaitu dengan melewati suatu kesusahan dan kepayahan, tanpa adanya kesusahan dan kepayahan, mustahil kesuksesan bisa diraihnya, tanpa adanya kesusahan tidak akan bisa merasakan arti kenikmatan yang sesungguhnya. Kita semua sadar atas semua itu, hanya saja kenapa kita tidak mau bekerja keras, berpayah-payah, membanting tulang demi tercapainya cita-cita?, rasa kejenuhan (lemahnya irodah) telah berjangkit pada diri kita, keluh kesah selalu menyelimuti dalam tubuh kita, sehingga kita tidak bersemangat dan pasif atas kehidupan ini, dan kita lebih senang mengaduh kepada siapa saja yang kita jumpai atas problem yang kita hadapi, baik itu teman dekat atau tetangga disekeliling kita. Akankah kita terkungkung dengan itu semua?, Justru dengan perintah puasa di bulan suci romadlon inilah kita harus terbangun dan sadar diri dengan itu semua karena nilai yang terkandung dalam romadlon diantaranya adalah sebagai terapi lemahnya irodah (kemauan) dalam diri kita,


Sejenak kita kaji firman Allah SWT yang berbunyi ”....... sebagaimana diwajibkanya atas orang-orang (umat) sebelum kalian. agar kamu bisa menjauhi apa yang telah dilarang Allah, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu.......” Q.S Al Baqoroh 183.
Didalam ayat ini Allah SWT menyebutkan terlebih dahulu dengan ungkapan bahwasanya puasa itu sebetulya suatu perintah lama yang telah diwajibkan bagi mereka-mereka terdahulu sebagai proses upaya mendapatkan suatu kemuliyaan, tentunya ayat ini mengandung isyarat yang terkandung didalamnya berupa ungkapan menyerupakan atau Tasybih perintah puasa dengan orang-orang terdahulu sebagaimana berikut:

1. Al Ihtimam (pentingnya punya perhatian besar) atas perintah ibadah yang bernama puasa ini, karena keberadaan puasa yang telah disyariatkan oleh Allah SWT sejak sebelum umat (Muhammad SAW) tersebut tiada lain dibutuhkanya persiapan yang betul-betul matang baik secara fisik dan mental seseorang, serta kesempurnaan pahala ibadah romadlon akan membangkitkan semangat umat ini untuk menyambutnya secara totalitas. Didalam Biografi Nabi Musa As disebutkan bahwa beliau mendapat kedudukan dan keistimewaan dari Allah SWT prosesnya adalah dengan menjalankan ibadah puasa selama 40 hari, Nabi Isa As dan para pengikut setianya (hawariyyin) yang berjumlah 12 orang, ketika mendapat keistimewaan dari Allah SWT juga prosesnya melalui ibadah puasa, dan orang-orang watsani (penyembah berhala) juga mengakui keberadaan ibadah puasa sebagai jalur mendapatkan keistimewaan, begitu pula bangsa mesir kuna juga melakukan ibadah puasa pada masanya demi kejayaan, ringkasnya bahwasanya puasa adalah suatu warisan yang turun temurun (yang telah diperintahkan) dari nabi ke nabi sebagai proses untuk mendapatkan martabat tinggi dari Allah SWT, setelah kita mengerti akan itu semua, langkah selanjutnya adalah bagaimana kita mempunyai ihtimam (loyalitas) dan mampu membangun kepedulian yang tinggi atas nilai ibadah puasa tersebut?, sehingga Allah SWT mewajibkan kepada kita atas puasa dibulan romadlon adalah bagian dari proses seseorang untuk meraih sukses dalam kehidupannya, maka ibadah romadlon harus kita sambut dan jemput dengan optimal jangan sampai nilai-nilai ibadah puasa ini hanya dimiliki dan diperolah orang-orang terdahulu saja, sebab kita umat islam juga punya kesempatan untuk mendapatkan kemuliyaan tersebut, sehingga amat mulianya bulan tersebut, Allah SWT melipat gandakan pahala bagi mereka yang mau menjalankanya serta keberlangsungan nafahatullah betul-betul tercurah bagi mereka yang mau menyambutnya, Nilai inilah sebagai salah satu terapi seseorang yang patah semangat dan loyo agar tidak kendor dalam ibadah puasa ramadlon, tidak merasa berat menjalankanya, apalagi bermalas-malasan, yang karena ketidak tahuan akan pentingnya nilai romadlon. Seseorang yang tidak punya loyalitas yang tinggi ini terkadang bisa mengantarkan seseorang dalam menjalankan ibadah merasa terbebani serta merasa malas dan berat beribadah.

2. Memberikan kemudahan (Tahwin fil Ibadah) dalam menjalankan ibadah bagi para pemeluknya (Al Mukallafin) agar mereka tidak meresa berat, karena ibadah puasa itu sendiri adalah amaliyah yang terkait antara hamba dengan Al-Kholiq semata, sebagaimana di Firmankan dalam hadits Qudsy ”...Bahwasanya puasa adalah bagianku dan aku (Allah) sendiri yang akan memberi balasanya”. Karenanya jika seseorang berbohong tetkala tidak menjalankan ibadah puasa, maka tak ada seorangpun yang mengetahuinya atas kebohongan tersebut, hanyalah Allah SWT semata yang Maha mengetahui, dan Allah SWT maha mengetahui akan kemampuan masing-masing hambanya dalam menjalankan perintah tetkala diwajibkanya berpuasa, disisi lain kemudahan dan keringanan (rukhsho) juga diberikan kepada mereka yang betul-betul tidak kuasa dalam menjalankan puasa entah karena sakit atau karena bepergian. Puasa akan terasa lebih berat bagi mereka yang tidak mempunyai keinginan kuat berpuasa (lemahnya irodah) dan lebih mendahulukan serta menuruti hawa nafsunya daripada kebaikan yang akan didapatnya tetkala ia mau menjalankan ibadah puasa. makna ini dikuatkan (tersirat) didalam Firman-Nya ”.....dalam beberapa hari tertentu”. bahwasanya puasa ini hanya sesaat, Cuma 30 hari tidak lebih dari itu, kalau dibandingkan dengan kenikmatan dalam setahun yang diberikan Allah SWT depada kita semua, tentunya ibadah puasa romadlon itu tidak seberapa, maka kita selaku umat islam harus kuat dan sukses dalam menjalankanya. Serta bersyukur atas perintah ibadah puasa ini Sebagai awal menggali potensi diri untuk meraih sukses dunia dan aherat

3. Mengobarkan semangat dan tekat bulat (Azimah) untuk melakukan ibadah ini dengan segala kemampuan yang dimiliki, sehingga mereka tidak teledor menjalankanya dan sebaliknya mereka mengembil ibadah ini dengan kekuatan melebihi apa yang telah dilakukan oleh umat-umat terdahulu dalam meraih prestasinya..

Wallahu A’lam

Marhaban Ya Ramadhan

Marhaban Yaa Ramadlon
Jud Lana Bil Ghufron
Edisi 221 Bulan Sya’ban 1428H

Selamt datang wahai bulan Ramadlon.............
Selamat datang wahai bulan Ramadlon...........
Selamat datang wahai bulan Ramadlon...........
Berikanlah kami Yaa Allah kemurahan pengampunan dosa
Kalimat Tahniah (ungkapan luapan kebahagiaan datangnya bulan suci ramdlon) telah menjadi tradisi (kebiasaan) orang-orang sholeh Hadromaut Yaman untuk menyongsong datangnya bulan yang mulia dan penuh barokah dengan suka cita pertanda akan adanya rasa optimisme meraih kemuliyaan dibulan suci ramadlon. Dan tidak terasa sebentar lagi kita akan memasuki bulan tersebut.
Ramadlon, bulan yang penuh hari-harinya kita diwajibkan untuk berpuasa adalah bulan yang diberkahi, bulan kebaikan, ibadah puasa bukanlah kesia-siaan, puasa merupakan penolong yang akan menyelamatkan kita para pelakunya dari pedihnya siksa hari kiamat kelak, untuk itu selayaknya kita mengerti akan esensi puasa agar bisa meraih kesuksesan dalam romadlon yang telah diwajibkan ini. Janganlah bersikap bodoh dengan menghambur-hamburkan uang dan tenaga untuk sesuatu yang tidak berguna, jangan habiskan waktu dibulan romadlon yang mulia ini hanya untuk gunjingan dan perdebatan. Sejauh ini kalau kita mengkaji al Qur’an baik kandungan ayat-ayatnya serta hikmah yang ada didalamnya, maka tidak akan ada bosan serta henti-hentinya dalam mengkaji wahyu ilahi ini, seraya seakan tidak ada sesuatu yang basi didalamnya serta untuk diperdengarkan dan dikajinya apa yang ada dalam Al Qur’an, sebagaimana di sebutkan dalam hikmah ”bahwasanya turunya al Quran (hikmah serta perintahnya) itu abadi selamanya padahal Alqur’an sendiri sudah tidak akan diturunkan kembali dimuka bumi(bentuk fisiknya).

Tujuan dalam pen-Tasybihan.

Dalam sebuah syair disebutkan ”Berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian, sakit-sakit dahulu, susah-susah dahulu baru kemudian bersenang-senang”. Adalah suatu ungkapan atas mahalnya suatu kesuksesan, dimana sebuah kesuksesan itu tidak akan datang serta-merta seperti mudahnya membalikan telapak tangan kita, tetapi datangnya suatu kesuksesan melalui proses yang berkepanjangan yaitu dengan melewati suatu kesusahan dan kepayahan, tanpa adanya kesusahan dan kepayahan, mustahil kesuksesan bisa diraihnya, tanpa adanya kesusahan tidak akan bisa merasakan arti kenikmatan yang sesungguhnya. Kita semua sadar atas semua itu, hanya saja kenapa kita tidak mau bekerja keras, berpayah-payah, membanting tulang demi tercapainya cita-cita?, rasa kejenuhan (lemahnya irodah) telah berjangkit pada diri kita, keluh kesah selalu menyelimuti dalam tubuh kita, sehingga kita tidak bersemangat dan pasif atas kehidupan ini, dan kita lebih senang mengaduh kepada siapa saja yang kita jumpai atas problem yang kita hadapi, baik itu teman dekat atau tetangga disekeliling kita. Akankah kita terkungkung dengan itu semua?, Justru dengan perintah puasa di bulan suci romadlon inilah kita harus terbangun dan sadar diri dengan itu semua karena nilai yang terkandung dalam romadlon diantaranya adalah sebagai terapi lemahnya irodah (kemauan) dalam diri kita,


Sejenak kita kaji firman Allah SWT yang berbunyi ”....... sebagaimana diwajibkanya atas orang-orang (umat) sebelum kalian. agar kamu bisa menjauhi apa yang telah dilarang Allah, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu.......” Q.S Al Baqoroh 183.
Didalam ayat ini Allah SWT menyebutkan terlebih dahulu dengan ungkapan bahwasanya puasa itu sebetulya suatu perintah lama yang telah diwajibkan bagi mereka-mereka terdahulu sebagai proses upaya mendapatkan suatu kemuliyaan, tentunya ayat ini mengandung isyarat yang terkandung didalamnya berupa ungkapan menyerupakan atau Tasybih perintah puasa dengan orang-orang terdahulu sebagaimana berikut:

1. Al Ihtimam (pentingnya punya perhatian besar) atas perintah ibadah yang bernama puasa ini, karena keberadaan puasa yang telah disyariatkan oleh Allah SWT sejak sebelum umat (Muhammad SAW) tersebut tiada lain dibutuhkanya persiapan yang betul-betul matang baik secara fisik dan mental seseorang, serta kesempurnaan pahala ibadah romadlon akan membangkitkan semangat umat ini untuk menyambutnya secara totalitas. Didalam Biografi Nabi Musa As disebutkan bahwa beliau mendapat kedudukan dan keistimewaan dari Allah SWT prosesnya adalah dengan menjalankan ibadah puasa selama 40 hari, Nabi Isa As dan para pengikut setianya (hawariyyin) yang berjumlah 12 orang, ketika mendapat keistimewaan dari Allah SWT juga prosesnya melalui ibadah puasa, dan orang-orang watsani (penyembah berhala) juga mengakui keberadaan ibadah puasa sebagai jalur mendapatkan keistimewaan, begitu pula bangsa mesir kuna juga melakukan ibadah puasa pada masanya demi kejayaan, ringkasnya bahwasanya puasa adalah suatu warisan yang turun temurun (yang telah diperintahkan) dari nabi ke nabi sebagai proses untuk mendapatkan martabat tinggi dari Allah SWT, setelah kita mengerti akan itu semua, langkah selanjutnya adalah bagaimana kita mempunyai ihtimam (loyalitas) dan mampu membangun kepedulian yang tinggi atas nilai ibadah puasa tersebut?, sehingga Allah SWT mewajibkan kepada kita atas puasa dibulan romadlon adalah bagian dari proses seseorang untuk meraih sukses dalam kehidupannya, maka ibadah romadlon harus kita sambut dan jemput dengan optimal jangan sampai nilai-nilai ibadah puasa ini hanya dimiliki dan diperolah orang-orang terdahulu saja, sebab kita umat islam juga punya kesempatan untuk mendapatkan kemuliyaan tersebut, sehingga amat mulianya bulan tersebut, Allah SWT melipat gandakan pahala bagi mereka yang mau menjalankanya serta keberlangsungan nafahatullah betul-betul tercurah bagi mereka yang mau menyambutnya, Nilai inilah sebagai salah satu terapi seseorang yang patah semangat dan loyo agar tidak kendor dalam ibadah puasa ramadlon, tidak merasa berat menjalankanya, apalagi bermalas-malasan, yang karena ketidak tahuan akan pentingnya nilai romadlon. Seseorang yang tidak punya loyalitas yang tinggi ini terkadang bisa mengantarkan seseorang dalam menjalankan ibadah merasa terbebani serta merasa malas dan berat beribadah.

2. Memberikan kemudahan (Tahwin fil Ibadah) dalam menjalankan ibadah bagi para pemeluknya (Al Mukallafin) agar mereka tidak meresa berat, karena ibadah puasa itu sendiri adalah amaliyah yang terkait antara hamba dengan Al-Kholiq semata, sebagaimana di Firmankan dalam hadits Qudsy ”...Bahwasanya puasa adalah bagianku dan aku (Allah) sendiri yang akan memberi balasanya”. Karenanya jika seseorang berbohong tetkala tidak menjalankan ibadah puasa, maka tak ada seorangpun yang mengetahuinya atas kebohongan tersebut, hanyalah Allah SWT semata yang Maha mengetahui, dan Allah SWT maha mengetahui akan kemampuan masing-masing hambanya dalam menjalankan perintah tetkala diwajibkanya berpuasa, disisi lain kemudahan dan keringanan (rukhsho) juga diberikan kepada mereka yang betul-betul tidak kuasa dalam menjalankan puasa entah karena sakit atau karena bepergian. Puasa akan terasa lebih berat bagi mereka yang tidak mempunyai keinginan kuat berpuasa (lemahnya irodah) dan lebih mendahulukan serta menuruti hawa nafsunya daripada kebaikan yang akan didapatnya tetkala ia mau menjalankan ibadah puasa. makna ini dikuatkan (tersirat) didalam Firman-Nya ”.....dalam beberapa hari tertentu”. bahwasanya puasa ini hanya sesaat, Cuma 30 hari tidak lebih dari itu, kalau dibandingkan dengan kenikmatan dalam setahun yang diberikan Allah SWT depada kita semua, tentunya ibadah puasa romadlon itu tidak seberapa, maka kita selaku umat islam harus kuat dan sukses dalam menjalankanya. Serta bersyukur atas perintah ibadah puasa ini Sebagai awal menggali potensi diri untuk meraih sukses dunia dan aherat

3. Mengobarkan semangat dan tekat bulat (Azimah) untuk melakukan ibadah ini dengan segala kemampuan yang dimiliki, sehingga mereka tidak teledor menjalankanya dan sebaliknya mereka mengembil ibadah ini dengan kekuatan melebihi apa yang telah dilakukan oleh umat-umat terdahulu dalam meraih prestasinya..

Wallahu A’lam

Tausiyah Abi Ihya' versi audio online

Tausiyah abi ini masih dalam tahap percobaan mungkin ntar bisa di masukan ke blog kita atau web al-haromain ataupun punya kabar pujon.
Tausiyah ini waktu di yogyakarta.

coba silahkan cek disini

atupun bisa langsung dengan mengklik navigasi video kegiatan disamping

Fasilitas playlist

Alhamdulillah telah terisi juga fasilitas playlist ini, namun untuk isi, kami mohon maaf karena kualitas suara kurang dari sempurna..
untuk memainkannya antum tinggal tekan tombol play.

jazzakallah...

Kegiatan Ramadhan di PPMIC Alawiyah


utnuk lebih lengkapnya silahkan klik disini

Munafik

al i'tishom edisi 215


“Tanda-tanda seorang munafik diantaranya ada tiga 1. Apabila berkata ia berbohong, 2.Apabila ia berjanji selalu mengingkari. 3. apabila ia dipercaya berhianat”.H.R. Muslim


Bukanlah suatu perkara yang mudah untuk menghadapi manusia yang memiliki sifat munafik, sejarah pernah memaparkan da’wah rosulullah SAW telah bebarpa kali mendapatkan tantangan yang dilakukan oleh orang-orang munafik. Mereka ini diketuai oleh Abdullah bin Ubai bin Salul. Diantara kejahatan Abdullah bin Ubai bin Salul adalah pernah menyebarkan fitnah terhadapa Aisyah Ummul Mukminin ketika itu Aisyah telah tertinggal oleh rombongan kafilah yang hendak pulang ke Madinah, lalu ditemani oleh Shofwan bin Mu’attal yang pada waktu itu bertugas sebagai Mufattis (peronda untuk memastikan tidak ada seorangpun yang ketinggalan) Sayyidatna Aisyah kemudian diantar pulang namun kesempatan ini diambil kesempatan oleh orang-orang munafik untuk memfitnahnya, fitnah ini merupakan ujian yang amat berat bagi Sayyidatna Aisyah dan fitnah ini tidak dapat dihentikan karena orang-oarang munafik telah menyebarkanya. walaupun fitnah ini sukar dibuktikan tetapi sukar juga dinafikan, ahirnya Allah SWT menurunkan wahyu dan membersihkan Sayyidatna Aisyah dari fitnah tersebut hingga tidak ada dihati para sahabat yang berprasangka tidak baik kepada Sayyidatna Aisyah. Peristiwa ini menunjukan betapa sukarnya untuk menghadapi fitnah orang-orang munafik. Sifat-sifat orang munafik terlalu banyak dan ada diantaranya yang sangat halus sehingga memungkinkan seorang Muslim tidak bisa bebas darinya . Sering terjadi campur aduk antara kekafiran dan keimanan yang senantiasa berbolak-balik dalam jiwa seseorang, apabila ini terjadi pada seseorang maka orang tersebut dapat disifati sebagai “orang yang mempunyai tanda-tanda kemunafikan” oleh karena itu para sahabat sangat mengkhawatirkan dengan tanda-tanda munafik yang mungkin terselip dalam hati mereka. Lalu bagaimana dengan hati kita?... akankah hinggap kemunafikan dihati kita?....

Hanya dengan bersandar kepada Al Quran dan Sunnah rosul SAW kita akan dapat mengetahui rahasia tipuan mereka serta cara menghadapi orang-orang munafik.

Al Qur’an tentang orang munafik

Allah SWT menuturkan karakteristik utama munafik dengan jelas dalam firmaNya “Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman mereka mengatakan “Kami telah beriman”, dan apabila mereka kembali kepada syetan-syetan mereka, mereka mengatakan “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok”. Q.S Al Baqoroh 14

Sedangkan sifat –sifat khas orang munafik dijelaskan dalam Al Qur’an

1.Menuduh bodoh kepada orang yang beriman.

Allah SWT berfirman “Apabila dikatakan orang kepada mereka “Berimanlah kamu sebagaimana manusia yang telah beriman, mereka berkata “Akan berimankah kami sebgaiamana orang-orang bodoh yang telah beriman?. Ketahuilah sesungguhnya mereka itulah yang sebenarnya bodoh tetapi merak tidak mengetahui” Q.S. Al Baqoroh 13

Setiap kali ada orang yang ingin mengamalkan hukum islam mereka akan menuduh bahwa ia kolot, konservatif, atau ketinggalan zaman. sekiranya ada diantara mereka yang ingin meninggalkan riba dalam pembelian mereka telah dituduh bodoh dan menjalani perniagaan yang tidak menguntungkan. Dan sekiranya mereka menjaga batas-batas syariat dalam pergaulan mereka dituduh sebagai penghalang kemajuan dan lain sebagainya

2. Menyeru mungkar dan melarang ma’ruf

Allah SWT berfirman “Orang munafik laki-laki dan orang munafik perempuan sebagian dengan sebagian yang lainya adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang membuat kebajikan, mereka menggenggam tanyan (bakhil) mereka lupa akan Allah SWT oleh yang demikian itu Allah melupakan mereka pula, sesunguhnya orang-orang munafik itulah orang yang fasik “. Q.S. At Taibah 67

3. keras kepala, bangga atas dosa

Allah SWT berfirman “Apabila dikatakan kepadanya “Takutlah kepada Allah”, Kesombongan menjadikan dia berbuat dosa. Maka cukuplah api neraka untuk balasanya dan adalah api neraka itu seburuk-buruk tempat tinggal”. Q.S Al Baqoroh 206

Orang munafik sangat sukar untuk diberi keinsafan mereka rela mati demi mempertahankan kebathilan yang mereka sembunyikan, sejarah telah menceritakan bagaiman Abdullah bin Ubai bin Salul telah terperangkap beberapa kali dalam lubang yang digalinya sendiri tetapi tetap saja tidak insaf dan selurh umurnya dipergunakan untuk menentang islam.

4. Membantu kekafiran dan khianat akan keimanan

Allah SWT berfirman “Kabarkan kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapatkan siksasan yang pedih yaitu mereka yang mengambil orang-orang kafir menjadai teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin, apakah mereka mencari kekuatan disisi orang kafir itu?, yaitu orang-orang yang menunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin), maka jika terjadi bagimu akan kemenangan dari Allah, mereka berkata “Bukankah kami turut berperang beserta kamu?, dan jika orang-orang kafir mendapat keuntungan (kemenangan) mereka mengatakan “Bukankah kami turut memenangkan kemenangan dan membela kamu dari pada orang-orang mukmin?, maka Allah akan memberi keputusan diantara kamu dihari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman”. Q.S. An Nisa’ 138-141

5. Penipu, riak dan malas

Allah SWT berfirman “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka jika mereka berdiri mengerjakan sholat mereka berdiri dengan malas serta riak (ingin dipuji) kepada manusia. Tiadalah mereka itu mengintai Allah kecuali sedikit , mereka itu didalam keraguan antar kafir dengan iman”. Q.S. An Nisa’ 142-143

6, Pengumbar sumpah

Allah SWT berfirman “Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai lalu mereka menghalangi manusia dari jalan Allah sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka lakukan”. Q.S. Al Munafikun 2.

Wallahu A’lam


Munafik

al i'tishom edisi 215


“Tanda-tanda seorang munafik diantaranya ada tiga 1. Apabila berkata ia berbohong, 2.Apabila ia berjanji selalu mengingkari. 3. apabila ia dipercaya berhianat”.H.R. Muslim


Bukanlah suatu perkara yang mudah untuk menghadapi manusia yang memiliki sifat munafik, sejarah pernah memaparkan da’wah rosulullah SAW telah bebarpa kali mendapatkan tantangan yang dilakukan oleh orang-orang munafik. Mereka ini diketuai oleh Abdullah bin Ubai bin Salul. Diantara kejahatan Abdullah bin Ubai bin Salul adalah pernah menyebarkan fitnah terhadapa Aisyah Ummul Mukminin ketika itu Aisyah telah tertinggal oleh rombongan kafilah yang hendak pulang ke Madinah, lalu ditemani oleh Shofwan bin Mu’attal yang pada waktu itu bertugas sebagai Mufattis (peronda untuk memastikan tidak ada seorangpun yang ketinggalan) Sayyidatna Aisyah kemudian diantar pulang namun kesempatan ini diambil kesempatan oleh orang-orang munafik untuk memfitnahnya, fitnah ini merupakan ujian yang amat berat bagi Sayyidatna Aisyah dan fitnah ini tidak dapat dihentikan karena orang-oarang munafik telah menyebarkanya. walaupun fitnah ini sukar dibuktikan tetapi sukar juga dinafikan, ahirnya Allah SWT menurunkan wahyu dan membersihkan Sayyidatna Aisyah dari fitnah tersebut hingga tidak ada dihati para sahabat yang berprasangka tidak baik kepada Sayyidatna Aisyah. Peristiwa ini menunjukan betapa sukarnya untuk menghadapi fitnah orang-orang munafik. Sifat-sifat orang munafik terlalu banyak dan ada diantaranya yang sangat halus sehingga memungkinkan seorang Muslim tidak bisa bebas darinya . Sering terjadi campur aduk antara kekafiran dan keimanan yang senantiasa berbolak-balik dalam jiwa seseorang, apabila ini terjadi pada seseorang maka orang tersebut dapat disifati sebagai “orang yang mempunyai tanda-tanda kemunafikan” oleh karena itu para sahabat sangat mengkhawatirkan dengan tanda-tanda munafik yang mungkin terselip dalam hati mereka. Lalu bagaimana dengan hati kita?... akankah hinggap kemunafikan dihati kita?....

Hanya dengan bersandar kepada Al Quran dan Sunnah rosul SAW kita akan dapat mengetahui rahasia tipuan mereka serta cara menghadapi orang-orang munafik.

Al Qur’an tentang orang munafik

Allah SWT menuturkan karakteristik utama munafik dengan jelas dalam firmaNya “Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman mereka mengatakan “Kami telah beriman”, dan apabila mereka kembali kepada syetan-syetan mereka, mereka mengatakan “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok”. Q.S Al Baqoroh 14

Sedangkan sifat –sifat khas orang munafik dijelaskan dalam Al Qur’an

1.Menuduh bodoh kepada orang yang beriman.

Allah SWT berfirman “Apabila dikatakan orang kepada mereka “Berimanlah kamu sebagaimana manusia yang telah beriman, mereka berkata “Akan berimankah kami sebgaiamana orang-orang bodoh yang telah beriman?. Ketahuilah sesungguhnya mereka itulah yang sebenarnya bodoh tetapi merak tidak mengetahui” Q.S. Al Baqoroh 13

Setiap kali ada orang yang ingin mengamalkan hukum islam mereka akan menuduh bahwa ia kolot, konservatif, atau ketinggalan zaman. sekiranya ada diantara mereka yang ingin meninggalkan riba dalam pembelian mereka telah dituduh bodoh dan menjalani perniagaan yang tidak menguntungkan. Dan sekiranya mereka menjaga batas-batas syariat dalam pergaulan mereka dituduh sebagai penghalang kemajuan dan lain sebagainya

2. Menyeru mungkar dan melarang ma’ruf

Allah SWT berfirman “Orang munafik laki-laki dan orang munafik perempuan sebagian dengan sebagian yang lainya adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang membuat kebajikan, mereka menggenggam tanyan (bakhil) mereka lupa akan Allah SWT oleh yang demikian itu Allah melupakan mereka pula, sesunguhnya orang-orang munafik itulah orang yang fasik “. Q.S. At Taibah 67

3. keras kepala, bangga atas dosa

Allah SWT berfirman “Apabila dikatakan kepadanya “Takutlah kepada Allah”, Kesombongan menjadikan dia berbuat dosa. Maka cukuplah api neraka untuk balasanya dan adalah api neraka itu seburuk-buruk tempat tinggal”. Q.S Al Baqoroh 206

Orang munafik sangat sukar untuk diberi keinsafan mereka rela mati demi mempertahankan kebathilan yang mereka sembunyikan, sejarah telah menceritakan bagaiman Abdullah bin Ubai bin Salul telah terperangkap beberapa kali dalam lubang yang digalinya sendiri tetapi tetap saja tidak insaf dan selurh umurnya dipergunakan untuk menentang islam.

4. Membantu kekafiran dan khianat akan keimanan

Allah SWT berfirman “Kabarkan kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapatkan siksasan yang pedih yaitu mereka yang mengambil orang-orang kafir menjadai teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin, apakah mereka mencari kekuatan disisi orang kafir itu?, yaitu orang-orang yang menunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin), maka jika terjadi bagimu akan kemenangan dari Allah, mereka berkata “Bukankah kami turut berperang beserta kamu?, dan jika orang-orang kafir mendapat keuntungan (kemenangan) mereka mengatakan “Bukankah kami turut memenangkan kemenangan dan membela kamu dari pada orang-orang mukmin?, maka Allah akan memberi keputusan diantara kamu dihari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman”. Q.S. An Nisa’ 138-141

5. Penipu, riak dan malas

Allah SWT berfirman “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka jika mereka berdiri mengerjakan sholat mereka berdiri dengan malas serta riak (ingin dipuji) kepada manusia. Tiadalah mereka itu mengintai Allah kecuali sedikit , mereka itu didalam keraguan antar kafir dengan iman”. Q.S. An Nisa’ 142-143

6, Pengumbar sumpah

Allah SWT berfirman “Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai lalu mereka menghalangi manusia dari jalan Allah sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka lakukan”. Q.S. Al Munafikun 2.

Wallahu A’lam


Munafik

al i'tishom edisi 215


“Tanda-tanda seorang munafik diantaranya ada tiga 1. Apabila berkata ia berbohong, 2.Apabila ia berjanji selalu mengingkari. 3. apabila ia dipercaya berhianat”.H.R. Muslim


Bukanlah suatu perkara yang mudah untuk menghadapi manusia yang memiliki sifat munafik, sejarah pernah memaparkan da’wah rosulullah SAW telah bebarpa kali mendapatkan tantangan yang dilakukan oleh orang-orang munafik. Mereka ini diketuai oleh Abdullah bin Ubai bin Salul. Diantara kejahatan Abdullah bin Ubai bin Salul adalah pernah menyebarkan fitnah terhadapa Aisyah Ummul Mukminin ketika itu Aisyah telah tertinggal oleh rombongan kafilah yang hendak pulang ke Madinah, lalu ditemani oleh Shofwan bin Mu’attal yang pada waktu itu bertugas sebagai Mufattis (peronda untuk memastikan tidak ada seorangpun yang ketinggalan) Sayyidatna Aisyah kemudian diantar pulang namun kesempatan ini diambil kesempatan oleh orang-orang munafik untuk memfitnahnya, fitnah ini merupakan ujian yang amat berat bagi Sayyidatna Aisyah dan fitnah ini tidak dapat dihentikan karena orang-oarang munafik telah menyebarkanya. walaupun fitnah ini sukar dibuktikan tetapi sukar juga dinafikan, ahirnya Allah SWT menurunkan wahyu dan membersihkan Sayyidatna Aisyah dari fitnah tersebut hingga tidak ada dihati para sahabat yang berprasangka tidak baik kepada Sayyidatna Aisyah. Peristiwa ini menunjukan betapa sukarnya untuk menghadapi fitnah orang-orang munafik. Sifat-sifat orang munafik terlalu banyak dan ada diantaranya yang sangat halus sehingga memungkinkan seorang Muslim tidak bisa bebas darinya . Sering terjadi campur aduk antara kekafiran dan keimanan yang senantiasa berbolak-balik dalam jiwa seseorang, apabila ini terjadi pada seseorang maka orang tersebut dapat disifati sebagai “orang yang mempunyai tanda-tanda kemunafikan” oleh karena itu para sahabat sangat mengkhawatirkan dengan tanda-tanda munafik yang mungkin terselip dalam hati mereka. Lalu bagaimana dengan hati kita?... akankah hinggap kemunafikan dihati kita?....

Hanya dengan bersandar kepada Al Quran dan Sunnah rosul SAW kita akan dapat mengetahui rahasia tipuan mereka serta cara menghadapi orang-orang munafik.

Al Qur’an tentang orang munafik

Allah SWT menuturkan karakteristik utama munafik dengan jelas dalam firmaNya “Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman mereka mengatakan “Kami telah beriman”, dan apabila mereka kembali kepada syetan-syetan mereka, mereka mengatakan “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok”. Q.S Al Baqoroh 14

Sedangkan sifat –sifat khas orang munafik dijelaskan dalam Al Qur’an

1.Menuduh bodoh kepada orang yang beriman.

Allah SWT berfirman “Apabila dikatakan orang kepada mereka “Berimanlah kamu sebagaimana manusia yang telah beriman, mereka berkata “Akan berimankah kami sebgaiamana orang-orang bodoh yang telah beriman?. Ketahuilah sesungguhnya mereka itulah yang sebenarnya bodoh tetapi merak tidak mengetahui” Q.S. Al Baqoroh 13

Setiap kali ada orang yang ingin mengamalkan hukum islam mereka akan menuduh bahwa ia kolot, konservatif, atau ketinggalan zaman. sekiranya ada diantara mereka yang ingin meninggalkan riba dalam pembelian mereka telah dituduh bodoh dan menjalani perniagaan yang tidak menguntungkan. Dan sekiranya mereka menjaga batas-batas syariat dalam pergaulan mereka dituduh sebagai penghalang kemajuan dan lain sebagainya

2. Menyeru mungkar dan melarang ma’ruf

Allah SWT berfirman “Orang munafik laki-laki dan orang munafik perempuan sebagian dengan sebagian yang lainya adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang membuat kebajikan, mereka menggenggam tanyan (bakhil) mereka lupa akan Allah SWT oleh yang demikian itu Allah melupakan mereka pula, sesunguhnya orang-orang munafik itulah orang yang fasik “. Q.S. At Taibah 67

3. keras kepala, bangga atas dosa

Allah SWT berfirman “Apabila dikatakan kepadanya “Takutlah kepada Allah”, Kesombongan menjadikan dia berbuat dosa. Maka cukuplah api neraka untuk balasanya dan adalah api neraka itu seburuk-buruk tempat tinggal”. Q.S Al Baqoroh 206

Orang munafik sangat sukar untuk diberi keinsafan mereka rela mati demi mempertahankan kebathilan yang mereka sembunyikan, sejarah telah menceritakan bagaiman Abdullah bin Ubai bin Salul telah terperangkap beberapa kali dalam lubang yang digalinya sendiri tetapi tetap saja tidak insaf dan selurh umurnya dipergunakan untuk menentang islam.

4. Membantu kekafiran dan khianat akan keimanan

Allah SWT berfirman “Kabarkan kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapatkan siksasan yang pedih yaitu mereka yang mengambil orang-orang kafir menjadai teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin, apakah mereka mencari kekuatan disisi orang kafir itu?, yaitu orang-orang yang menunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin), maka jika terjadi bagimu akan kemenangan dari Allah, mereka berkata “Bukankah kami turut berperang beserta kamu?, dan jika orang-orang kafir mendapat keuntungan (kemenangan) mereka mengatakan “Bukankah kami turut memenangkan kemenangan dan membela kamu dari pada orang-orang mukmin?, maka Allah akan memberi keputusan diantara kamu dihari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman”. Q.S. An Nisa’ 138-141

5. Penipu, riak dan malas

Allah SWT berfirman “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka jika mereka berdiri mengerjakan sholat mereka berdiri dengan malas serta riak (ingin dipuji) kepada manusia. Tiadalah mereka itu mengintai Allah kecuali sedikit , mereka itu didalam keraguan antar kafir dengan iman”. Q.S. An Nisa’ 142-143

6, Pengumbar sumpah

Allah SWT berfirman “Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai lalu mereka menghalangi manusia dari jalan Allah sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka lakukan”. Q.S. Al Munafikun 2.

Wallahu A’lam